16

24 7 0
                                    

"Than lu inget balkon apart gue gak? kalo gw terjun nyangkut pa langsung mati ya?" ucapku sambil berdiri di Balkon
"Hani!" teriak Than.

BRUKKKKKKKKKKK









AUTHOR POV

"Hallo, Hani! Woy suara jatuh apaan itu! Hani, Gw gak suka becanda!" teriak Than dari telfon.
"Han, Please! Jawab gw, nanti gw bakal ngasih seluruh tabungan gw buat lu ke Korea, Han!" 


Than mematika telfon dan jantungnya sangat berdebar. Keringat sudah membasahi pelipisnya. Dia mencoba menenangkan pikirannya dari pikiran negatif.

"Than? You okay?" tanya Yuta, teman sekamar Than.
"No!" lirih Than.

Than berusaha nelfon Stevan, Stevi, dan Lala. Yuta cuman bisa duduk, dan menahan kantuk. Di Indonesia mungkin ini jam setengah 1 pagi, tapi di Jepang ini jam setengah 3, jam pulas-pulasnya Nakamoto Yuta. Than sudah menggeram frustasi, dan mengacak-acak rambut nya.

"Than! What happened?" Tanya Yuta.
"Does nothing, go to sleep Yuta" lirih Than dengan mata menahan tangis.
"What's this about Hani? Your ex-Girlfreind?" Tanya Yuta sambil duduk di dekat Than.
"I'm sorry i came here. If Hani get hurt, i don't have the face to look at him again" miris Than.

VVS my diamonds, I don't need no light to shine
Iced out both my wrists, now I can barely see the time
I just made a million and I'm still not satisfied
'Cause I need a bag on the regular
I spend a bag on the regular  (Suara nada dering telfon Than)

"Than! Your Phone!" Yuta antusias.
"Ah? Hallo? Stevan! Ada kejadian apa di apart?" Than dengan panik.
"Lu kenapa sih? Gila, lu! Gw ngantuk." Stevan.
"Han-hani gimana?"Than tambah panik.
"Lu gila sumpah. Nelfon gw jam segini cuman buat nanya random gitu" Stevan.
"Gu gak bercanda, bang! Hani gimana! Dia tadi ngomong serem" Suara Than bergetar.
"Ngomong apaan sih!" suara Stevan menjadi ikut panik.
"Lihat balkon dia dari balkon, lu! Pastiin dia gak dibalkon" Than nahan tangis, dia sayang banget sama Hani.
"Th-Than! Lu kalo sampe nge-prank. Sampe Indo lu gw hajar abis-abisan" Stevan.
"Gw gak bercanda! Bisa gak sih cepetan. Gw takut setengah mati, Anj**g!" emosi Than.
"Ok nanti gw telfon lagi." Stevan lirih.

Than udah kalap, dia banting HP nya ke kasur dan ngacak rambutnya frustsi.  Sementara itu Stevan langsung keluar dari kamarnya dan jalan ke balkon apartemennya. Dia udah lari-lari gitu, udah panik banget. Dan berharap semua cuman prank. Dia buka pintu dan lihat Hani udah terkapar di lantai balkon.

"Apaan sih? jam segini lu udah ribet" ucap Stevi yang keluar dari kamar.
"Hani! Woy!" teriak Stevan dari balkon, memastikan hani hanya tidur.
"Woy gila! Dimarahin tetangga lu jam segini ribet." bentak Stevi.

Stevan langsung keluar, dan buru-buru ke apart Hani, untung dia tahu passwordnya. Stevi cuman ngikut di belakangnya aja sambil diem.

"Hani! Han, jangan rebahan disini" teriak Stevan sambil megang bahu Hani.
"Heh dia pingsan goblok!" Stevi sambil mendekat ke arah Stevan dan Hani yang ada di balkon.

Stevan langsung gendong Hani, dan ditidurin di sofa depan TV. Stevi cuman natap Hani sebentar, dan kembali ke apartemen buat ngambil minyak kayu putih. Habis itu di balik ke apartemen Hani.

"Minggir! Gw mantan PMR!" ucap Hani sambil dorong Stevan mundur.
"Lu kenapa sih ngambek sama Hani?" tanya Stevan lembut.
"Apa?! mau nyalahin gw? iya?!" Bentak Stevi sambil memberi Hani minyak kayu putih di pelipis, dan membiarkan Hani mencium aroma minyak dihidungnya.
"Bukan, Stevi. Iya-iya gw diem" Halus Stevan.
"Nih bocah ngrepotin banget sih, gak melek-melek" Gumam Stevi yang sejujurnya cukup khawatir.
"Euh? a-aduh" lirih Hani.
"Han, bangun han!" lirih Stevan.
"Gak usah lebay, dia cuma pingsan gak mati. Gw balik dulu!" ujar Stevi.
"Kalo punya masalah sama gw selesaiin baik-baik, gak kek bocah" Sinis Hani  dengan lemah.
"Lu tuh!" geram Stevi sambil menunjuk muka Hani yang terbarin lemah di Sofa.
"Apa bedanya lu sama Lyn?" sinis Hani tajam.
"Dibaikin malah nglunjak, lu!" Stevi sambil mencengkram kerah Hani.
"Hani! Stevi! Udah!" Geram Stevan yang dari tadi.
"Haha! Keluar dari apart gue!" Teriak Hani, dan Stevi langsung keluar sedangkan Stevan tetp duduk di sofa yang ditiduri Hani, tepat disamping kaki Hani.Dan Hani cuman diem aja.





























WHEN I HAPPY?

Vote And Coment

When I happy? (TAMAT)On viuen les histories. Descobreix ara