42

1.5K 301 92
                                    

2000+ words, beware of typos!
ada sedikit drama di akhir :')
enjoy~











Semenjak Ayah nolak Haechan secara terang-terangan itu, gue gak pernah keluar dari rumah. Lagian gak punya alasan juga, kan urusan kuliah gue udah selesai. Konsul rencana KRS juga udah kelar. Jadi.. ya, gue membusuk di rumah.

Ayah masih di rumah juga semingguan ini, dan to be honest, mungkin ini salah tapi gue bener-bener males.

Bukan cuma perkara Haechan itu yanh bikin gue gak mood ketemu Ayah, tapi juga hal lain yang sulit banget buat gue jelasin.

Hari-hari gue habisin di kamar —thanks to wi-fi jadi gue selalu ada temen. Drama, reality show, konten receh di Youtube dan Instagram —kayaknya gue udah gue tontonin semua saking gabutnya.

Gimana kabarnya Haechan? Baik, dia baik —gue kira.

Dia masih lancar ngontak gue, kok. Tapi cuma sebates teks doang. Setiap dia phone atau video call, pasti gue reject. Bukan bermaksud semakin bikin dia down, tapi gue harap dia juga paham kalo gue di sini gak kalah berantakan.

Gue gak bisa ngomong langsung sama dia —gue takut kalo gue kelepasan dan nangis. Lo juga tau kalo gue orangnya cengeng. Dan itu hal yang berusaha gue hindarin.

Jangan ada sedih-sedihan buat sementara ini. Gue gak mau bikin Haechan kepikiran.

Tapi di chat pun dia tetep ribut, kayak,

"Kak ayo ketemu :("

"Kak Sunny aku kangennnnnnnn"

"Kakkkkkkk :((((("

"Main hayuuuuu aku jemput ya???"

Seolah gak pernah terjadi apa-apa. Dan lo tau gak sih, dia begitu tuh malah gue merasa jahat banget, karena yang gue bilang cuma, "Nanti ya Haechan :)"

Nanti —gak tau kapan. Gue kayak gak sanggup buat ketemu sama dia lagi.

Gue nutup laptop gue dan gue tinggal naik ke kasur. By the way, dua hari ini gue ngalong —begadang malem dan pagi sampe sore tidur. Ini udah jam 10, time to bed~

Tapi baru aja gue mau merem, pintu kamar gue diketuk.

"Sun?"

"Masuk, Kak!" kata gue.

Kak Jungwoo ngebuka pintu kamar gue yang gak terkunci, dia langsung masuk, duduk di tepian ranjang setelah naruh sepiring mie instan di atas nakas.

"Lo gak pernah sarapan, deh, gue inget-inget. Gak pernah keluar juga, lo sakit?" katanya sambil nyentuh jidat gue.

"Enggak. Lagian gue keluar kok, lo aja gak liat."

Kak Jungwoo menghela nafas. "Ayah mau balik ke Surabaya, tuh. Lo gak pengen nganter apa?"

"Enggak."

"Ada apa, sih?"

"Nggak ada apa-apa."

"Halah. Kapan hari gue di-chat Bang Taeyong juga, katanya malem-malem digangguin Haechan mulu," kata Kak Jungwoo lagi.

"Lah, terus kenapa lo bilang ke gue?"

"Masa gue mau bilang ke Ayah?"

Gue berdecak. "Cari mati, hah?"

"Tuh, kan. Pasti lo berdua kenapa-kenapa. Ngaku gak?"

"Enggak, ish!"

"Sunny, Jungwoo."

[1] Ineffable ✔On viuen les histories. Descobreix ara