" Pengen aja ".

" Udah sarapan? " Aku menggeleng.

" Kenapa? ".

" Pengen aja ".

" Udah ngerjain tugas? " Aku menggeleng lagi.

" Why? ".

" Because i want ".

" Emmm " Rahma bergumam.

" Kenapa? ".

" Bingung mau tanya apa lagi kamu jawabnya itu-itu aja ".

" Gausah tanya udah yok udah mau sampe sekolah " Sambil menarik tangan Rahma.

" Inget yaaa Arda kata-kata harus dijaga jangan sampe keceplosan " Ingat Rahma.

" Iya-iya gue faham kok " Kataku sambil memasuki gerbang sekolah.

Banyak siswa/i yang berangkat beramai-ramai bahkan ada yang sendiri. Ada diantara mereka yang menaiki sepeda sendiri dan ada juga yang berboncengan.

Sekolah ku memegang teguh pada aturan dan juga para perilaku siswa. Meski begitu sekolah ku termaksud sekolah yang banyak di idamkan banyak orang.

" Ardaaa " Teriakan kencang yang sudah pasti tidak salah lagi.

" An**r Ma gue kena lagi ini aduh ayo Ma kabur " Ya suara teriakan tadi adalah guru BK yang biasa menghukum siswa/i yang melanggar aturan.

Aku menarik tangan Rahma sambil berlari kencang.

" Arda awas saja kamu ya, kembali atau ibu hukum dengan hukuman yang lebih berat dari biasanya " Teriakan guru BK dengan badan gemuk dan wajah galaknya. Namanya Bu Fitri Carlin, dia salah satu guru killer di sekolah ku.

***

" Hosh....hosh.... " Capeknya.

" Kamu si lari-lari tahu gitu kan kamu terima saja hukuman dari Ibu Fitri jadi tidak perlu repot-repot untuk berlari " Protes Rahma.

" Buju buset ini anak mau gue nyerahi diri gitu gue kan tadi ga sengaja ngomong ga formal " Batinku.

Aku tersenyum " Kamu tahu kan ibu aku bagaimana dan kamu tahu apa yang akan terjadi kepadaku jika ibuku tahu aku terkena hukuman lagi? ".

" Haishh... Sudahlah ayo kita masuk kelas " Aku tak menjawab hanya mengikuti Rahma yang berjalan lebih dulu memasuki ruang kelas.

" Selamat pagi Rahma ".

" Pagi Rahma ".

" Pagi semua ".

" Pagi Arda " Aku hanya tersenyum.

" Pagi Rahma ".

" Pagi ".

Rutinitas di sekolah ku setiap masuk ke ruang kelas kami harus saling menyapa satu sama lain. Dan harus dilakukan jika tidak kami akan dikenakan denda. Bisa dibilang ini adalah salah satu aturan di sekolah ku.

" Krekkkk " Aku menarik bangku tempat duduk ku dan menidurkan kepalaku diatas meja.

" Arda.... Arda " Aku mengangkat kepalaku dengan malas dan menoleh kebelakang dimana Rahma duduk.

Aku dan Rahma tidak duduk bersama karena ciri khas sekolah kami. Para siswa diberikan tempat duduk satu full dimana dua meja dijadikan satu dan satu kursi panjang. Jadi satu kelas hanya berisikan 16-20 siswa/i.

Sweet CornerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang