1. Bertemu Kamu

24 2 0
                                    

Happy Reading!!
Typo bertebaran

*****

Hari pertama magang di rumah sakit terbesar, Claudiya sudah dari pagi sekali mempersiapkan semua. Mulai dari mempersiapkan diri, penampilan, dan lainnya. Dia tidak ingin hari pertamanya jadi berantakan.

"Cla, cepat turun! Nanti kamu bisa terlambat," teriak Mamanya di bawah. Claudiya yang mendengar teriakan Mamanya langsung bergegas turun.

"Pagi Ma, Pa," sapa Claudiya kepada kedua orang tuanya.

"Ayo, cepat sarapan! Nanti kamu terlambat," Mama Claudia mengambilkan sarapannya.

"Iya, Ma."

"Kamu bareng sama Papa saja dulu," kali ini Papanya yang berbicara.

"Nanti malah Papa yang telat, karena harus mutar mengantarkan Cla terlebih dahulu. Biar Cla naik motor saja."

"Ya, sudah. Kamu harus hati-hati ya."

"Iya, Papaku sayang."

Setelah menyelesaikan sarapannya, Claudiya langsung mengeluarkan motornya dari garasi dan pergi ke rumah sakit.

Di rumah sakit Claudiya langsung memperkenalkan dirinya kepada teman-temannya. Saat ini Claudiya mempunyai banyak teman baru.

Sesuai kemampuan Claudiya, dia saat ini menjadi Dokter Ahli Bedah Syaraf. Dia ditemaptkan menjadi asisten seorang dokter muda yang bernama Bram Anugraha. Bram dikenal sangat tegas, saat berkerja di ruang operasi dan dia orangnya sangat ramah dan murah senyum. Tapi, itu ditunjukannya saat di luar ruang operasi.

Menurut teman-teman Claudiya, dia sangat beruntung dipasangkan dengan dokter Bram saat operasi. Claudiya hanya tersenyum saja mendengar komentar teman-temannyabperihal itu. Karena saat ini Claudiya belum bertemu dengan Dokter Bram. Karena kabar beredar, dia lagi ada urusan di luar. Siang nanti Claudiya baru bisa bertemu dengan dirinya.

*****

Claudiya sudah bertemu dengan dengan Bram di ruangan operasi. Claudiya, berfikir apa yang dikatakan teman-temannya tadi benar adanya. Dokter Bram, benar sangan propesional dan tegas saat di ruang operasi.

Claudiya juga sangat kagum dengan kecepatan tangan Bram. Meski, rasa kagumnya hanya bisa disimpan dalam hati saat ini.

Saat Claudiya memikirkan tentang itu, tiba-tiba ada yang memanggil namanya. Claudiya membalikan badannya, Claudiya sangat tidak percaya siapa yang memanggilnya. Ternyata itu, Dokter Bram yang memanggilnya.

"I... iiya... Dok," Claudiya sampai gugup begitu.

"Ikut saya!" perintahnya tegas. Claudiya yang mendengar itu langsung mengikuti langkah Bram.

"Silakan duduk!" perintah Bram lagi kepada Claudiya. Claudiya hanya mengikuti perintah Bram.

"Kamu kan dokter magang baru itu?"

"Iya Dok," jawab Claudiya pelan.

"Saya harap kamu bisa berkerja sama dengan baik denganku, saat kita berada di ruang operasi."

"Iya Dok," jawab Claudiya lagi.

"Ya, sudah kamu bisa keluar," Claudiya yang sudah mendapat ijin keluar langsung Keluar dari ruangan Bram. Setelah Claudiya menutup pintu ruangan Bram, Claudiya langsung menarik nafas dalam-dalam.

"Kenapa ini terasa menyesakkan, jantung berdebar tak menentu. Astaga, apa yang kamu fikirkan Cla," ungkap Claudiya dalam hatinya.
Claudiya meninggalkan ruanga Bram, setelah dia berasa tenang dengan jantungnya.

Tidak jauh berbeda dengan Bram, Bram juga merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Meski Bram telah menepis rasa yang dia rasanya dengan cepat.

*****

ClaudyaWhere stories live. Discover now