6. JANTUNG ANEH

978 48 0
                                    

"CHELSEA....DICARIIN FAHREN TUHH," Panggil Bunda dari bawah sana yang membuat Chelsea membantingkan smartphone yang ia mainkan ke atas kasur.

Mampus! Chelsea lupa akan perjanjian yang ia buat dengan Fahren kemaren. Ia segera berlari menuruni anak tangga, dan sampai pada ruang tamu. Ia mendapati dosen menyebalkan itu sedang mengobrol ria dengan Bunda.

"Pak, kok nggak bilang bilang mau dateng sih?!" Seru Chelsea dengan napas memburu sehabis berlari. "Gimana saya bilang? Saya nggak punya kontak kamu," jawab Fahren membuat Chelsea menghela napas.

Entah siapa yang mesti disalahkan. Kan bisa saja dosen itu minta ke abang. Atau mungkin ke mahasiswa lain, gitu aja susah. Dasar.

"Udah, jangan debat kayak kemaren. Bunda pusing, mending langsung aja kalian belajarnya," lerai Bunda sambil menutup kupingnya dengan tangan serta matanya. "Bunda tau?"

"Tadi Fahren udah cerita. Baguslah kalo ada yang ngajarin kamu, gratis lagi," Ya memang tawaran Fahren kemaren sunggulah aneh. Chelsea kira dosen menyebalkan satu ini akan menyuruhnya menjadi asisten pribadinya selamanya.
Tapi yang ia minta malah yang menyusahkan dirinya. Aneh memang.

"Iya iya, apapun yang bunda mau. Sekarang pak Fahren mau belajarnya dimana? Disini? Di meja makan? Atau dikamar saya?" Tanya Chelsea. Fahren sedikit berpikir, hendak menjawab namun di dahului oleh sang Bunda.

"Di kamar Chelsea aja ya. Ada temen Bunda mau kesini, sambil ikut makan siang," Ujar Bunda yang diangguki oleh Chelsea. "Kalo gitu cuss keatas," ajak Chelsea lalu berlalu menaiki anak tangga menuju kamarnya, yang diikuti oleh Fahren dari belakang.

Saat membuka pintu yang pertama kali dilihat Fahren adalah kamar yang berantakan. Sekali lagi mampus! Chelsea lupa membersihkan kamarnya.

"Hehe," Chelsea hanya membalas dengan cengiran khasnya saat Fahren menatapnya dengan intens. Seolah bertanya, kenapa bisa berantakan seperti ini.

"Bersihkan sekarang," suruh Fahren. Chelsea hanya bisa mendengus kesal, iya, dia tau ini salahnya, tapi tetap saja, ia malas. Salahkan malasnya jangan Chelsea nya.

Setelah cukup lama membersihkan kamarnya itu, mereka berdua memulai proses belajar mengajar mereka.

Tak terasa, fajar sudah berada di ufuk barat, hendak meninggalkan langit menuju ke belahan bumi lain. "Pak udah sore lohh. Gamau pulang?" Tanya Chelsea.

Fahren menatap ke arah Chelsea yang sedang menikmati sunset di jendela kamarnya. Sinar mentari senja yang menyinari kulitnya, membuat keanggunan Chelsea seolah terpancar. Yang membuat Fahren betah melihatnya lama lama.

"Pak?" Suara Chelsea itu mampu menyadarkan Fahren dari lamunan hangatnya. Ditambah lagi wajah Chelsea yang dekat dengan wajah Fahren membuat sesuatu di dada Fahren berdesir.

"Pak? Ga pulang?" Ucapan Chelsea itu lagi membuat Fahren tersadar dan mencoba bernapas dengan benar, karena dari tadi rasanya ia tidak bernapas dengan teratur.

"Sebentar saya kasih kamu tugas rumah dulu," ujar Fahren yang membuat Chelsea menampilkan wajah cemberut begitu saja. Fahren yang melihatnya hanya terkekeh, menampilkan senyum manis. Yang membuat sesuatu di dada Chelsea memompa darah sangat cepat, juga.

"Nih... saya balik dulu, lusa saya ajari kamu lagi," ucap Fahren sambil berdiri merapikkan jaketnya, lalu menuju keluar. Karena memang pintunya tidak di tutup ataupun dikunci sedari tadi, ga baik berduaan di kamar dengan pintu terkunci, katanya.

"Oke"

Chelsea juga ikut turun. Hendak mengantarkan Fahren keluar. Mereka sudah sampai didepan gerbang rumah. Dosen menyebalkan itu sudah pergi menggunakan mobil.

Saat hendak menutup pagar, Chelsea melihat ke arah depan, tepat di belakang pohon mangga di seberang rumahnya, seseorang tengah mengawasinya. Ditatapnya lamat lamat, seseorang itu. Hingga Chelsea menyadari.

"Kel-vin"

###
Tbc🍈

Mr. Cold [END]Where stories live. Discover now