2. ABANG GALAK

1.5K 66 0
                                    

Happy reading🍈

###

Belum sempat berlari, topi hoodienya terlebih dulu dipegang oleh Fahren. Fahren masih kesakitan, pukulan yang Chelsea layangkan sungguh kuat.

"Mau kemana huh?" Tanya Fahren menahan kesal. Sementara Chelsea hanya nyengir dan mengangkat satu tangan, melakukan perdamaian.

"Awas saja kalau ini cedera berat, saya minta uang kompensasi!" Titah nya pada Chelsea yang membuat gadis itu merenggut, "Tunggu. tunggu. kenapa saya yang harus bayar?! Kan bapak sendiri yang bikin saya kesel sampai pengen mukul!"

"Tapi pukulan kamu itu mengenai hidung saya!"

"Salah bapak sendiri!"

"Kenapa saya yang salah?! Kamu yang Salah!"

"Hehhh,,, siapa suruh bapak buka pintu saat saya mau mukul?! Gak gak, pokoknya ini salah bapak, titik!" Bela Chelsea.

"Kamu yang salah!"

"Bapak."

"Kamu."

"Bapak."

Perdebatan yang mereka buat menimbulkan keributan sehingga menyebabkan beberapa karyawan menatap mereka, bahkan ada yang merekamnya.

Andra dan Sarasㅡpacar Andraㅡ yang baru saja memasuki kantor, menyadari hal tersebut lalu berlari menuju asal kericuhan.

Disana Chelsea dan Fahren masih saja berdebat dengan saling menunjuk satu sama lain.

"Kamu."

"Bapak."

"Nggakkkkkk, kamu yang salah!"

"Bapaaakkkkkk yang salah!!!!!"

"OII!" teriakan dari Andra mampu membuat kedua insan tersebut menengok ke arah asal suara.

"Kalian bubar! Balik ke pekerjaan!" Perintah Andra pada karyawan yang sejak tadi menonton perdebatan sengit itu.

"Chelsea, Fahren, ikut Abang ke Ruangan Abang," titah Andra. "Kamu juga Ras," ajaknya pada Saras. Mereka mengikuti Andra keruangan tempatnya bekerja.

Andra didepan, sedangkan Saras dibelakang Andra, dan kedua insan pembuat keramaian itu berada di paling belakang.

"Awas ya pak, kalo saya dimarahin Bang Andra, bapak yang kena getahnya!" Bisik Chelsea penuh penekanan.

"Kamu yang salah, kamu yang tanggung jawab! Saya nggak salah sama sekali," balas Fahren dengan bisikannya juga, yang sama sama penuh penekanan.

"Bapak yang salah!"

"Kamu."

Cringg...
Andra menatap tajam kedua insan yg berdebat itu. Mungkin jika mereka ada di komik atau serial anime, tatapan itu akan memunculkan sinar terang yang menyilaukan.

"Kita udah sampai," ujar Andra, setelah mereka sampai pada sebuah ruangan yang luas. Disamping terdapat meja kerja yang pasti itu untuk Andra sendiri karena terpampang jelas namanya disana 'Andra Aditya Usman'.

"Abang mau kamu ngerjain ini, sebagai latihan pertama kamu jadi manajer di perusahaan ini," suruh Andra sambil memberikan secarik kertas kepada Chelsea yang sedang duduk bersama Fahren di sebuah sofa yang ada di sana.

"Siap bang," ujar Chelsea sambil memberikan hormat layaknya seorang tentara. Chelsea kemudian membacanya, lalu terdiam sejenak dan menatap abangnya yang kini sudah memangku laptop disamping dan fokus mengerjakan sesuatu.

Jika bertanya Saras, wanita itu juga sedang memangku laptopㅡbekerja sebagai dosen di universitas Chelseaㅡ, lalu terjadilah kejadian dimana Andra yang marah marah kecil. "Jangan taruh laptop disini, nanti nggak bisa punya anak gimana? Aku nggak mau," Chelsea dan Fahren hanya diam, seperti sebuah obat nyamuk.

Chelsea meneguk ludahnya kasar. Kenapa harus latihan yang diberikan seperti ini? Kenapa mesti matematika sih? Mana trigonometri lagi. Memang sih pelajaran SMA tapi kan Chelsea tidak bisa. Ia hanya ingin dijadikan manager kenapa seperti ia ingin dijadikan seorang direktur keuangan.

Apa abangnya ini salah ngasih soal? Atau karena abang marah dengan dirinya? Cih, semuanya salah si dosen sialan itu.

"Mau saya bantu?"

"Eh?!"

###
Tbc🍈

Mr. Cold [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang