06. Mad

2.2K 239 74
                                    

Berhubung ujian masuk universitas sebentar lagi, Raerin tidak ingin menyia-nyiakan waktu luangnya hanya dengan bermalas-malasan. Raerin sibuk latihan banyak soal dan fokus belajar belakangan ini. Terkadang bila mulai suntuk, ia menyalakan lagu favoritnya untuk menemaninya belajar.

Mengurung diri di kamar semalaman membuat gadis itu mengabaikan apapun. Raerin bahkan tidak tahu jika Taehyung baru saja pulang dari kantornya saat tengah malam. Raerin masih berkonsentrasi pada buku-buku di depannya. Hingga pada akhirnya gadis itu mengantuk dan tertidur setengah jam berikutnya.

Subuh-subuh Raerin terbangun dengan rasa pegal di lehernya akibat tertidur dengan posisi duduk dan kepala yang ia sandarkan di atas lipatan tangannya di meja. Gadis itu bergegas menuju dapur karena ingin menyegarkan tenggorokannya yang kering dengan segelas air. Saat Raerin melewati ruang tengah, ia menemukan Taehyung terbaring pulas di atas sofa masih dengan pakaian kerjanya. Bahkan beberapa file tercecer di atas meja dengan sebuah laptop yang masih menyala.

Raerin menghela napas lalu menyelimuti Taehyung dengan selimut yang ia ambil di kamar. Gadis itu heran, kenapa Taehyung suka sekali tidur di atas sofa. Padahal di rumah ini masih tersisa dua kamar kosong. Raerin memutuskan untuk merapikan lembaran file di atas meja dan mematikan laptop.

Alarm ponsel milik Taehyung yang berada di meja mengagetkan gadis itu. Raerin pun mematikan alarm tersebut agar Taehyung tidak terganggu. Lalu ia kembali ke dapur, memasak air untuk membuat dua cangkir susu.

Tanpa Raerin sadari, Taehyung menggeliat di atas sofa, terbangun seraya menyentuh pelipisnya.

“Apa kau mematikan alarm ponselku?” Suara berat pria itu membuat Raerin mengangkat wajahnya.

“Iya, aku matikan. Aku takut itu akan menganggu tidurmu.” Jawabnya seraya membawa nampan yang berisi dua cangkir susu.

Taehyung berdecak. “Seharusnya kau bangunkan aku.”

Pria itu memungut file miliknya di atas meja, menyambar kunci mobil, setelah itu pergi kembali tanpa berpamitan.

Raerin meletakkan nampan di atas meja dengan hembusan napas berat. Sedikit kecewa dengan sikap Taehyung. Bekerja membuat pria itu stres bukan? Mengapa pria itu terlalu memporsi dirinya di perusahaan?

Sebagai kepala perusahaan, seharusnya pria itu bisa mengatur kerja dan memberikan perintah kepada karyawannya dengan baik, sehingga dia punya cukup waktu istirahat dan hari libur. Terlebih Raerin mengkhawatirkan kondisi lelah tubuh Taehyung.

Ketika siang hari menjelang, Raerin berniat pergi ke perusahaan Taehyung. Membawakan makan siang untuk pria itu dan menanyakan kabarnya karena pagi tadi tidak sempat berbincang. Untungnya Raerin memiliki kesempatan masuk ke perusahaan karena karyawan bagian resepsionis sudah mengenalnya, tidak seperti waktu itu. Raerin juga mempunyai akses masuk ke ruangan Taehyung berkat Hana.

Ruangan yang dulu pernah disinggahi Raerin tidak berubah. Gadis itu meletakkan tas berisi bekal makan siang di atas meja kemudian duduk di atas sofa.

Sekitar dua jam pria itu tak kunjung datang. Raerin keluar ruangan, bertanya pada Hana untuk memastikan apakah ia bisa menemui Taehyung. Wajah Hana tidak begitu yakin, dia juga tidak tahu apakah rapat selesai dengan cepat atau tidak. Karena lelah menunggu, Raerin pun terpaksa menitipkan salamnya untuk Taehyung melalui Hana. Gadis itu harus pergi ke kafe sekarang. Pasti Yeri kerepotan menjaga kafe seorang diri. Dan, semoga saja kafe belum ramai pengunjung.

Biasanya kafe memang jauh lebih ramai dari sore ke malam. Begitu tiba di kafe, Raerin segera menghampiri Yeri dan memakai apron di tubuhnya. Sobatnya itu sedang sibuk membaca chat di ponselnya.

“Ada info apa?”

Seperti ada sesuatu hal penting, Raerin menaikkan kedua alisnya. Menunggu jawaban Yeri.

Diabolic || Kth 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang