03. Busy

2.6K 265 71
                                    

“Ya ampun, Raerin-ah. Maaf tanganku licin.” Ujar Yeri dengan nada panik yang dibuat-buat.

Raerin pun melongo dengan ide gila yang baru saja Yeri lakukan. Refleks Raerin bangkit dari kursinya dan mencoba mengibaskan bajunya yang basah. Semua anak bangtan termasuk Taehyung kini melihat ke arahnya.

“Aduh, bagaimana ini? Bajumu jadi basah Raerin-ah.” Ujar Yeri masih dengan nada panik. “Tenang saja. Setelah ini Taehyung sunbae akan mengantarmu pulang.” Bisik Yeri di telinga Raerin.

Ugh. Jadi ini tujuan Yeri. Raerin tidak menyangka sobat tengilnya itu sangat cerdik.

Mata Raerin kini melirik ke arah Taehyung. Mereka bertatapan sesaat, sebelum akhirnya Taehyung bangkit dan menghampirinya. Pria itu melepas jas hitamnya kemudian memasangkannya di tubuh Raerin.

“Aku akan mengantarmu pulang.”

Gotcha!

“Hana-ya, kau silakan makan dulu sebelum pulang.” Kata Taehyung kepada Hana, sekretaris perusahannya.

“Hmm.. aku pulang sekarang saja.”

“Kalau begitu mau ikut pulang denganku dan Raerin.” Tawar pria itu membuat Raerin menahan kesal.

“Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri.” Balas Hana.

Hana pun pamit lebih dulu dan pergi. Raerin pun memutuskan untuk pamit undur diri karena tidak bisa menghabiskan acara pesta bulgogi dengan yang lain. Raerin menyusul Taehyung yang sudah menunggunya di mobil.

Gadis itu membuka pintu mobil lalu duduk, juga tak lupa memasang seatbelt.

“Hari ini jadwalmu sangat padat ya.” Kata Raerin memulai pembicaraan.

Taehyung mengangguk. “Aku ada rapat dan pertemuan dengan klien.”

“Jadi begitu. Oh ya, hari ini aku mengerjakan ujian sekolah dengan lancar. Setelah itu aku berniat untuk masuk universitasmu, Taehyung-ah.”

Satu tangan Taehyung menggapai puncak kepala gadis itu, lalu mengusapnya dengan lembut. “Akan ku tunggu sampai kau berhasil.”

Raerin mengulum senyum mendapat perlakuan dari Taehyung. Gadis itu sangat senang karena sikap Taehyung tidak sedingin seperti ketika mereka pertama kali bertemu. Meski Taehyung adalah saudara tirinya, mereka sama sekali tidak sedarah. Saat Raerin kecil, dia sudah ditinggalkan ayahnya mati. Lalu ibunya Raerin menikah dengan ayahnya Taehyung yang ternyata adalah seorang duda. Saat itulah Raerin kecil bertemu dengan Taehyung yang notabene anaknya kasar dan ingin menang sendiri.

Raerin tak menyangka perasaan bencinya pada pria itu sebenarnya adalah perasaan sayangnya sebagai seorang wanita, bukan sebagai seorang adik. Gadis itu menyukai Taehyung, sama seperti Taehyung yang juga menyukainya.

Lima belas menit berikutnya, mobil Taehyung tiba di depan sebuah rumah. Raerin segera membuka pintu mobil dan keluar, disusul Taehyung di belakangnya.

“Masuklah.”

“Kau tidak?” tanya Raerin.

“Aku harus kembali ke perusahaan. Ada beberapa file yang masih harus aku tandatangani.” Taehyung mengusap puncak kepala gadis itu. “Kau beristirahatlah.”

Raerin menatap manik mata Taehyung, bibirnya melengkung tipis. Ketika Taehyung berbalik dan mulai beranjak pergi, gadis itu memeluk Taehyung dari belakang.

Senyum Taehyung mengembang begitu melihat tangan Raerin melingkar di pinggangnya.

“Taehyung-ah, gomawo.” Gumam gadis itu. Entah sejak kapan Raerin tidak memanggil pria itu dengan sebutan 'oppa'. Mungkin sejak beberapa bulan yang lalu. Raerin lebih suka menyebut nama Taehyung tanpa embel-embel 'oppa'. “Terima kasih karena sudah kembali.” Sambungnya lagi.

Raerin senang karena kini Taehyung berada di sisinya ketika gadis itu tidak memiliki siapa-siapa. Ketika ibu gadis itu sudah tiada, pada akhirnya Taehyung kembali.

Taehyung membalikkan tubuhnya kemudian memeluk Raerin. “Aku jadi tak ingin pergi. Apa aku di rumah saja dan memelukmu semalaman?”

Raerin mendongakkan wajahnya untuk menatap Taehyung. “Lalu bagaimana dengan pekerjaanmu yang harus kau selesaikan?”

Taehyung berpikir sesaat seraya menggigit bibirnya. “Hhmm.. itu bisa kuurus nanti.” Pria itu lantas melepaskan pelukannya dan memandang Raerin dengan cengiran. Taehyung dengan jahil meniup wajah Raerin lalu melesat ke dalam rumah, meninggalkan Raerin yang menatapnya setengah tak percaya.

Ya! Taehyung-ah, tunggu.”



“Raerin-ah, kemarilah. Ayo foto bersama.” Ujar Yeri dari kejauhan. Hari ini adalah acara kelulusan Raerin di SMA. Banyak orang tua murid yang hadir. Yeri tahu kalau Raerin masih menunggu kedatangan Taehyung. Yeri menemaninya agar gadis itu tidak sendirian, juga mengajaknya berfoto dengan kedua orang tua Yeri.

“Sini aku saja yang mempotret. Kau berdirilah di sebelah kedua orang tuamu.” Ucap Raerin sembari memegang kamera milik Yeri.

“Oh, itu ada Yoongi oppa. Daebak! Jimin dan Jungkook sunbae juga datang.” Celoteh Yeri seraya melambaikan tangannya ke arah ketiga pria yang baru saja datang. Sontak Raerin menoleh.

“Selamat atas kelulusan kalian.” Itu suara Jungkook.

“Selamat ya.” Ujar Yoongi lalu memberikan sebuket bunga kepada Raerin, adik angkat kesayangannya.

“Selamat kalian berdua. Berarti sebentar lagi jadi mahasiswi dong.” Kata Jimin dengan senyuman gummy.

“Wah, terima kasih oppa-oppa tampanku.” Seloroh Yeri dengan antusias.

Raerin pun menjadi lebih ceria karena kedatangan Yoongi dan teman-temannya. Mereka akhirnya berfoto bersama. Tanpa disadari, ponsel Raerin yang ia tinggal di dalam tasnya berdering berulang-kali.

Selesai acara kelulusan, Raerin diantar Yoongi pulang ke rumah. Sebelumnya Yoongi mengajak Raerin untuk makan siang, tapi gadis itu menolak. Raerin mengatakan akan makan siang bersama Taehyung, tapi itu bohong karena nyatanya Taehyung sedang keluar kota.

Akhir-akhir ini Taehyung sangat sibuk hingga sulit dihubungi. Namun, Raerin tidak ingin jadi pengganggu dan membuang waktu Taehyung. Perusahaan yang dulu dibangun oleh ayahnya Taehyung menjadi titipan dan harus dijaga oleh Taehyung. Maka, Raerin paham mengapa Taehyung lebih sibuk mengurus perusahaan ketimbang kuliah.

Raerin juga terpaksa berbohong kepada Yoongi karena Raerin tidak ingin Yoongi menganggap Taehyung seolah tidak peduli pada dirinya.

“Kapan ujian tes masuk universitas?” tanya Yoongi sebelum Raerin keluar dari mobil miliknya.

“Sebulan lagi. Oh ya, besok aku masuk shift siang bukan?”

“Besok libur dulu saja sehari. Aku akan mengurus kafe sendiri. Aku juga sudah memberitahu Yeri kalau besok libur kerja.”

“Baiklah.” Raerin membuka pintu mobil. Akan tetapi, salah satu lengannya ditahan oleh Yoongi. Gadis itu mengangkat kedua alisnya. “Ada apa?”

“Jika terjadi sesuatu, beritahu aku.”

Raerin mengangguk kemudian keluar dari mobil.

To be continued

13 April 2020

Diabolic || Kth 2 Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu