Bab 30. Epilog

2.1K 69 21
                                    

Janganlah menangis,
Aku tak ingin di tangisi,
Jangan berlarut dalam kesedihan,
Karena aku nantinya akan merasa kesepian.

*****
Mari kita baca sambil nyanyi😂 yang tahu langunya ayo nyanyi muchi :v

Judul: Kau yang T'lah Pergi ~caffeine~

****

Kau yang t'lah pergi

Arka menangis tersedu-sedu sembari memandang wajah Azna untuk terakhir kalinya.

Kini mayat gadis berusia remaja itu sudah berada di rumahnya, banyak warga mengerumuni serta memanjatkan do'a.

Saat-saat terakhir

Bu Asih masih saja menangis, bahkan ia enggan menemui Azna untuk terakhir kalinya.

ku teringat padamu
Yang terbayang kini

Azna kini benar-benar tiada. Ia sudah kembali kepada sang pencipta.

Dalam genggaman tanganmu

Pusara yang dikerumuni manusia kini mulai pulang kerumah masing-masing, hanya tersisa Arka, Asih, dan Tarjun.

Dalam dekapan tubuhmu

Semua teman Azna tidak ada yang tahu sampai saat ini. Asih sengaja tidak menghubungi mereka. Bukannya ia tidak ingin, hanya saja itu merupakan satu amanah yang ia dapat setelah membaca surat yang berceceran di atas nakas.

Kurasakan saat-saat bersamamu

Asih mengenang kembali saat Azna dulu masih dalam dekapannya, hingga ia merengek saat meminta di belikan jajan padanya.

Gadis yang sedang tumbuh remaja ini harus kembali pulang lebih dulu darinya kepada sang pencipta.

Hanya tangis sedih

Asih meneteskan air matanya kembali, masih tidak menyangka dengan kenyataan pahit yang menimpannya sekarang.

Tak tertahankan

Arka berjongkok tepat disamping gundukkan tanah, memandang batu nisan bertuliskan Shakira Azna Mutiara.

Tetesan air mata yang jatuh

Arka mengusap batu tersebut seolah mengusap kepala gadis yang ia sayangi.

"Lo emang suka bikin gue gemeter, katanya lo mau ke undangan resepsi pernikahan gue de, kenapa lo malah pergi ninggalin gue?"

Arka mengadah, ia merasa cengeng di depan pusara Azna.

Saat engkau pergi

Mang Tarjun masih sennatiasa merangkul pundak Istrinya yang masih saja sesegukan, ia juga sama terpukulnya dengan Asih, tapi baginya menangis secara terus menerus bukanlah sebuah pilihan yang tepat.

Dalam isak tangismu
Dalam desak nafasmu

Arka menangis tergugu, ia menundukkan wajahnya. Menyembunyikan tangisannya pada dunia.

I'm Fine (END)Where stories live. Discover now