Five - Gwenchana

211 35 5
                                    

Berita pagi ini :

Seorang pemuda usia 18 tahun ditangkap polisi di kediamannya di Yongsandong, Seoul karena kasus pembunuhan. Pasalnya, pemuda bernama Kim Taehyung ini membunuh ayah kandungnya sendiri, bersama dengan seorang wanita yang diakui sebagai kakak kandungnya. Saat ini, tersangka sedang dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.

Berita siang ini :

Penyelidikan kepada tersangka Kim Taehyung-yang sudah menjadi terdakwa-terungkap siang ini, menurut penuturannya di ruang Interogasi, Kim Taehyung membunuh ayahnya sendiri karena ayahnya telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga selama dua belas tahun ini, siksaan bahkan pemerkosaan pada kakaknya kerap terjadi, ia juga mengatakan bahwa ia tidak dapat berbuat apa-apa, tidak pula bisa melapor ke polisi karena hampir setiap hari ayahnya selalu mengancam untuk membunuh mereka berdua. Oleh kasus tersebut, Kim Taehyung saat ini ditahan sampai sidang penjatuhan hukuman. Jadi, dengan berita ini, apakah Kim Taehyung patut menerima hukuman karena telah membunuh ayahnya? Oleh karena itu, mari kita jaga kerukunan rumah tangga kita dan tolak penyiksaan pada anak dibawah umur, saya Dong Hae In mengabarkan.

Berita tersebut sempat membuat geger warga Seoul, Empati terhadap Taehyung dan Se-Yeon serta marah dengan kekerasan yang sudah terjadi pada Kim Se-Yeon dan Kim Taehyung. Pro dan kontra berhamburan di kolom komentar di setiap portal berita di internet, bagi sebagian orang, mereka berpendapat bahwa Kim Taehyung dan Se-Yeon adalah korban dari kekerasan ayahnya, wajar bila Taehyung membunuh ayahnya, pasti ia sudah tidak tahan lagi, kalau ia tidak mengambil tindakan demikian, bisa saja kakaknya yang mati saat itu ditangan ayahnya yang suka menyiksa. Tetapi disisi lain, orang-orang juga kontra, menganggap bahwa pembunuhan tetaplah kejahatan, harusnya Taehyung bisa langsung menelfon kantor polisi dan ayahnya akan langsung dipenjara saat itu juga.

Hingga pada hari sidang Kim Taehyung, asosiasi perlindungan anak turut hadir untuk memberikan dukungan dan semangat bagi Kim Taehyung, Se-Yeon yang hanya bisa diam seribu bahasa di kursi penonton tidak dapat menyelamatkan adiknya dari situasi ini. Sesekali Taehyung melirik ke belakang, menangkap sosok cantik yang sangat ia cintai, tetapi saat ini ia sedang mengutuki dirinya sendiri karena tidak becus menjaga harta satu-satunya dalam hidupnya, dalam batinnya ia hanya bisa berkata "Tenanglah kakak, aku hanya sebentar, aku harus menyelesaikan resikoku, setelah itu kita akan bahagia bersama"

Sidang berlangsung dengan tegang, debat antara jaksa dan pengacara Taehyung membuat penonton bersorak-sorak, kebenaran bagi penonton akan dielukan dengan hebat, dan sanggahan-sanggahan dari jaksa akan disoraki dengan acuhan. Namun keputusan hakim yang akan dilaksanakan.

"Kasus atas tuduhan pembunuhan kepada ayah kandung yang dilakukan oleh Kim Taehyung pada tanggal 22 Juni 2015, dijatuhi hukuman penjara 3 tahun" Tok tok tok suara ketok palu menjadi keputusan bulat dan adil dari kejaksaan, semua orang bersuara, masih ada beberapa yang protes, ada pula yang menangis.

Kakaknya-Kim Se-Yeon-berlari memeluk adiknya, "Gwenchana.... Gwenchana" bisiknya dengan lembut, keduanya kini meneteskan air mata, menyadari perlu beberapa lama lagi untuk bertahan dalam masa-masa gelap ini.

"Noona.. Aku berjanji akan membuatmu bahagia setelah ini, aku berjanji noona, tolong pegang janjiku"

Se-Yeon hanya mengangguk percaya ditemani derai air mata yang sepertinya tidak akan berakhir, memikirkan bagaimana ia akan menghabiskan 3 tahun tanpa Taehyung disisinya.

"Bahkan disini lebih baik, setidaknya disini lebih baik" gumam Taehyung setelah memandangi kamar barunya yang hanya berlapis lantai semen dan pintu besi.

Tiga tahun Noona... Hanya tiga tahun...

***

Setiap hari, semenjak Taehyung masuk kedalam penjara, banyak sekali orang-orang baik yang mengirimkan makanan atau setidaknya surat cinta untuk Taehyung, dukungan dari orang-orang sekitar membuat Taehyung mengerti bahwa dirinya layak dicintai. Tak terkecuali Noonanya, selalu dan setiap hari mendatangi Taehyung, bercerita bagaimana hari-harinya, bercerita bahwa banyak juga orang baik yang datang ke rumah mereka untuk memberikan bantuan baik berupa dana, makanan, apapun yang menurut orang-orang itu baik untuk diberikan pada kakak-beradik Se-Yeon dan Taehyung. Hidup mereka terasa lebih ringan tanpa ada jeritan dimalam hari dan siksaan di siang hari.

Tiga bulan menjalani masa hukuman masih tidak terasa bagi Taehyung, namun Noonanya sudah mulai jarang mendatanginya, sudah hampir tiga minggu belakangan ini Se-Yeon tidak berkunjung seperti biasanya. Ia tentu khawatir, tetapi kekhawatirannya cukup bisa ditutupi karena Namjoon selalu memberi waktu untuk mengunjunginya beberapa kali.

Sudah beberapa minggu ini Se-Yeon merasa mual, tubuhnya terasa tidak enak badan, berulang kali ia membeli obat pengurang rasa sakit, tetapi tak kunjung sembuh juga. Selama ia sakit juga ia tidak bisa menemui Taehyung, takut kalau Taehyung khawatir dan membuatnya tidak nyaman di penjara. Sehingga ia memutuskan untuk pergi ke dokter untuk di periksa.

"Kau sendirian?" Tanya dokter dengan stetoskop yang masih menempel di bagian jantung kadang di bagian perut Se-Yeon

"iya" jawabnya spontan

"Kau ingat kapan terakhir kau datang bulan?" pertanyaan itu berhasil membuat Se-Yeon tercekat, salivanya kini sulit sekali untuk ditelan, ia tidak ingin berfikir macam-macam, tapi kalau pertanyaannya sudah begini tidak ada jawaban lain selain kehamilan.

Iya, ia mengingat dengan jelas, terakhir ia datang bulan persis 3 bulan yang lalu, nyaris masuk bulan ke empat, padahal diwaktu itu, hari dimana dia disetubuhi secara paksa oleh lelaki bejat hidung belang itu.

"Kandungan-mu sudah 3 bulan, jantung bayimu lemah sekali, kalau boleh ku tanya, apakah kau korban-?" Dokter tak melanjutkan pertanyaannya menyadari kini wanita yang sedang diperiksanya tersebut sudah menangis bahkan tanpa mengeluarkan suara, ia menekuk lututnya dan bersembunyi dalam tubuhnya sendiri, dokter segera memberi resep dan menyuruhnya pulang.

Hancur sehancur-hancurnya, hujan menghiasi dirinya yang kini tengah berjalan diiringi sendu dan tangis.

Merasa kotor, hina, dan tak layak ada didunia ini. Anak yang ada dalam perutnya ini memang tak bersalah, tapi bagaimana ia akan menghidupi anak ini seorang diri? Tanpa bapak, tanpa uang, tanpa kemampuan apapun. Mereka hanya akan jadi gelandangan dan sampah masyarakat.

Dunia terlalu neraka baginya, sehingga tak mengijinkan ia hidup dengan senyuman.

Malamnya semakin dingin, tubuhnya terus dimandikan padahal tak kotor sama sekali, tetapi ia selalu merasa kotor. Putus asa, kecewa. Ia menatapi ujung nasibnya, mengambil pisau dapur serta mengikatkan tali di ventilasi kamarnya, menyimpulkan tali itu sebesar kepalanya.

Dug!

Kursinya jatuh, badannya bergetar hebat dengan kepala sudah tergantung ditali tersebut, serta nadi yang terus mengeluarkan darah.

Kebahagiaan hanya ditakdirkan untukmu sendiri, Taehyung. Kejarlah semua mimpi yang belum pernah tergapai, kejarlah semua cinta yang belum pernah kau miliki, kau harus bahagia, dan selamanya kau harus begitu - surat terakhir Kim Se-Yeon

NB : Haaaaaiiii, gimana untuk chapter inii? Kalian udah kangen cerita ku belomm? Jangan lupa untuk voting dan comment di setiap partnya yaaa. Cuma itu yang bisa dukung dan semangatin akuuu. Borahae Yeorobun💜💜💜

30 Days Writing HappinessDove le storie prendono vita. Scoprilo ora