Two - What is a Life?

293 40 9
                                    

Enam Tahun Kemudian

Nenek Kim, 76 tahun, akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di dunia ini, tepat saat Taehyung telah bersiap masuk ke dunia pendidikan sekolah dasar. Taehyung dan kakaknya—Se-Yeon sangat merasa kehilangan neneknya, orang tua yang merawat mereka selama enam tahun ini, dan akhirnya Kim Se-Yeon beserta Kim Taehyung kembali pada asuhan ayahnya sepenuhnya.

Se-Yeon dan Taehyung tinggal di rumah nenek selama 6 tahun itu, Joe Seok setiap harinya selalu datang di pagi hari untuk sarapan serta mengantar Se-Yeon sekolah dan pulang setelah Se-Yeon pulang sekolah juga. Tidak ada perlakuan selayaknya ayah yang menyayangi anak-anaknya, atau lebih tepatnya Joe Seok hanya sebagai pengantar jemput yang diupah makanan saja dari nenek yang mengasuh Se-Yeon dan Taehyung.

Bahkan di hari kematian Nenek Kim, tidak ada pelukan hangat yang diterima Se-Yeon dan Taehyung dari ayahnya. Pria tiga puluh tahunan itu tidak meneteskan air mata sama sekali, tatapannya kosong, padahal yang ada di peti mati itu adalah mendiang ibu kandungnya sendiri.

Upacara kematian berjalan sesuai runtutannya, dan Kim bersaudara pulang dengan ayahnya—ke rumah ayahnya.

Asing.

Baunya tidak lagi semanis yang pernah Se-Yeon hirup, hawanya tak sehangat dulu. Gelap, berantakan, kumuh.

Bagi Taehyung, ini adalah sebuah goa hantu, sama sekali tidak nyaman dan terlalu asing disini.

Se-Yeon menjelajahi setiap sudut ruangan di rumahnya (dulu) tidak ada yang berubah dari penataannya, hanya saja seperti rumah yang tidak terurus lama.

"Ayah.. Sejak kapan merokok?" Tanyanya spontan melihat gunungan batangan rokok yang tersisa beberapa senti saja yang penuh di asbak yang diletakkan sembarang di meja makan.

"Bukan urusanmu, sudah sana kalian bersihkan rumah ini, aku capek, mau tidur!" ucap ayah keras dan mendorong Se-Yeon dan Taehyung agak kasar.

"Dia sudah bukan ayahku lagi" Gumam Se-Yeon dalam hati, dan bergegas membersihkan setiap sudut dan ruangan di rumah tersebut sambil menangis.

Mereka mulai membersihkan satu demi satu ruangan yang ada dirumah itu, rumahnya tidak terlalu besar, cukup untuk keluarga kecil dan sederhana, namun banyaknya sampah dan barang-barang yang berserakan membuat rumah ini sulit sekali dibersihkan. Apalagi Se-Yeon yang berusia 12 tahun dan Taehyung yang berumur 6 tahun itu yang membersihkan, tubuh mereka saja belum kuat seperti orang tua.
Cukup mengerikan saat mereka membersihkan rumah itu, banyak botol botol bekas soju, puntungan rokok, tissue tissue yang masih bertempelkan lendir putih serta bungkus-bungkus obat yang sama sekali tidak dimengerti oleh Se-Yeon dan Taehyung.

Semua yang ada dalam rumah itu Se-Yeon tidak tau, mungkin nenek juga tidak mengetahui apa yang sudah dilakukan ayah di rumah, apakah ayah masih bekerja, tetapi kelihatannya wibawa pekerja itu tidak nampak lagi di diri ayah.

"Noo...Noona.. A..Aku takut sama ayah" bisik Taehyung pada Noonanya yang tengah mengepel lantai setelah ia selesai membereskan kamar ayahnya. Tentu saja Taehyung melihat seperti monster mengerikan tengah tertidur pulas didalam kamar yang begitu gelap, aroma tubuh pria itu tidak membuat Taehyung merasa sayang, justru malah jijik dan takut.

"Tidak.. Ayah itu baik kok.. Mungkin ayah kecapean saja.. Kamu gausah takut ya sama ayah, Noona selalu lindungi Taehyung" ucap bijak Se-Yeon sembari memeluk Taehyung.

Taehyung masih terlalu kecil untuk mengerti segalanya, namun pada akhirnya Taehyung harus menjadi dewasa sebelum waktunya, ia harus mengambil tanggung jawab untuk menjaga dirinya sendiri dan juga mengurusi rumah tangga ini bersama dengan kakaknya.

Malam ini menjadi malam pertama mereka tidur di rumah ayahnya. Ayah kandung mereka sendiri, seharusnya ini mereka anggap sebagai rumah mereka sendiri, tetapi masih terlalu asing untuk dihuni.
Taehyung masih tidur satu kamar dengan kakaknya karena belum ada tempat lagi yang dibuatkan khusus untuk jadi kamar Taehyung, walaupun begitu mereka berbeda ranjang dan diberi jarak cukup jauh.
Taehyung sudah tertidur pulas sejak tadi, karena badannya sangat-sangat capek akibat membersihkan satu rumah kotor itu.
Disusul Se-Yeon setelah memandangi wajah ibunya dalam bingkai foto yang diletakkan di laci meja belajarnya. Tanpa disadar ia menitikkan air matanya karena begitu rindu perasaannya kepada ibunya.

Malam telah larut, Se-Yeon dan Taehyung tidur dengan pulasnya. Dan, Joe Seok masuk ke kamar anak-anaknya, suara pintu terbuka mengagetkan Se-Yeon yang begitu sensitif dengan pendengaran.

"Ah, ayah.. Ada apa malam-malam kesini?" Tanya Se-Yeon agak berbisik, takut membangunkan Taehyung yang tidur dengan pulasnya

"Tidak papa.. Masa ayahmu sendiri tidak boleh masuk ke kamarmu? Hahaha" Ayah menjawab sembari duduk di ranjang Se-Yeon.

"Apakah kau merindukan ayah?" Tanya ayahnya, tidak dengan nada lembut, tetapi justru terdengar mengerikan bagi Se-Yeon.

"Te..Tentu.. Ayah, aku merindukanmu" jawab Se-Yeon ragu

"Ohh, manis sekali anak gadisku.." Kini sang ayah menjalarkan tangannya di pipi polos Se-Yeon, terasa dingin dan menjijikkan, aroma soju dan rokok masih menempel begitu kuat di setiap sela jari ayahnya. Spontan, Se-Yeon memalingkan wajahnya tak mau dipegang lagi oleh ayahnya.

"Wae? Kenapa kau menghindar? Hah? Kau mau jadi gadis nakal ya untuk ayahmu" Bisikannya terlalu tajam, seakan ingin membunuh Se-Yeon.

"Sini kau! Ikut ayah!" Joe Seok dengan paksa menarik Se-Yeon ke kamarnya, spontan Se-Yeon langsung menangis dan berteriak dan itu membangunkan Taehyung

"Ayah!!! Ayahh!! Jangan tarik-tarik Noona!" Dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya Taehyung bergelantungan di kaki ayahnya, terseret-seret beserta Noonanya yang tidak lepas dari genggaman ayahnya.

"Diam kau! Anak tidak tau diri! Pergi kau!" Joe Seok dengan teganya menendang Taehyung sampai kepalanya terbentur di pintu kamarnya.

Se-Yeon dibawa ke kamar ayahnya, Jeo Seok buru-buru melepaskan celananya dan membuka paha Se-Yeon secara paksa. Se-Yeon belajar biologi di sekolah, dan ia melihat 'barang' ayahnya sama seperti yang digambarkan di sekolah, yaitu penis. Dimana itu dipakai seorang laki-laki untuk mengeluarkan urin atau melakukan hubungan intim dengan perempuan.
Se-Yeon berteriak ngeri hingga suaranya habis, ia menangis sejadi-jadinya melihat penampakan ayahnya yang terlihat seperti monster, dengan paksa, ayahnya memasukkan 'barang' itu ke kemaluan Se-Yeon dengan asal. Keperawanan yang direnggut paksa oleh ayah kandung sendiri, pada anak gadis 12 tahun. Ini mimpi buruk selamanya bagi Se-Yeon.

"AAAAAAAAAAHHHHHH!!!! SAAA... SAKIIITTT AYAHHHHH!!!" Se-Yeon berteriak dengan kerasnya, dirinya terhimpit dengan badan ayahnya, dari pinggang sampai kakinya sangat terasa ngilu seperti patah rasanya. Ia tidak kuat menahan hentakan-hentakan arogan dari ayahnya.

Semua suara itu terdengar keluar kamar, Taehyung hanya bisa memukul mukul kamar ayahnya dan menangis tanpa tau apa yang terjadi pada Noonanya.

Inikah hidup yang sesungguhnya? Apakah hidup Taehyung di desain sangat mengenaskan seperti ini?

30 Days Writing HappinessOnde histórias criam vida. Descubra agora