SPECIAL PUASA (2)

918 67 1
                                    

Namjoon masih asik dengan ponselnya,  sedangkan Na-Ra ada di pangkuannya, sedang tertidur dengan nyenyak.

Hejoon yang baru saja turun dari lantai atas itu hanya menggeleng melihat tingkah suaminya itu, dia kira anaknya itu tidak hidup?

Hejoon langsung menyerahkan sebuah buku catatan kecil ke arah wajah Namjoon.

" Ige mwoya?  "

" Bahan bahan untuk persiapan bulan puasa,  tolong belikan.."

Namjoon mendengus,  daripada dia harus rela relaan berjalan kaki ke pasar, lebih baik dia memesan lewat pick up saja.

Namjoon segera mengetik nomor agen pasar antar jemput.

"...."

" Ah iya,  bisa tolong antarkan beberapa bahan.."

"...."

" Sayur mayur, mi instan, bahan kue, bahan sirup, bahan........"

Setelah 3 menit menyebutkan semuanya, Namjoon menutup telepon nya.

" Sudah,"

Hejoon yang sibuk mengganti popok anak mereka hanya mengangguk,  palingan juga sekitar 15 menit lagi, pesanan sudah sampai.

Sedangkan Namjoon memilih untuk duduk di teras rumahnya selagi menunggu datangnya pesanan berupa box box itu.

-oOo-

Seokjin tengah memasak kali ini, sedangkan Youna tengah mencuci piring. Sedangkan Kai dan Jeena tengah sabar menunggu mobil pesanan datang, tapi tak kunjung datang.

" Lama sekali, oppa.. Jeena mau boneka pororo Jeena,  Jeena juga mau susu tobeli Jeena.. "

Kai hanya mendengarkan ocehan adiknya, yang biasanya dipesan hanya bahan makanan, tapi kali ini, mainan Jeena dan baju lebaran juga harus ikutan masuk box pesanan dari agen pasar di Seoul.

Tin tin

Telinga Jeena tak salah dengar, itu adalah suara dari mobil agen. Seokjin juga mulai melepas celemek dan keluar melihat pesanan.  Jeena melompat lompat riang melihat hyung dan daddy nya mengangkat banyaknya box dari mobil agen itu.

" Ye ye,pororo sama tobeli Jeena datang," girangnya.

Kai dan Seokjin meletakkan box itu di ruangan dekat dapur yang tidak berbatas, hanya ruangan kecil saja.

Setelah itu Seokjin membawa kredit nya dan kemudian menggesek untuk melakukan transaksi. Setelah selesai, Seokjin masuk ke rumah dan menutup pintu.

Baru saja tangan Jeena ingin menyentuh box yang memiliki tanda merah centang, Seokjin langsung melarangnya.

" Ini bukan mainan Jeena,  cari yang ada gambar bulatnya.."

" Memang itu apa,Dad?" tanya Kai.

" Ini adalah bahan bahan praktek daddy di rumah, isinya ada obat, masker, hand sanitizer, serta banyak peralatan kedokteran.."

Kai mengangguk saat Seokjin mengangkut box miliknya ke ruangan kerja, lalu Youna datang dan meminta anak anaknya untuk menyusun satu persatu bahan makanan.

Jeena sudah sejak tadi bermain setelah mendapatkan box miliknya.

Setelah semuanya dikeluarkan, Kai mulai menyusun satu persatu bahan bahannya ke dapur,  mulai dari sirup,  bumbu masakan,  dan buah buahan.

Sedangkan Seokjin menyusun alat alat kedokteran nya, setelah itu ia akan menyusun snack anak anak ke lemari yang cukup tinggi untuk dijangkau anak anaknya.

Setelah dirasa cukup, Seokjin mulai bekerja seperti biasa, meracik obat dan juga menyiapkan makan siang.

-oOo-

Sudah 2 menit yang lalu bahan bahan makanan tiba di rumah mereka, waktunya Jimin beraksi untuk mengandalkan otot ototnya mengangkat box itu.

Sedangkan anak anaknya yang sudah berusia 1,5 tahun itu mulai aktif dan liar kesana kemari, membuat Jimin agai takut kalau salah satu dari mereka akan terinjak saat Jimin mengangkat box itu.

Jimin memanggil Yura untuk menyelamatkan bocah kembar yang bahenol itu, lalu mulai mengangkat satu persatu box nya ke sudut dapur.

" Jimin,  jangan tumpuk ke atas box sirup!" teriak Yura menyadarkan Jimin.

Dia harus mengecek satu persatu box dan memisahkan mereka. Setelah aman, Jimin mulai bolak balik lagi menjemput anak anak bontot nya, eh.

Saat box terakhir,  Jimin menduduk kan bokongnya di depan tumpukan box itu, mulai mengacak isinya dan menyusun sesuai tempatnya.

Tangannya mulai lelah setelah mengangkut beratnya box itu, apalagi box yang penuh dengan botol sirup.

" Sayang, bajunya anak anak ini gimana, "

" Jangan dikeluarin dulu, "

" Oke!"

Jimin langsung bekerja secara cepat dan dapat dipastikan bahwa pekerjaan nya akan selesai tepat waktu sehingga istrinya tak perlu membantu, mengingat istrinya pasti lelah mengurus 2 bocah bahenol itu.

" Sayang,  nanti aku dan anak bangtan lainnya akan ada rekaman,"

" Jangan terlalu lama, "

" Oke sayangku! "

Big Hit Family Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang