[chapt.2] Amaranth

21 7 9
                                        

"Orang yang jatuh cinta pada pandangan pertama itu polos, karena ia belum pernah mendengarkan baik buruk orang itu dari orang lain"

Arah mata Azalea mengikuti kemana Amaranth berjalan, sampai akhirnya Amaranth sudah pergi dari kantin. Azalea rasa , Amaranth sudah membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Azalea senyum-senyum tanpa kejelasan. Carina dan Riska tak tahan menahan tawa melihat tingkah Azalea saat ini.

"Sepertinya sekarang gue percaya, ada yang namanya cinta pada pandangan pertama," ejek Riska.

Azalea melirik ke kedua teman barunya itu , Azalea menggigit es krim yang ia pegang untuk menahan malunya itu. Wajah Azalea memerah, dan hal itu membuat Carina dan Riska tertawa semakin keras.

"Nggak apa-apa kali, wajar kok. Gue juga pernah, nggak usah malu gitu," ujar Carina dengan tawanya yang tak kunjung berhenti.

Azalea menyengir kecil lalu melanjutkan memakan es krim cokelatnya. Riska rasa, tempat mereka menjadi pusat perhatian kantin karena keberadaan Azalea di antara mereka. Hal itu memang tak perlu diragukan lagi, karena sudah jelas, Azalea anak yang cantik, manis, putih, dan berlesung pipit. Badannya pun memang body goals.

Azalea tidak peduli dengan orang orang yang terus melihat ke arah mereka. Namun tiba-tiba ada kakak kelas pria datang menghampirinya, diikuti dengan tiga orang pria di belakang kakak kelasnya itu, yang ia yakini bahwa mereka pasti satu perkumpulan. Pria yang menghampiri Azalea memberikan tangannya dan mengajak Azalea berkenalan. Azalea menerima salam perkenalannya itu dengan senang hati dengan pandangannya yang masih menatap tangan kakak kelas itu.

"Azalea,"

"Amaranth,"

DEG! Azalea mendongakkan kepalanya dan melihat wajah dari kakak kelas itu. Ia tidak salah lihat, pria ini adalah orang yang dilihatnya tadi. Pandangan Azalea terpaku pada wajahnya dan masih belum melepas genggaman tangannya.

"Salam kenal ya, gue kelas 12 IPS-2,"

"O..Oh iya, aku kelas 11 IPA-1, salam kenal juga kak," jawab Azalea dengan berusaha menutupi rasa gugupnya itu.

Amaranth tersenyum. MANIS! batin Azalea. Amaranth melepas genggaman tangannya itu lalu mengambil ponsel di saku kanannya. Amaranth menyodorkan hpnya ke Azalea.

"Boleh minta nomor kamu?"

Azalea terpaku lagi, namun ia tetap berusaha untuk menutupi kegugupannya itu dengan baik. Ia membalas senyum Amaranth , lalu mengangguk. Ia mengambil ponsel dari tangan Amaranth dan mengetikkan nomornya pada bagian kontak. Setelah selesai, ia mengembalikan ponsel iti pada pemiliknya.

"Makasih ya," ucap Amaranth lembut sambil mengusap pelan rambut Azalea.

"ACIEEE!" sorak seluruh siswa yang berada di kantin.

Azalea tersenyum kembali dan mengangguk. Amaranth lalu pergi meninggalkan tempatnya dan kembali bergabung dengan tiga orang pria yang menunggunya. Ia melihat teman-teman Amaranth yang menepuk pundak Amaranth lalu mengajaknya ke luar kantin. Azalea menghelakan nafasnya lega. Carina dan Riska tertawa kembali melihat tingkah Azalea yang salah tingkah.

Seisi kantin seketika membicarakan kejadian yang baru saja terjadi. Azalea hanya diam lalu membuka kotak bekalnya yang berisi roti bakar keju kesukaannya. Ia memakan roti itu tanpa menunjukkan sikap salah tingkahnya. Riska rasa Azalea memang tipe orang yang tenang dalam menghadapi hal-hal tentang jatuh cinta.

"Lea, kayanya lo nggak perlu capek-capek ngejar Amaranth, buktinya tadi dia dateng sendiri hahaha," ujar Carina.

"Azalea mah cantik, gampang dapetinnya," ujar Riska juga.

AmaranthUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum