Cahaya [TRS 14]

110 15 4
                                    

Happy Reading!

Saat anak buah Ten sadar kalau Sehun kabur, mereka mengejar Sehun. Namun, saat mereka mengejar Sehun, Sekelompok orang lainnya datang menghampiri anak buah Ten. Menghalangi jalan anak buah Ten.

"Serang mereka!" Seperti robot yang ditekan tombol on-nya Sekelompok orang tadi berlari mendekati anak buah Ten. Dan mulai menjalankan apa yang Ketua mereka perintahkan.

Pria itu, Joe Gorgeous. Ketua Mafia dari seluruh Mafia diseluruh dunia. Joe berlari mendekati Sehun, "Ikuti Saya!" Ajaknya.

"Siapa Anda? Siapa-"

"Saya Joe Gorgeous, Cucu Pendiri Mafia. Saya disuruh oleh Taeyong Lee, teman Saya, untuk menyelamatkan Anda." Terang Joe. Sehun luluh. Ia segera berlari mengikuti Joe.

Sampainya mereka di tempat yang ramai mobil hitam terparkir, Seseorang berteriak histeris.

"Sehun!" Sekejap teriakan itu berubah menjadi tangisan kebahagiaan. Wanita itu, adalah Istrinya, Yerim Lee. Wanita yang memiliki rambut berwarna Cherry blossom yang sempat membuatnya gila.

Ia berlari mendekati Wanitanya. Mendekapnya.

Ia begitu merindukan Wanita ini dan juga calon anaknya.

"Maafin Aku." Lirih Yeri.

"Maaf, maaf, maaf, ma-" bisikan Yeri terhenti ketika Sehun menutup bibir Yeri menggunakan telunjuknya. "Ini bukan salah kamu, ini salah Aku. Maafin aku, Sayang!" Sehun menolak ketika Yeri meminta maaf, sebab Yeri tak salah sedikitpun. Masalah ini bermulai dari Sehun. Sehun lah yang membuat Yeri tak nyaman dirumah, dan berakhir dirinya dijebak oleh Ten.

"Ekhem, lo gakpapa?" Mark menyadarkan sepasang suami istri yang sedang dihantam sejuta kerinduan.

"Kepala kamu kenapa, Sayang?" Tanya Yeri ketika rengkuhan Sehun terlepas. Sehun tak menjawab, karena kepalanya sangat pusing. Kakinya sudah tak kuat lagi menahan berat badannya. Sedikit demi sedikit Sehun menutup matanya. Taeyong menyadari kalau Sehun hendak pingsan, ia mendekati Yeri dan Sehun. Dan mengambil alih Sehun. Beruntung Taeyong adalah Seorang Dokter. Ia bisa segera memeriksa Sehun, Sepupunya.

"S-sehun," badan Yeri lemas. Ia sudah tak kuat lagi menahan semua beban ini. Mark mendekati Yeri, "Kau tak apa?" Tanya Mark.

Yeri menggelengkan kepalanya, "Aku sudah tak kuat, Mar-k"

Yeri jatuh pingsan. Tubuhnya sangat lelah. Ia terlalu lemah untuk menahan badannya, ia tak ingin berpura-pura kuat.

"Yeri!"

°°°

Taeyong, Mark, dan Yeni duduk didepan ruang IGD. Mereka memandang pintu IGD sendu. Tadi, setelah Taeyong memberikan pertolongan pertama kepada Sehun, Taeyong segera menyuruh Mark membawa Sehun dan Yeri ke IGD.

Mereka tak memberitahu Orangtua mereka, karena takut mereka khawatir dan jatuh sakit.

Seorang pria berlari kearah mereka, "Bagaimana keadaan mereka?" Joe, Pria jangkung penyelamat mereka. Mereka tak bisa membayangkan jika Taeyong tak kepikiran untuk memanggil Joe.

Joe setelah membereskan pekerjaannya, ia segera menghampiri rumah sakit.

"Mereka sedang diperiksa, Joe." Jawab Taeyong sendu. Joe paham situasi, ia mendudukkan dirinya disebelah Mark.

Pintu IGD terbuka, nampaklah seorang wanita berjas putih dengan alat yang masih bergantung dilehernya.

"Beruntung Pasien mendapat pertolongan pertama dan segera dibawa ke Rumah Sakit, Jadi, Pasien tak mengalami hal-hal yang serius. Hanya saja, Pasien wanita terlalu kelelahan. Membuat janinnya lemah. Mohon jaga Pasien Wanita untuk tidak terlalu banyak bergerak, karena pergerakannya yang terlalu bebas dan leluasa mempengaruhi keadaaan Janinnya," Jelas Dokter.

"Terima kasih, atas informasinya." Ucap Yeni.

°°°

"Apa yang kamu rasakan saat ini, Yer? Ada yang sakit?" Tanya Taeyong khawatir. Sehun dan Yeri telah dipindahkan keruang rawat inap.

"Badanku hanya sedikit lelah, apa bayi ku baik-baik saja?"

"Iya, beruntung Kak Taeyong cepat bawa Kamu sama Sehun kesini." Jawab Yeni.

"Terima kasih, Kak. Sudah nyelametin Aku dan SuamiKu." Ucap Yeri tulus. Sehun masih belum sadar karena obat bius yang Dokter berikan.

"Kemana teman Kakak yang bule itu?" Tanya Yeri.

"Joe? Kemarilah!" Panggil Taeyong. Joe sedaritadi menunggu Mereka diluar ruangan bersama anak buahnya.

"Terima kasih, Pak-"

"Jangan panggil Saya Pak, karena Saya seumuran dengan Taeyong." Potong Joe cepat.

"Ah, maaf. Akan ku ulangi, Terima kasih, Kak. Sudah membantu Kami, Kau sangat hebat!" Yeri tersenyum diakhir kalimatnya.

"Sama-sama. Saya sudah menganggap Taeyong seperti saudara Saya, jadi kalian juga Saya anggap saudara Saya. Saya permisi dulu,"

"Iya!" Ucap mereka serempak.

°°°

Hai! Gimana kabar kalian nih? Baik-baik saja, kan? Aku harap begitu, hehe.

Tetap jaga kesehatan, jaga kebersihan, jaga pola makan, ya! Supaya kita terhindar dari wabah yang tengah menjarah hampir seluruh negara dibumi tercinta kita :)

#Dirumahaja ya, sambil baca wattpad, apalagi baca semua cerita gak jelas punyaku hehehehe.

Jangan lupa berdoa, supaya wabah ini cepat hilang. Agar kita bisa menikmati indahnya bulan suci ramadhan!

Segini dulu pesannya, maaf kalau partnya dikit. Aku lagi gak mood, tapi pengen up.

Maaf, dan terima kasih.


1. Dear Diary; Hunri [✔]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum