[ Part 29 - Katining ~ Jernih ]

Start from the beginning
                                    

"Daddy!" anak itu tersenyum dan berdiri lalu berlari ke arah Rayn dan dengan sigap lelaki itu mengulurkan tangan dan meraih tubuh mungil itu ke dalam pelukannya.

"Kamu lupa ya, tadi sebelum kesini Daddy bilang apa?"

Anak itu mengernyitkan dahi. "Daddy bilang apa?"

"Jangan bicara dengan orang asing..."

Abby mengerdikkan bahu. "Tapi kakek Eugene baik..."

Rayn memandang sebuah nisan kuno berhiaskan patung dua malaikat di sampingnya berdiri. Eugene Van Olivier. Born 20 12 1857 Dead 19 04 1925.

"Apa kau juga bisa melihatnya?" bisik Rayn kepada wanita di sampingnya.

"Tentu saja, tidak usah takut, 'dia' hanyalah kepingan memori masa lalu..." lalu wanita itu mengeryit.

"Kenapa?" tanya Rayn.

"Tidak apa-apa, si kecil hanya menendang..."

"Baiklah...baiklah, sebaiknya kita segera pergi, tempat ini tidak baik untuk anak kecil, apalagi wanita hamil..." gumam Rayn cemas. Sementara Abby tersenyum-senyum kepada sosok entah siapa di balik bahu Rayn seraya melambaikan tangan mungilnya. "Dadah, Opa Eugene..."

Rayn hanya menghela nafas kesal. "Abby!!" bisiknya mengingatkan, tapi sepertinya Abraham Almahendra tidak perduli.

---

"Terimakasih Key, karena sudah menunjukkan makam Katya pada kami..." kata Rayn.

Keysa mengangguk. "Sama-sama tuan Rayn..."

"Baiklah, kami pulang dulu...sepertinya kakek dan nenek Abby sudah tidak sabar bertemu dengannya..."

Keysa mengangguk.

Memperhatikan keluarga muda itu dengan pandangan iri. Setelah meletakkan Abby di kursi belakang dan mendudukannya di kursi juga memasangkan sabuk pengaman, Rayn membantu istrinya masuk ke mobil baru kemudian memasuki mobil. Lelaki itu sudah banyak berubah, tidak lagi terlihat arogan, tapi sudah benar-benar menjadi kepala keluarga sejati. Bukan lagi Bad Boy tapi Good Father.

Tak lama setelah Lexus hitam itu meluncur ke jalan raya, Keysa memutuskan memasuki mobilnya dan pulang ke rumah.

Nila Rinai...setelah melewati masa-masa sulit itu, ternyata dia masih hidup dan bertahan di samping Rayndra Almahendra...sepertinya ikatan diantara mereka berdua sulit dihancurkan...

Keysa masih mengingat dengan jelas betapa hancurnya Rayndra saat Nila dinyatakan koma, lelaki itu berantakan. Berhari-hari Rayn bertingkah seperti orang gila, bahkan Harris dan Elliot tidak mampu menenangkannya.

Setelah itu Harris dan Elliot mengambil alih perusahaan dengan alasan Rayndra pergi keluar negeri untuk mengurusi cabang Almahendra Group di luar negeri.

Cukup mengejutkan, setelah tiga tahun lelaki itu menghilang tanpa kabar, tiba-tiba Rayn datang ke rumahnya dan mengajaknya kesini, ke makam Katya. Sepertinya Rayn tidak mampu melupakan masa lalunya sejauh apapun lelaki itu pergi.

Keysa sempat mendengar Rayn pergi ke Jerman, lalu ke Amerika, Harris sangat tertutup sehingga setelah itu Rayn tidak terdengar kabarnya lagi.

---

Rayn tersenyum seraya menggenggam tangan wanita cantik di sampingnya dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya tetap berada di balik stir.

"Apakah kita akan pulang?" tanya Nila.

Rayn mengangguk.

"Selamanya?"

"Selama yang kau mau, itupun karena jaminan dokter Edward Daisuke jika kehamilanmu kali ini tidak bermasalah, tapi jika kau merasakan kejanggalan, apapun itu, kau harus memberitahuku dan kita akan kembali ke Amerika..."

Borneo DarknessWhere stories live. Discover now