[ Part 24 - Balemu ~ Melemah ]

Start from the beginning
                                    

"Hati-hati, jangan sampai dia terlihat lebih mencolok daripada nona Diandra sendiri, karena nona Di adalah bintang utama malam ini," kata Suzy seraya mengenakan topengnya, sebagai salah satu kenalan Diandra, wanita itu turut menghadiri acara pertunangan Diandra dengan Arga.

"Tentu saja, karena itulah Diandra menyiapkan semuanya..." Rayn mengambil kotak di tangan Harris dan memberikan sebuah topeng perak bertakhtakan berlian untuk dikenakan Nila.

"Indah sekali..." Nila menatap topeng di tangan Rayn.

"Semoga keindahannya cukup untuk menutupi keindahanmu..." Rayn mengecup tangan Nila sebelum memasangkan topeng perak itu, wajah Nila tersipu malu dan Rayn menahan diri untuk tidak mengecup bibir gadis itu, karena jika dia melakukannya, detik itu juga dia akan kehilangan kendali diri, Nila adalah candu. Jadi sebisa mungkin Rayn menahan hasratnya. Pita perak yang mengikat rambut panjang Nila menjadi gelung indah, membuat leher jenjang gadis itu terlihat, tidak ada yang lebih menggetarkan hati Rayn selain melihat leher Nila yang telanjang.

Karena Nila miliknya

Miliknya seorang...

Mata tajam Rayn menatap Nila, menguasai gadis itu dalam kedalaman kelam tatapannya.

"Siap?" Rayn mengulurkan tangan dan Nila menyambutnya.

---

"Apakah tidak berlebihan? Kau tampak jauh...lebih tua..." wanita paruh baya yang asyik memadukan gaun hitamnya dengan beberapa kalung berlian di hadapannya, menoleh heran ke arah putrinya.

"Dia suka gadis yang dewasa, karena itu aku harus melakukan ini, mom..."

"Apakah kau mau menarik perhatian oom-oom?"

"Dia memang oom-oom, tapi aku jatuh cinta setengah mati padanya mom..."

Wanita itu melirik putrinya hingga bola matanya hampir melotot keluar.

"Apaaa?!! Yang benar saja! Mommy dan Daddy mengizinkan kamu ikut malam ini bukan untuk menggoda oom-oom! Ah, lupakan! Sebaiknya kau ganti gaun salemmu itu dan pergilah ke kamarmu untuk belajar!"

Gadis itu melirik ayahnya.

"Nope! Tidak bisa, aku sudah menang taruhan, nilai ujianku sangat-sangat bagus dan aku akan diterima di fakultas kedokteran di universitas yang kalian inginkan, kalian sudah janji akan mengabulkan segala keinginanku, dan malam inilah kuncinya..."

"Tapi...tapi..."

"Udahlah mom, oom-oom ini cakep banget, mommy akan seneng liatnya ntar..."

"Daddy, please, bilangin anak kita untuk nggak macam-macam!" teriak wanita itu. Tapi lelaki di sampingnya hanya mengerdikkan bahu.

"Sudahlah, Sarah! Dia pergi bersama kita, apa yang bisa dia lakukan di sana? Kalau dia melanggar batasan, akan kuseret dia pulang..." lelaki itu merapikan dasi hijau lumutnya dan memandang dirinya di cermin.

Seragam resmi militer ini memang membuatnya semakin gagah.

Gadis itu memandang ayahnya. "Eww...daddy kumat narsisnya!"

----

Diandra memandang Arga yang sedang dikelilingi para perwira militer, seragam mereka semua sama dan semua mengenakan topeng masing-masing, tapi rambut jabrik Arga selalu dikenali Diandra.

"Kami sudah berlatih pedang pora dengan baik, Capt! Tenang saja, saat upacara pernikahan nanti, pastilah mengesankan..." kata salah seorang perwira.

"Tentu saja harus mengesankan, kalau tidak, kau harus berenang selat Madura bolak-balik!" kata Arga.

"Kapten Arga memang tidak kehilangan kekejamannya," dokter Fikri tertawa sambil memainkan gelas minuman di tangannya. "Untung sekarang aku tidak di bawah komandonya,"

Borneo DarknessWhere stories live. Discover now