7

8 1 0
                                    

"Ran, siapa cowo yang bareng sama Adel?" ucapnya curiga

Rania menatap Alan bingung, "Ngapain lu nanya?"

"Gua berhak tau atas Adel," ucap Alan tegas

"Berhak tau? Lu siapa dia? Hah?!" tanya Rania juga tegas

"Gua..." ucapan Alan dipotong dengan Rania

"KAN! GABISA JAWAB. MIKIR DONG LU UDAH PUNYA TUNANGAN, LU NGE-HIDE ADEL TAPI LUPA NGE-HIDE GUA. JADI COWO KOK PENGECUT SIH LU?!" teriak Rania, 2 orang pegawai butik menghampiri Rania dan menenangkannya. Alan hanya terdiam mencerna perkataan Rania

Alan pergi dari butik dan berlari ke cafe nya, Rania tak kuasa menahan tangis. Alan tega menutupi semuanya agar hubungan nya dengan Adel tidak renggang.

🦄🦄🦄

Adel menyalakan radio di mobil Benji, tak ada satupun kata yang keluar dari mulut mereka berdua.

Benji membelokkan mobilnya ke sebuah pasar tua, ia juga harus mencari parkir karena area pasar dipadati orang-orang

"Ngapain ke pasar?" tanya Adel kaget

"Gua mau beli buku," jawab Benji fokus ke depan

"Loh, kan bisa beli di toko biasa. Kenapa harus pasar?" tanya Adel lagi, ia heran Benji lebih memilih pasar untuk tempat ia mencari buku

"Gak masalah dimana beli nya, yang penting buat gua experience nya del. Lu rasain aja sendiri," jawab Benji tersenyum namun ia tak menatap Adel.

Adel melihat Benji lama, ia tak habis pikir dengan Benji.

Benji pun akhirnya mendapatkan tempat parkir, ia memarkirkan mobilnya dengan rapi.

"Yuk turun," ajak Benji, ia menatap Adel.

Benji dan Adel pun turun bersamaan.

Benji mengarahkan jalan kemana tujuan mereka, Benji berjalan didepan dan Adel dibelakangnya. Penuh hati-hati Adel berjalan di daerah pasar itu, karena melihat jalan Adel yang lamban, Benji meraih tangan Adel dan menggenggam nya. Ia menuntun Adel agar gadis itu berjalan cepat.

Adel melihat tangannya digenggam erat oleh Benji, "Andai aja gua dan Alan yang kaya gini," ujarnya dalam hati, ia tersenyum saat menghayal bahwa lelaki didepan nya adalah Alan.

Mereka pun sampai di tujuan, Benji langsung melepas genggaman nya dan membuat Adel tersadar dari khayalan nya.

"Ncek," sapa Benji pada seorang kakek tua bermata sipit yang menjaga toko buku tua

"Eh, Benji. Lu apa kabar?" tanya kakek itu yang akrab disapa Ncek dengan logat khas tionghoa [bayangin ae y ni ncek ky ahtong, hehe]

"Baik, Ncek. Oiya, komik yang Ncek janjiin ke Benji ada kan?" tanya Benji sambil mengambil kursi untuk Adel, namun Adel menolaknya. Ia pun duduk dikursi itu

Ncek mengambilkan buku yang Benji maksud, lalu menyodorkannya, "Nih, buku lu."

Adel masuk ke dalam toko yang tidak terlalu besar itu dan melihat-lihat buku apa saja yang ada disana

Ncek melihat Adel dari tempat Benji duduk, "Lu ajak siapa, Ben? Wa kaga pernah liat," tanya Ncek penasaran

"Oh itu Adel, Ncek. Anak temen nyokap Benji," ucap Benji fokus dengan komiknya

Sekali LagiWhere stories live. Discover now