Rasa Yang Tertinggal

5 0 0
                                    



Sehari setelah peristiwa itu, kayla langsung memutuskan Imron. Sebenarnya mudah sekali memutuskan hubungan yang hanya sebentar dan kayla memang tidak mempunyai rasa yang lebih pada Imron melainkan karena Imron adalah ketua osis. Jelas sekali, kayla ingin popularitasnya saja. Sempat Imron bengah dan hampir berbuat kasar dengannya, namun pas saat itu bel istirahat kedua berbunyi seketika halaman belakang sekolah menjadi ramai dilewati siswa-siswa lainnya. Sehingga kesempatan bagi kayla untuk melarikan diri dari situasi yang cukup membahayakan dirinya.

Tidak sampai sebulan lagi bulan suci ramadhan akan tiba, seperti biasa mommy sudah menyiapkan persiapan ramadhan dari sekarang. Berupa kebutuhan barang pokok makanan untuk dikonsumsi sendiri maupun sembako yang akan dibagikan kepada para tetangga, masjid komplek serta panti asuhan mawar yang tidak pernah absen untuk dijadikan tempat berbagi.

Ujian nasional pun sudah berlalu, aktivitas kelas akhirpun menjadi lengah. Mereka diperbolehkan untuk mengambil kursus di luar sekolah, bekal persiapan tes ujian masuk perguruan tinggi. Begitupun dengan kayla, namun kayla hanya mengambil kursus bahasa inggris di luar, untuk mata pelajaran Mipa ia private dengan rahman. Tentunya bukan karena kerelaan, tapi paksaan mommy tercintanya. Kayla tahu, bahwa rahman memang pintar hanya saja ia gengsi mengakuinya. Kalau saja mommy tidak memberi pilihan antara private dengan rahman atau tidak ada liburan ke paris, mungkin kayla lebih baik tidak private sama sekali. Kayla yakin akan kemampuan dirinya namun liburan ke paris harus jadi tahun ini, apapun yang terjadi maka keputusan private dengan rivalnya menjadi pilihan.

---

Siang terik.

"elsa, aku duluan ya. Pakde sudah jemput," ujar kayla sambil berlari dan melambaikan tangan.

Senin dan selasa adalah jadwal kursus bahasa inggris, sedangkan rabu sampai minggu kursus bersama rahman. Sempat protes dengan keputusan mommy, kenapa kursus dengan bedul hampir setiap hari. Lagi-lagi alasan mommy masuk akal, iya karena aku tidak ada kegiatan lagi di sekolah sedangkan rahman juga standby di rumah dan perkuliahan rahman pun sedang masa libur.

Beginilah kalau disupirin sama pakde, lebih mirip becak dari pada mobil. Kata pakde sih memang aturan berkendara neng. Tapi kalau jalan sepi, apa harus lambat juga. Waktu di mobil pun jadi terasa lama, seperti perjaalanan mau pulang kampung aja. Kayla duduk di depan samping pakde, sudah menjadi kebiasaaanya selain alasan mabuk kalau duduk di belakang, mata kayla tidak bisa kalau tidak melihat jalan.

"neng, kapan neng mau pakai kerudungnya?" cuit pakde tanpa basa-basi, dan seingat kayla pakde sudah sering menanyakan perihal cara berpakaiannya. Namun kayla pasti mengelak dengan alasan belum siap. Belum sempat menjawab, pakde melanjutkan ceritanya.

"neng, tahu kan kalau pakde sudah pernah kehilangan putri kesayangan pakde. Dan mungkin usianya sama seperti kamu sekarang. Kamu sudah pakde anggap seperti putri pakde sendiri, pakde takut kejadian citra akan terulang." Tak bisa ditutupi, suara pakde terdengar serak. Aku hanya melirik pakde, matanya memerah meski pakai kacamata tebal. Namun masih terlihat, mata itu berkaca-kaca.

Flashback On

Pakde ku ini sudah mengabdi dengan keluarga ku sejak aku masih dalam kandungan, tentunya akupun sudah menganggap pakde orang tua keduaku. Ketika kejadian naas yang menimpa putri sulung pakde, pakde sampai terkena struk dan terbaring sampai tiga bulan lamanya. Citra terpengaruh pergaulan bebas, citra anak yang cantik bahkan kuakui sangat cantik. Hampir setiap minggu teman laki-lakinya datang dan itu berbeda-beda. Padahal waktu itu kami masih SMP.

Kami tidak terlalu akrab, setiap kali bertemu citra memperlihatkan wajah tidak sukanya padaku. Pernah suatu hari, aku tidak sengaja menumpahkan air karena kakiku tersenggol ujung bawah meja. Citra marah besar, sampai menarik bajuku hingga sobek. Untung pakde datang dan melerai kami. Pakde memang sangat sayang pada citra putri semata wayangnya. Saking sayangnya, pakde tidak bisa menolak apapun permintaan citra. Hingga pada suatu kali citra meminta untuk dibelikan motor baru yang harganya sangat mahal karena memang keluaran terbaru. Awalnya pakde menolak dan memberikan penjelasan bahwa pakde dan bukde tidak ada simpanan uang sebesar itu. Tapi citra tidak terima dan mengamuk sampai pada akhirnya tidak pulang kerumah sampai tiga hari dan tidak sekolah juga. Entah kemana ia pergi dan tidur selama tiga hari itu. Pakde sampai melapor ke polisi, dan akhirnya ditemukan di yogya bersama teman-temannya yang sedang melakukan pendakian.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 10, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Big MomWhere stories live. Discover now