-2-

26.5K 4.1K 215
                                    

🌷🌷🌷

"Please Yan, kita nggak punya yang mereka minta. Ini masih April," kataku tanpa melepas pandangan dari apa yang sedang kukerjakan.

"Tapi mereka maksa minta itu."

"Clethra hanya ada di bulan Juli, kamu pikir kita punya mesin waktu kayak Doraemon?"

"Minta mereka ganti, kalau nggak mau ya udah," tambahku sambil mengangkat hasil rangkaian dan tersenyum puas.

Tepat ketika aku nengok ke kanan, Ryan, rekan sekaligus pemilik toko bunga tempatku bekerja, melihatku dengan ekspresi masam.

"Apa?" tanyaku heran.

"Aku harus tawarin apa?"

Aku mendengkus geli, lupa kalau Ryan, meski sudah hampir empat tahun terjun di bisnis ini menggantikan mamanya yang sakit, belum sepenuhnya hafal jenis bunga, daun atau bahkan pot.

"Tawarin Ammi White Lace, kita punya itu sebagai filler."

Ryan mengembuskan napas agak keras, mungkin maksudnya biar aku tahu kalau dia menghadapi calon pembeli yang susah dibujuk.

"Aku harus selesaiin ini, nanti sore mau diambil," kataku merujuk ke rangkaian bunga yang kubuat.

Aku memutuskan resign, mengganti nomor kontak, bahkan keluar dari kota impian dan merantau ke kota lain setelah kejadian itu. Ryan membantuku memulai segalanya dari awal, menata kembali hidupku di kota yang benar-benar baru kudatangi seumur hidup. Berkat Ryan, aku bisa kembali bekerja meski syaratnya ikut kursus terlebih dulu, sebelum akhirnya gabung di toko keluarganya. Menjadi perangkai bunga sama sekali nggak pernah terlintas di pikiranku selama ini, tapi kejadian empat tahun lalu mengubah segalanya.

"Itu pesenan siapa?"

Aku mengembuskan napas setelah mendengar pertanyaan Ryan. "Kamu loh yang nyuruh aku ambil pesenan ini," kataku gemas.

Ryan tersenyum menggaruk tengkuknya, terus pergi ke depan, menemui pembeli yang sempat bikin dia pusing karena meminta tanaman yang memang nggak ada di bulan April.

Toko keluarga Ryan nggak terlalu besar, tapi nyaris nggak pernah sepi pembeli. Pesanan untuk mendekor pun rutin datang, baik untuk kantor, acara kecil sampai besar, atau perorangan. Tokonya terdiri dari dua bagian, bagian depan tempat calon pembeli bisa melihat-lihat koleksi bunga, pot, dan contoh buket yang kubuat, ada beberapa foto dipajang, menunjukkan hasil kerjaku merangkai bunga di beberapa acara. Bagian belakang adalah tempat stok bunga asli disimpan agar tetap segar, juga meja yang biasa kupakai untuk membuat beberapa buket sederhana sebagai sample, atau mengerjakan buket pesanan. Di bagian belakang ini juga ada ruang kecil milik Ryan, dan toilet.

Setelah mengirim foto hasil rangkaian ke pelanggan, aku beranjak dan mengecek stok bunga segar.

"Asia," panggil Ryan yang mengintipku sekali lagi.

"Ya?" responku menengok ke arahnya sambil memegang beberapa tangkai mawar yang perlu sedikit kupangkas.

Ryan memberi kode dengan menelengkan kepala, tanda kalau ada pembeli butuh bantuan. Meletakkan kembali beberapa tangkai mawar ke tempatnya, aku menyusul Ryan yang sudah pergi lebih dulu.

Seorang remaja langsung tersenyum sumringah ketika melihatku.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanyaku ramah.

"Bisa tolong pilihin bunga nggak Mbak?"

"Untuk apa kalau boleh tahu?"

"Hadiah," jawabnya sambil mendekat padaku.

ASIA (Tidak Lengkap, Proses Terbit)On viuen les histories. Descobreix ara