Suara Jimin melemah, kepalanya ia jatuhkan keatas bahu gadis Goo dihadapannya. Entahlah, perasaan Jimin belakangan ini terombang-ambing karena Goo Jiera.

Seluruh hidupnya kini mendadak dihiasi nama itu hingga terkadang ia tidak bisa mengontrol emosinya sendiri. Mungkin orang akan mengatakan bahwa Jimin itu gila, tidak mengerti perasaannya sendiri bahkan memaksakan kehendak terhadap seorang gadis.

Jimin tidak bisa tidak melakukannya, tubuhnya sudah sepenuhnya dikendalikan oleh otaknya yang bekerja dengan berantakan karena Jiera, semuanya karena Goo Jiera.

Dia bisa menjadi Jimin yang penuh dengan emosi dan bisa menjadi Jimin yang sekarang, mendadak melemah dan meneteskan air mata dibahu gadis itu.

"Aku minta maaf,sungguh." Lirih Jimin sekali lagi. Pria itu bahkan tak mampu mengangkat kepalanya akibat rasa malu atas perbuatannya. "Ini salahku, maafkan aku."

Sedangkan Jiera tetap mematung ditempatnya. Jimin sudah memeluknya dengan begitu erat, ada keinginan untuk membalas pelukan itu dihati kecilnya. Namun Jiera tidak mampu, dia malah mendorong Jimin lalu menatap lurus pada pria itu.

"Kenapa kau meminta maaf? Bukankah ini salahku dan Taehyung? Berprilakulah seperti biasanya, menyiksaku, memukuliku dan meniduriku tanpa belas kasihan. Kau ingin membalaskan dendammu bukan?" Suara lantang Jiera menggema di dapur, dia bergerak mengambil pisau yang tak jauh darinya lalu meraih tangan Jimin, meletakkan pisau itu disana.

"Tusuk aku dengan pisau itu, bunuh aku! Balaskan dendammu! Lihatlah apakah setelah dendammu terbalaskan dengan kematianku, Minji akan kembali?! Apakah adikmu itu kembali hidup setelah kau membalaskan dendammu? Omong kosong!"

Jimin menggeleng, melempar pisau itu lalu kembali memeluk Jiera erat. Dia mengelus kepala dan punggung gadis, berusaha membuat sang gadis tenang lebih dulu.

"Maafkan aku, aku yang salah. Sungguh aku meminta maaf dengan tulus padamu." Setelah merasakan hembusan napas gadis diperlukannya kembali teratur, Jimin melepas pelukannya lalu meraih kedua bahu Jiera. "Kau bisa pergi dari sini jika kau mau, aku membebaskanmu. Maafkan aku."

Setelah ucapannya, Jimin menatap gadis Goo itu lama lalu segera pergi meninggalkannya. Itu keputusan mendadak yang terlintas dipikiran Jimin. Dia membiarkan Jiera bebas namun tak sanggup melihat gadis itu pergi.

Sedangkan Jiera yang ada didapur mendadak terduduk akibat kakinya yang melemas. Setelah sekian lama menjadi bahan siksaan dari Jimin, sekarang dia dibebaskan dari rumah megah yang menyimpan kenangan buruk yang enggan dia ingat.

Anehnya setelah mendengar ucapan dari Jimin bahwa dia bisa keluar dari sini. Membuat perasaan gadis itu kosong. Padahal dia seharusnya bahagia dan segera pergi sebelum Jimin merubah keputusannya.

Dengan perlahan Jiera bangkit dari duduknya lalu segera mengambil tas untuk berangkat kuliah. Dia bisa memikirkan masalah ini nanti saja, dia harus kuliah sekarang.

***

Seluruh karyawan kantor dibuat ketakutan hari ini. Jimin mendadak marah dan memeriksa kinerja mereka, tak segan-segan pria itu memecat jika ada sedikit kesalahan.

Mereka heran dan bertanya-tanya apa yang terjadi pada Jimin. Kenapa pria itu mendadak marah sesaat setelah sampai dikantor, benar-benar murka atas kinerja para karyawannya.

Oleh sebab itu tak ada satupun orang yang berani bergosip ditengah pekerjaan seperti biasanya. Semua dengan rapi duduk dimeja masing-masing dan mengerjakan pekerjaan mereka. Takut tiba-tiba Jimin keluar dari ruangannya dan memarahi memereka atau bahkan memecat.

Sedangkan yang menjadi oknum ditakuti pagi ini malah terdiam didalam ruangannya, menatap mejanya yang penuh dengan berkas pekerjaannya tapi otaknya berpikir pada gadis yang beberapa saat ini tinggal bersamanya.

Siapa lagi jika bukan Goo Jiera? Gadis yang dia ambil untuk membayar hutang dan dengan pintarnya memporak-porandakan perasaan Jimin seperti sekarang.

Tadi pagi Jimin mempersilahkan Jiera keluar dari rumahnya, pasti gadis itu sudah pergi karena merasa dibebaskan dari siksaan yang selama ini dia alami.

Tak ada gunanya lagi kan,Jimin kembali kerumah itu? Dia menelfon asisten pribadinya untuk membersihkan apartemennya, dia akan kembali tinggal disana mulai sekarang.

Tak mau terkenang akan kenangan buruk dengan Jiera yang dia lukis sendiri.


Tbc

-Jeedesultory-

Epoch [End]Where stories live. Discover now