FORELSKET~01

2K 72 1
                                    

Clarinda mengetuk pintu didepannya setibanya di depan bagian Manajemen dalam Rumah Sakit. Tempat pembagian tugas dan jadwal piket para perawat serta dokter.

"Masuk." Mendengar jawaban atas ketukan yang diberikannya membuat Clarinda mendorong pintu cokelat di depannya.

"Ada yang bisa saya bantu ?" Tanya sesosok perempuan yang dikenal sebagai pemilik jabatan dari manajemen keperawatan dalam Rumah Sakit tersebut.

"Begini bu, saya mendapatkan panggilang pagi ini bahwa saya harus segera menghadap kepada ibu. Katanya ada perbuahan mengenai jadwal saya." Jelasnya membuat perempuan beruaia 38 tahun itu mengerutkan keningnya dengan bingung. "Loh bukannya kalau ada perubahan jadwal pastinya akan di tempel di dinding perawat ya ?"

"Katanya ini cuman untuk saya. Perombakan untuk hari ini bu." Mendengar penjelasan yang diberikan oleh Clarinda berhasil membuatnya menganggukan kepala dengan mengerti sebelum kembali mengecek komputer di sepannya. "Anda perawat atas nama Clarinda yang di bagian poilio anak ya ? Benar, bahwa anda mendapatkan perubahan jadwal dan pergeseran tim kerja." Perempuan tersebut sibuk memperhatikan komputer di depannya, memperhatikan rekapan - rekapan jadwal yang telah di atur.

"Tapi bukan cuman untuk hari ini saja loh. Seterusnya anda bakal bekerjasam dengan Dokter Antaka di bagian polio anak sebelah utara." Sambungnya membuat Clarinda yang mendengar hal tersebut mengerutkan kening, asing dengan nama seorang Dokter yang disebutnya.

"Dokter Antaka baru pindahan disini ya bu ?" Awalnya perempuan tersebut menatapnya dengan bingung sebelum dengan cepat mengubah ekspresinya saat mengetahui bahwa perawat di depannya mungkin belum mengetahui mengenai kepindaham pria tersebut.

"Dia pindahan dari London loh. Belum dengar kabar mengenai kepindahannya ya ? Dia bisa dibilang dokter spesialis yang sudah sangat membidangi keperawatan anak, kompetenlah untuk memajukan Rumah Sakit." Mendengar hal tersebut membuat Clarinda menganggukan kepala mengerti sebelum kembali ingin mengajukan pertanyaan yang di dahului oleh Manajemen Rumah Sakit tersebut. "Kamu bisa keruangannya sekarang yang di bagian Utara. Kamu udah liatkan ? Kamu bisa siap - siap sebelum perkenalan diri dengan Dokter Antaka."

Clarinda yang mendengar arahan tersebut pada akhirnya bangkit dari duduknya "Kalau begitu saya permisi dulu,Bu. Makasih." Pamitnya sebelum berbalik melangkah menuju pintu keluar.

Selepasnya dari manajemen dan telah mengetahui perubahan jadwal mengenai dirinya, Clarinda-pun bergegas untuk pergi mengganti pakaiannya di ruangan tempat perawat sebelum kembali bergegas untuk ketempat bertugas barunya.



Clarinda yang sudah siap dengan pakaian perawat di tubuhnya itu berjalan menuju ruangan dokter baru pindahan London tersebut. Pagi itu hanya ada beberapa perawat yang berlalu lalang di koridor Rumah Sakit, tidak terlalu banyak. Terlebih gesung Rumah Sakit bagian Utara ini baru di bangun jadi masih tahap dalam pengolahan dan penempatan.

Melihat pintu bercat putih di depannya masih tertutup membuat Clarinda langsung saja memasukan kuci ruangan yang tadi diambilnya di ruang keamanan. Merasa bahwa pintu tersebut tidak dikunci mampu membuatnya mengerutkan kening, karena seluruh ruangan yang berada di Rumah Sakit pasti dikunci terlebih ini adalah ruangan baru.

Menbuka pintu dengan perlahan - lahan dan melengokan kepalanya kedalam ruangan yang bersih itu dan berukuran lumayan besar membuatnya mengerutkan kening saat melihat sebuah tas kerja berwarna hitam susah terletak di atas meja lengkap dengan segelas kopi yang masih menggepul. Clarinda spontan saja mematung di tempatnya saat melihat hal tersebut membuatnya berpikir bahwa ruangan baru itu pasti ada penghuninya dan dirinya sedang disambut sekarang.

"Selamat Pagi." Suara kecil itu terdengar nyaring masuk ditelinganya bersama dengan sebuah hembusan nafas yang dirasanya mengenai daun telinga miliknya yang tidak di tutupi oleh sehelai rambutpun karena susah di ikatnya layaknya seorang suster.

FORELSKETWhere stories live. Discover now