PROLOG

3.9K 72 1
                                    

Seorang perempuan dengan jeans ketat berwarna biru tua yang membalut kakinya dan blouse putih yang terlihat ketat di tubuhnya itu berhasil menarik perhatian beberap orang yang berada di bandara siang ini.

Terlebih dengan kulit cokelat eksotis yang dimilikinya dan tubuh yang semampai tinggi serta rambut cokelat yang diwarnainya dan wajah kecil mungil yang sebagian di tutupi oleh kaca mata hitam, menjadi daya tarik darinya.

Terus berjalan mengabaikan orang - orang yang berada disekitarnya membuatnya terus menarik koper besar miliknya dengan sebelah tangannya yang terus menggenggam ponselnya di sebelah tangan kirinya. Beberapa supir Taxi yang baru saja melihatnya berjalan keluar dari pintu utama bandara besar di kota tersebut membuatnya dihampiri dan ditawari untuk menjadi penumpang dari mereka, hanya saja sebelum mereka lebih banyak berbicara perempuan tersebut sudah lebih dahulu menghentikannya dengan sebelah tangannya yang terangkat untuk menyatakan tolakan.

Dengan kaca mata yang masih bertengger manis di hidungnya itu dirinya terus melirik ke kanan dan ke kiri untuk mencari seseorang yang tidak di dapatinya disana membuatnya menghela nafas sebelum kembali mengotak - atik ponsel miliknya dan menempelkannya di telinga. Beberapa kali dirinya terus mengulangi hal tersebut, menelpone seseorang yang tidak mengangkat pnggilannya membuatnya memutuskan untuk mengirim pesan yang memiliki jawaban sama. Tidak ada yang membalas pesan yang diberikannya hingga beberapa menit.

Membuat perempuan tersebut kembali menghela nafas sebelum kembali menarik kopernya bersiap untuk melangkah pergi dari sana dan memilih untuk menaiki Taxi yang ditolaknya tadi.

Saat dirinya baru saja mengambil selangkah untuk mendekati Taxi tersebut sebuah ide terlintas dalam pikirannya membuatnya spintan berhenti berjalan dan mulai kembali mengotak atik ponselnya dengan senyuman licik yang terpasang di bibirnya itu.

"Aku bisa bertemu dengan kakakku tetapi, aku juga bisa bertemu denganmu dalam satu waktu. Menyenangkan." Gumamnya sebelum menempelkan ponsel bermerek miliknya mendekat ke arah telinga nya.



Seorang perempuan yang baru saja membuka pintu kamarnya dengan sebelah tangan yang memegang setelan jas itu langsung menatap ponsel hitam yang terus berdering di atas nakas samping tempat tidur.

Mengetahui bahwa itu bukanlah ponsel miliknya membuatnya menatap ke arah pintu kamar mandi yang dari dalamnya terdengar suara pancuran air yang mengalir. Tahu bahwa suaminya pasti sedang membasuh diri di dalam sana. Membuat perempuan berambut hitam sepanjang punggung tersebut meletakan setelan jas yang baru saja disetrikanya pagi ini karena terlalu lelah kemarin malam, ke atas tempat tidur dengan pelan sebelum kembali berjalan menghampiri nakas yang terdapat sebuah ponsel hitam yang masih berdering itu.

Bima Calling...

Melihat ID Caller dari sang penelpon membuatnya ingin mengangkat panggilan tersebut sebelum panggilan itu lebih dahulu mati dan sepertinya orang dengan nama Bima itu tidak berniat menelpone kembali, justru sebaliknya mengirim pesan dengan beruntun.

Suara pintu dari kamar mandi yang terbuka dengan seorang pria yang keluar dari sana berbalutkan handuk saja di pinggangnya, berhasil menarik perhatian sang isteri yang masih menggenggam ponsel miliknya lalu dengan santai kembali menaruhnya di atas nakas.

Tanpa sadar mengetahui bahwa sang suami dengan keadaan jantung yang berdetak keras sedang berusaha membaca situasi. Dulu, jika isterinya memegang ponselnya itu tidak akan menjadi masalah. Sayangnya itu dulu,sekarang telah berubah keretakn dari rumah tangganya mungkin bisa berawal dari sana.

"Kamu ngapain ?" Pertanyaan lurus tanpa nada itu meluncur tepat pada isterinya yang hanya berbalik tersenyum menatapnya, sebelum kembali berjalan menghampiri setelan jas yang akan di pakainya itu.

FORELSKETWhere stories live. Discover now