#10

2.8K 186 1
                                    

"Sayang, kau kenapa?"

Theo mengelus-elus rambutku dengan sayang. Aku masih setia menempelinya seharian ini. Berhubung ini hari minggu dan tidak ada atau ujian apapun di hari senin, aku memilih untuk menghabiskan hariku di flat, menonton netflix di kasur, dan juga selimut yang menyelimuti tubuh kami berdua.

Tak lupa pringles aneka rasa yang sebelumnya telah disiapkan oleh Theo untuk kebiasaan mengunyahku ketika menonton film.

"Kenapa apanya?" Aku mendongak, menatap manik emerald miliknya tanpa berniat melepaskan pelukanku.

"Lebih manja?" Aku mengalihkan pandanganku ke arah laptop. Hari ini, kami memutuskan untuk menonton Messiah.

"Mainaka..."

"Hmm," Aku hanya bergumam tidak jelas. Kuhirup aroma musk yang menguar dari tubuhnya. Nyaman. Aku bisa mendengar detak jantung Theo yang berdetak cepat. Diam-diam aku tersenyum.

Cinta tidak pernah tidak seindah ini.

"Katakan padaku, apa yang ada di pikiranmu?"

"Kau." kataku asal. Aku sedang tidak ingin deep talks dengannya.

"Aku tahu kau sedang menyembunyikan sesuatu."

Aku berusaha tidak menanggapinya. Sebelum aku tahu motif dibalik penyamarannya sebagai warga biasa, aku masih ingin berpura-pura lugu.

"Menyembunyikan apa?"

"Aku tidak tahu. Perasaanku yang berkata begitu," jelasnya dengan netra menyipit yang kubalas dengan kekehan. Dia jelas tidak senang.

Oke, ini saatnya menantang calon raja.

"Kau ini pria, Theo. Kenapa lebih memilih mengikuti perasaan? Seperti perempuan saja." godaku yang hanya dibalas dengan dengusan.

"Feelingku biasanya kuat, sayang. Jadi aku tidak mungkin mengabaikan itu. Katakan, apa yang kau ketahui tentang diriku?"

Rileks, Mainaka. Theo hanya sedang berusaha memancingmu.

"Theodore Roberts. Dosen. Dokter. Warga negara Greece. Punya adik dua, seorang arsitek dan desainer. Punya ayah mantan tentara dan ibu psikolog. Ada lagi?" ucapku dengan tatapan polos. Tak mendengar jawaban darinya, kuputuskan untuk kembali mendusel-dusel di dadanya.

"Selain itu?"

"Theodore Roberts adalah kekasihku."

Theo mendesah kesal. Belum puas dengan jawabanku. Aku mengelus rahangnya yang bersih dari jambang dan semacamnya.

"Theo, kau percaya padaku, kan?" kuberanikan diri untuk menembus manik emerald miliknya. Berusaha keras mencari sesuatu yang bisa kutelusuri.

"Aku percaya."

"Kalau begitu, jawab pertanyaanku."

"Aku selalu menjawab pertanyaanmu." jawabnya tegas.

Oke. Ini saatnya. Bersiaplah, my crown prince..

"Kau ini, siapa?"

—////—

"Baiklah, karena sepertinya kau sudah tahu, maka tak ada gunanya aku menutup mulut." Theo membuang pandangan ke arah jendela yang menampilkan pemandangan kota Melbourne di malam hari.

"Aku mendengarkan."

Pria bersurai madu itu menghela nafas sebelum menghembuskannya perlahan. "Apa yang kau ingin dengar dariku?"

"Semuanya." Aku berusaha terdengar biasa saja. "..dan apa motifmu melakukan ini?"

"What a good questions." Aku bersandar di kepala ranjang tanpa bosan memandangi Theo yang memilih bercerita tanpa memandangku. Tak apa. Yang penting aku tahu kebenarannya.

Crown Prince of Greece (TERBIT)Where stories live. Discover now