Janji

1.8K 237 141
                                    

Ara menarik napas dalam. Dia berusaha untuk membuat dirinya Relax. Ara melakukan itu setelah dia yakin dengan semua jawaban yang dia kerjakan. Ara kembali menatap layar komputer yang ada di depannya. "Bismillah," ujar Ara sebelum akhirnya dia meng klik tombol selesai.

Ara tersenyum riang. Akhirnya tiga hari UN yang menegangkan selesai. Sekarang Ara bisa melakukan banyak hal yang sempat ia tunda. Ara mulai beranjak dari tempat duduknya. Senyumannya pun tercipta dengan indah saat Alan sudah berdiri di sampingnya.

Mereka berdua berjalan beriringan keluar kelas. Kecepatan keduanya dalam mengerjakan soal UN membuat semua orang berdecak kagum. Dan satu hal lagi yang selalu membuat mereka kagum dengan Alan dan Ara adalah sampai di hari terakhir UN ini Alan dan Ara tidak pernah terpisahkan.

***

Ranti dengan segera keluar dari dalam mobil miliknya. Dia tersenyum senang melihat Alan juga Ara berjalan berdampingan. Kedua anak nya itu memang tidak bisa dipisahkan. 

Semua terbukti dengan gagalnya tantangan yang Ara berikan pada Alan sekitar seminggu yang lalu. Keduanya sama-sama tidak bisa untuk tidak menghubungi dan bertemu satu sama lain. Dan asal kalian tau, tantangan Ara berakhir satu jam setelah tantangan itu dibuat. Benar-benar waktu yang singkat bukan.

Ranti berjalan dengan cepat. Dia dengan segera memeluk Alan juga Ara setelah berada didepan mereka berdua. "Mama bangga sama kalian. Akhirnya, kalian selesai juga UNnya." Mata Ranti dengan cepat berkaca-kaca. Dia merasa semua ini seperti mimpi. Anak-anaknya yang sebentar lagi akan meninggalkan bangku SMA membuat air matanya keluar dengan deras. Ranti tidak tau mengapa dia bisa menangis seperti ini, yang dia sadari sekarang adalah ternyata waktu berlalu begitu cepat. Dan dia merasa belum bisa menjadi orang tua yang baik bagi Ara juga Alan. 

"Maafin mama ya sayang. Mama rasa selama ini mama banyak nuntut sama kalian. Kalian pasti ngerasa terbebani banget, kan?" tangisan Ranti semakin pecah membuat Ara juga ikut terharu.

Alan dan Ara melepas pelukan Ranti. Keduanya menatap Ranti lembut, mereka dengan segera menghapus air mata yang sudah membasahi pipi Ranti. "Ma, mama gak boleh bilang gitu. Bagi Azzuhra mama dan bunda itu sosok ibu terbaik sepanjang sejarah," ujar Ara seraya tersenyum.

"Bagi Arsal mama dan bunda itu, ibu tercantik sepanjang rel kereta api didunia." Alan berbicara seperti itu untuk membuat Ranti tidak lagi bersedih. Dan semua itu tidak sia-sia karena Ranti jadi tersenyum senang.

"Arsal kamu itu memang yaa, manis banget. pantesan Zuhra bilang kalo kamu kayak lolipop. Mama jadi pengen ngelakuin apa yang Zuhra bilang."

Alan menatap Ranti bingung, "Emang Zuhra bilang apa ma?"

Ara menggelengan kepalanya pada Ranti. Dia berusaha menghentikan Ranti untuk tidak memberitahu rencananya. 

Ranti nampak tidak memedulikan kode dari Ara. Dia malah terlihat begitu semangat untuk memberi tahu Alan."Zuhra bilang, kalo Arsal harus dijauhin dari banyak cewek. Soalnya kan Arsal lolipop. Jadi, pasti banyak semut yang deketin. Nah, cewe itu ibarat semut."

Alan tersenyum mengejek. Dia menatap Ara dengan tatapan lembut yang bisa melelehkan hati gadis manapun. "Jadi, maksudnya lo cemburu nih. Lo mau ngejauhin cewe-cewe dari gue. Dasar posesif!"

Ara menatap Alan tajam, ia tidak terima dibilang cewe Posesif. "Enak aja, gue---" ucapan Ara terpotong saat Sarah dengan senyuman manisnya datang menghampiri mereka bertiga.

"Bunda, ngelewatin apaan aja nih?" Sarah bertanya seraya menatap ketiga nya. Ranti dengan segera berdiri didekat Sarah. "Biasalah Sar, mereka berdua ini selalu aja kegedean gengsi."

"Enggak kok!" Alan dan Ara menjawab serempak.

"Tuhkan liat, mereka kompak banget kan."

"Jangan ngikutin gue!" Alan juga Ara lagi-lagi menjawab serempak. Keduanya sama-sama melemparkan tatapan tidak suka.

"Kamu bener Ran. Udah ah kalo kita ladenin gak akan kelar-kelar." Sarah mengabaikan cek-cok antara Alan dan Ara. Dia memilih mengajak Ranti untuk meninggalkan keduanya. Ranti tentu setuju, karena mereka berdua terlalu malas untuk melerai Alan juga Ara.

Sebelum pergi Sarah berbisik pada Ara. "Sayang, bunda udah beliin tiket Meet and Greet penulis favorit kamu yang Limited Edition itu. Tiketnya ada ditangan kamu."

Ara dengan cepat menghentikan pertengkarannya dengan Alan. Dia mengangkat tangan kanannya. Ara menatap dua tiket itu dengan rasa tidak percaya. Detik selanjutnya Ara tersenyum senang. "Aaa, makasih Bunda,Mama. Zuhra sayang banget sama kalian."

Sarah dan Ranti tersenyum senang setelah mendengarkan penuturan dari Ara. Mereka berdua sama –sama menoleh dan memberikan senyuman hangat khas seorang ibu yang menenangkan.

***

Alan masih setia berdiri dalam diam nya. dia sama sekali tidak mengerti apa yang tengah terjadi antara Ara, bunda dan mamanya. Alan sedikit terhuyung kebelakang saat Ara secara tiba-tiba memeluk tubuhnya erat. Ara terlihat sangat senang.

"Alannnn... gue seneng banget." Alan masih diam. Dia menunggu Ara menjelaskan hal yang membuatnya terlihat bahagia. Tapi, Alan tentu tersenyum sangat manis walau Ara tak bisa melihatnya.

Ara melepaskan pelukan mereka. Dia kemudian mengangkat tiket yang diberikan Sarah. Senyuman Ara masih terlukis dengan indah. Alan mengerti sekarang, dia ikut tersenyum senang. "Jadi, acaranya kapan?"

"Besok Lan. Lo tau kan seberapa Excitednya gue." Ara tetap tersenyum dia masih merasa tidak percaya. Pasalnya Ara sudah pesimis tidak bisa ikut meet and greet itu. Tapi tiba-tiba mama dan bundanya memberikan tiket itu. Ini semua diluar dugaan Ara.  Kini Ara sangat mengakui bahwa Planning Allah benar-benar planning terbaik.

"Oke, besok lo dandan yang cantik. Gue temenin lo kesana."

"Lo janji kan?" Ara menatap Alan penuh harap.

"Pinky promise, i swear." Alan balas menatap Ara dengan tatapan meyakinkan terlebih lagi Alan mengucapkan kalimat sarat makna untuk Ara. Alan juga menyodorkan jari kelingkingnya. Ara dengan segera menautkan jari kelingking mereka. Jika Alan sudah memakai Pinky Promise sebagai ikrar janji itu berarti Alan pasti menepati janji nya. Ya... Alan akan menepati janjinya.

***

Terlihat seseorang tengah memperhatikan Alan juga Ara secara seksama. Tatapannya sangat menusuk pada Ara, ia terlihat sangat membenci Ara."Gue akan bikin kak Alan ingkar sama janjinya. Gue pastiin lo akan jauh-jauh dari kak Alan. Tunggu aja, semua akan segera dimulai cewe bar-bar." Setelah mengucapkan sumpah serapahnya. orang itu dengan cepat pergi meninggalkan Alan juga Ara.

***

haii semua

Aku sempetin up karena ini hari Ulang tahun Alan juga Ara :")

Semoga kalian suka...

Stay safe and Healty ya semuanya 

ALANARA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang