Aku mendesis ke arahnya. "Setan lo!"

"Dah ayo cepet ke kasir. Keburu telat." Dia berjalan meninggalkanku. Sungguh, ini sangat berat hingga aku merasa leherku hampir tercekik.

Berjalan dengan wajah yang malu karena para pengunjung supermarket ini memperhatikanku, akhirnya kita sampai di kasir. Dan sepertinya, mbak kasir terkejut melihatku.

"Yaampun, Mas. Kasihan pacarnya digituin loh." kata si Mbak Kasir yang sangat pengertian ini.

Tapi tunggu,

Pacar?

"Dih, nggak mbak! Dia bukan pacar saya. Dia peliharaan saya." sanggahku.

"Anjir lo!" katanya sambil menoyor kepalaku.

"Jangan main kepala, Kambing!"

"Berisik, bayar sono!" Saka kembali mendorong lenganku. Ya Tuhan, tolong sabarkanlah diriku ini..

Aku mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikannya ke Kasir. Mengambil tas belanjaku dan berjalan keluar dengan cepat. Meninggalkan Saka yang masih tertawa melihat tingkahku. Ntah apa yang ada di pikiran anak lelaki itu.

"Udah anjir ketawanya!" merasa muak karena Saka terus saja meledekku, aku memberikan tas belanjaku ke arahnya dengan tidak santai. Tapi aku cukup puas karena aku berhasil membuat moodnya kembali lagi.

Tiba-tiba, tangannya memutar badanku, aku menatap Saka yang ternyata cukup tinggi jika kami berdekatan. Dia membenarkan helmku, memasang helmku dengan benar dan memasang tali pengamannya yang masih terlepas.

Saka adalah pria yang sangat baik. Bertahun-tahun lamanya aku mengenal lelaki bodoh ini, dia tidak berubah sama sekali sejak awal aku mengenalnya. Bagiku, dia masih seperti anak kecil bergigi ompong yang sedang mencoba menghiburku dengan kelakuan aneh dan cerita tidak masuk akalnya.

Aku naik ke motornya, memegang erat kantong jaketnya dan berteriak, "Oke, ayo cusss!"

"Cuuuss!"

And i'm lucky to have a bestfriend like him!

***

Kegiatan rutinitasku setiap pulang sekolah adalah,

Menunggu Saka yang sedang berlatih basket.

Kali ini dia dan timnya memang sering berlatih. Bahkan hampir setiap pulang sekolah. Dan itu alasan mengapa aku pulang telat setiap hari.

Menatap lurus ke depan sambil meminum minuman dingin, cuaca siang ini sangat terik. Dan hebatnya, para lelaki itu sangat tahan dengan teriknya panas di siang hari.

Mataku memperhatikan Saka yang tengah fokus bermain di lapangan sana. Menatap wajahnya yang basah penuh keringat dengan senyuman khasnya ketika ia berhasil memasukan bola ke dalam ringnya.

Cukup senang karena aku berhasil membuat moodnya kembali seperti biasa. Kembali menjadi Saka yang ku kenal.

Dan team cheerleaders yang sedang berlatih di sekitar lapangan, juga tampak semangat memperagakan gerakan yang membuatku cukup terkesan. Dan jangan lupa, jejeran anak cheerleaders adalah orang-orang yang paling berpengaruh di sekolah ini.

Terutama Mirah. Salah satu anggota cheers yang cukup menonjol di sekolah ini. Sebagai ketua cheers, dia cukup memiliki banyak kharisma tersendiri yang membuat banyak yang terpikat olehnya. Sikapnya yang baik dan ramah, dan juga sering memotivasi teamnya, menambah kesan cantik bagi gadis bernama Mirah ini.

"Woy air!"

Tiba-tiba aku merasakan sebuah kain basah mengenai wajahku. Aku terkejut dan mengernyit jijik karena kaus penuh keringat ternyata menempel di wajahku.

PERSONADonde viven las historias. Descúbrelo ahora