PERSONA : 3

174 19 2
                                    

"Rencana Tuhan tidak selamanya indah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Rencana Tuhan tidak selamanya indah."

***

Hari ini, Saka berbeda.

Biasanya, ketika aku berboncengan dengan Saka menggunakan vespanya, selalu saja ada perbincangan absurd yang kami bahas. Ntah itu tentang makan malamnya yang tidak sesuai, atau Saka yang menyaksikan anjing tengah berbuat zina ditengah jalan saat ia menyebrang ke rumahku, atau kecerobohan Saka yang menggunakan sabun cuci mukanya sebagai pasta giginya.

Namun, kali ini berbeda. Kami hanya diam. Tidak ada yang memulai perbincangan. Aku juga tidak berani memulainya karena saat pertama melihat raut wajah Saka yang tidak enak, aku sudah bisa menebak bahwa ada hal yang tidak baik terjadi kepadanya.

"Sa," sapaku, memberanikan diri menundik bahunya.

"Iya, kenapa, Na? Mau mampir ke Supermaket?"

Saka memang tahu apa keinginanku. "Iya, mau beli sesuatu." Aku ingin membelikan minuman kesukaannya yang sering kami beli saat berangkat ke sekolah ataupun saat pulang sekolah. Aku mau mood Saka kembali seperti biasa lagi.

"Oke." Saka membanting stir ke kiri. Mengubah arahnya menuju Supermarket langganan kami. Aku hanya bisa diam, menatap wajah Saka yang terpantul dari kaca spion.

Setelah sampai, aku melepas helmku dan meletakkannya di atas jok motor. "Yuk!" ajakku kepada Saka. Dia hanya mengangguk, mengikutiku dari belakang.

Berjalan ke arah kulkas minuam, aku mengambil beberapa kotak susu cokelat kesukaan Saka. Jangan kaget, dibalik ketampanan dan ke-kerenan Saka, terdapat jiwa anak-anak di dalamnya. Yaitu, masih suka dengan susu cokelat.

"Banyak banget?" Saka kebingungan saat aku mengambil 5 buah kotak susu di tanganku. Aku tersenyum ke arahnya.

"Nggak apa-apa. Kali ini, gue yang traktir. Lo mau apa, gue bayarin deh!"

Dia mengernyit, tiba-tiba pria ini memegang keningku. "Sakit, bu? Mimpi apa lo semalem, hah?"

"Duh," aku menepis tangannya. "Cepet mau apa? Keburu telat masuk sekolah!" aku mendorongnya agar memilih makanan yang dia inginkan. Seperti biasa, Saka selalu menuruti keinginanku.

Dia berjalan melihat-lihat makanan ringan berbagai macam rasa. Dia mengambil satu per satu makanan ringan yang ia suka, lalu memanggilku untuk mendekat ke arahnya.

"Na, sini,"

"Apaan?"

"Balik badan."

"Ngapain woy?"

"Bawel lo." Saka membalikkan tubuhku dengan sekali putaran. Dan tiba-tiba, aku merasakan tudung hoodie ku berat.

"Lupa ngambil keranjang tadi. Pinjem ye, kan jaket gue nggak ada tudungnya, jadi pake punya lo."

PERSONAWhere stories live. Discover now