•••

Keesokan harinya aku terbangun saat Gabriel sudah bangun.Dan ku putuskan untuk mencuci wajahku di kamar mandi milik Gabriel.

Ku pandang wajahku yang sekarang.Sangat buruk dan luka yang ada di dahiku menurutku itu adalah luka dalam dan mungkin jika sembuh luka itu akan membekas.Dan untungnya luka di bagian belakang kepalaku tak begitu buruk.

Selepas mencuci wajahku aku turun menuju meja makan.Pastinya Gabriel ada di sana.

"Pagi ley."sapanya sambil tersenyum manis.

"Pagi rey."balasku.Aku duduk di depan Gabriel yang sedang mengoleskan selai bluberry di atas roti.

"Nih makanlah."aku mengambil itu dan mulai memakan.

"Maafkan aku soal kemarin."ucap Gabriel sambil menatapku penuh penyesalan.

Aku hanya tersenyum."Tak apa,tapi aku ingin kamu bercerita sekarang.Jika tidak aku tak akan mau menolongmu lagi rey."balasku.

Gabriel membeku.Jujur saja ia belum siap bercerita dengan Billa,tapi bagaimana lagi? Billa akan tahu semuanya cepat atau lambat.

"Baiklah.Tapi tolong berjanji jangan benci aku."aku menggeleng cepat.

"Tidak rey tidak akan."balasku.

"Aku alter ego.Kau tahu bukan?jika seseorang memiliki alter ego maka sifat nya akan berbanding terbalik,seperti tadi malam contohnya.Dan yang tadi malam itu namanya Renzi.Sikapnya psiko tapi dia sangat lemah dengan pelukan."Aku sedikit terkejut lalu mengangguk paham.

"Kenapa kamu bisa punya alter ego?setahuku orang yang biasanya memiliki alter ego dia adalah orang yang selalu tertekan dan depresi berat sampai akhirnya ada jiwa lain dalam dirinya."balasku.

"Dulu,keluargaku harmonis sebelum akhirnya papah ketahuan selingkuh.Dari situ ibukku selalu mengkekang diriku dan ayahku selalu melakukan kekerasan padaku.Setelah bercerai dari mamah,papah menjadi pecandu narkoba dan minum - minuman keras.Saat mabuk papahku selalu memukuliku entah itu dengan kayu,sabuk,rotan,apapun yang ada di sekitarnya.Dari situ aku depresi,

Semakin hari mamah tak memperdulikan aku.Awal perceraian memang kami tak tinggal berpisah,masih satu rumah dan disitu  setiap harinya aku selalu menerima kekerasan dari papahku dan tamparan dari ibukku.Sampai akhirnya kita benar - benar terpisah.Aku tinggal bersama dengan nenek dan kakekku.Sekarang mereka sudah meninggal dunia dan semua warisannya ada di tanganku makanya aku bisa ada di rumah ini,

Dan soal tadi malam,selepas aku mengantar kamu pulang ayahku dan ibukku berkunjung kemari.Awalnya aku terkejut dan marah.Untuk apa mereka kemari setelah menelantarkanku?dan saat itu juga aku mengusir mereka.Aku mencoba menahan agar Renzi tak mengambil alih diriku.Awalnya berhasil dampai pukul sebelas malam aku berubah jadi renzi."Gabriel menunduk.Aku mereasa bersalah karena memaksa Gabriel bercerita.Ternyata hidupnya sangat menyedihkan.

"Maaf rey,aku membuka luka lama ya?"ucapku ragu dan di balas senyuman oleh gabriel.

"Enggak kok ley aku sudah ikhlas dengan semuanya.Tapi aku lelah sendiri,aku mohon kamu jangan pergi ya leyna."aku mengangguk dan tersenyum.

"Sudah cepat bersiap kita harus kesekolah,ini sudah pukul 05.00."Gabriel mengangguk dan menuju kamarnya lalu aku kembali kerumah untuk bersiap.

Selepas bersiap aku memakai perban di kepalaku.Jujur aku merasa sangat pusing.Tapi aku harus pergi kesekolah.

Aku keluar dari rumah dan sudah ada Gabriel yang sama menggunakan perban di tangannya lalu ia tersenyum ke arahku.

"Ayo!"katakku dengan semangat lalu langsung naik ke atas motor milik Gabriel.

Dan kami sudah berjalan menjauhi pekarangan rumah.

•••

Setibanya di sekolah kepalaku terasa sangat pusing.Tapi aku mencoba tak menghiraukan hal itu dah terus berjalan menuju kelas.

"Kamu kenapa?"tanya Gabriel.

"Gak apa apa kok."aku tersenyum."Bye!"kami berpisah di koridor.

Aku tiba di kelas dengan kepala yang semakin pusing.Di tambah pertanyaan dari teman - temanku membuat kepalaku srmakin pusing.

"lo kenapa bill?"tanya Gladis.

"Iya lo kenapa?di lukain siapa?biar gue jotos orang nya!"ujar Randu.

"Ya ampun!lo kenapa?"Timpal Nada.

"Woy!jangan banyak tanya!yang ada billa makin pusing!"kini Ardan yang bersuara.Ia memang lelaki paling peka HAHA.

"Gue gak apa apa kok."lalu aku tersenyum.

Kring Kring

Bel masuk berbunyi.Dan pelajaran pun di mulai.

•••

Bel istirahat berdering nyaring aku segera merapihkan buku - bukuku dan berniat menuju UKS.

Saat aku bangkit dari duduk kepalaku tiba - tiba terasa sangat pusing lalu semuanya gelap dan aku sempat mendengar teman - temanku memekik histeris.

"BILLA!!"

"CEPET BAWA KE DOKTER AJA!"itu Ardan yang berbicara.

"Yaudah ayo!gue izin ke guru piket,Nada bawa tas nya dan lo Ar gendong si Billa!yang lain disini aja!yang mau jenguk pulang sekolah!"ujar gladis lalu ia berlari cepat begitu pun Ardan dan Nada.

•••

Next part!

Kita pernah ada ✓Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum