02. New Rival

3.2K 296 107
                                    

(Halo semua. Nggak nyangka cerita ini sudah buluk dan berjamur, saking lamanya gak update. Oke, ini aku lanjutin. Eksklusif ditengah-tengah wabah covid-19. Jangan lupa tinggalkan komen ya. Biar author makin semangat buat update. Happy reading)

Raerin membuka pintu kaca kafe dengan lesu. Gadis itu gagal bertemu dengan Taehyung karena pria itu sibuk dengan urusan di perusahaannya. Padahal Raerin ingin memberitahu pria itu kalau dirinya sudah melaksanakan ujian sekolah dengan lancar dan setelah kelulusan ia ingin mendaftar di universitas yang sama dengan Taehyung.

Yoongi yang kala itu sedang menyesap secangkir vanilla latte, menatap Raerin dengan bingung setelah gadis itu duduk di sampingnya.

“Ada apa? Sudah bertemu Taehyung belum?”

Raerin menggeleng. “Aku tidak tahu jika pria itu sangat sibuk.”

Gadis itu melirik Yoongi yang masih menyesap vanilla latte dan dengan songongnya Raerin rebut minuman itu, lalu Raerin meminumnya terburu-buru.

“Hei, hei, hei.”

Yoongi menghela napas begitu menengok cangkir miliknya sudah kosong. Raerin memutuskan untuk bergegas ke dalam, memakai celemek kafe. Sejenak mata gadis itu melongo karena melihat Yeri sedang bersenda gurau dengan Jungkook.

Omo, omo!! Jungkook-ssi, kenapa kau memakai celemek kafe?” tanya Raerin.

“Oh, aku hanya membantu Yeri bekerja hari ini.” Balas Jungkook.

Yeri memberikan senyuman yang lebar ke arah Raerin, membuat Raerin geleng-geleng kepala. Raerin tidak menyangka pergerakan Yeri dalam mendekati Jungkook begitu cepat.

Raerin pun memutuskan untuk melengang pergi ke ruangan terdalam. Gadis itu mengecek ponselnya dan belum mendapati balasan pesan dari Taehyung. Kemarin Taehyung sudah berjanji untuk menemuinya sepulang ia dari sekolah. Namun jika pada akhirnya Taehyung tidak bisa, seharusnya Taehyung tidak membuat janji saja agar Raerin tidak menunggunya.

Hari ini pengunjung kafe cukup ramai. Untungnya dengan bantuan Jungkook, pelayanan kepada pelanggan berjalan sangat cepat.

“Terima kasih. Selamat datang kembali.” Tukas Jungkook. Pria itu lantas melepas celemek dari tubuhnya lalu beranjak menuju kursi sembari memijat bahunya yang pegal. “Hyung, jangan lupa kau harus memberiku upah hari ini.” Seloroh Jungkook saat melihat Yoongi tengah menghitung uang.

Raerin dan Yeri yang sedang sibuk membersihkan meja dan mengepel lantai langsung menghentikan kegiatannya karena lebih tertarik mendekati Yoongi, berharap mendapatkan bonus gaji.

“Tenang-tenang. Hari ini aku akan traktir kalian. Sekalian kita undang teman-teman yang lain.” Sahut Yoongi yang masih menghitung uang.

“Bulgogi. Aku mau bulgogi.” Pinta Yeri.

Raerin mengangkat tangannya. “Aku setuju.”

Ya! Akan kurang lengkap jika tidak ditemani soju.”

Yoongi malah menjitak kepala Jungkook. “Jangan ajarkan anak dibawah umur yang tidak-tidak, Kook.”

“Sayang sekali, umur kita belum 20 tahun.” Desis Yeri seraya melirik Raerin. Raerin pun balas dengan anggukan.

Kini ada anak Bangtan yang ikut berkumpul di sebuah kedai bulbogi yang letaknya tak jauh dari kafe Yoongi. Ada Namjoon, Seokjin, Hoseok, dan Jimin yang sudah bergabung. Tapi, Taehyung belum juga menunjukkan batang hidungnya sejak siang tadi.

“Raerin-ah, kenapa kau diam saja? Ayo makan yang banyak.” Ujar Jimin dengan sikap sok pedulinya. Jimin pikir jika Taehyung tidak ada, pria itu bisa mendekati Raerin. Berhubung di dalam geng bangtan hanya Jimin saja yang masih tidak punya pasangan. Sekarang pun Jimin iri melihat si maknae Jungkook bisa secepat itu mendapatkan gadis, yakni Yeri.

“Dia sudah makan, Jim.” Sahut Yoongi. Itu memang benar. Raerin sudah makan, bahkan sepuluh potong daging bulgogi sudah masuk ke dalam perutnya. Sekarang Raerin melamun karena ia sedang tidak mood bersenda gurau dengan yang lain.

Beberapa menit berlalu, pintu kedai terbuka dan menampakan sosok yang dinanti-nanti Raerin.

Kim Taehyung.

Akhirnya pria itu datang juga. Taehyung menyapa teman-temannya. Senyum Raerin yang awalnya mengembang tiba-tiba menghilang. Bukan karena dia tak suka Taehyung datang terlambat. Akan tetapi, dibalik tubuh pria itu muncul sosok perempuan yang entah siapa namanya, Raerin sendiri tidak kenal.

“Kenalkan, dia sekretaris di perusahaanku.” Ujar Taehyung pada teman-temannya.

“Halo semua, namaku Cho Hana.” Gadis yang dikenalkan oleh Taehyung itu memberikan senyum terbaiknya, dan membuat Raerin menegak segelas es jeruknya dengan kesal.

Gadis bernama Cho Hana itu sangat cantik dan anggun. Ah, Raerin benci mengakuinya. Untuk apa Taehyung datang bersama sekretarisnya? Dan, mereka terlihat dekat sekali.

Taehyung pun duduk di kursi dengan Hana yang juga di sebelahnya. Semua orang tiba-tiba diam dan kembali sibuk memanggang daging. Sedangkan, Raerin kembali melahap daging yang baru saja diangkat Jimin dari panggangan.

“Silahkan dimakan. Aku akan pesan lagi.” Kata Yoongi memecah keheningan.

“Kau sudah bekerja lama sebagai sekretarisnya?” tanya Seokjin pada Hana.

“Baru satu minggu. Sebenarnya Taehyung adalah temanku saat di sekolah dasar.” Jawab Hana.

Geng bangtan yang mendengar hanya ber-oh ria.

“Waspadalah. Bisa-bisa gadis itu menyaingimu.” Bisik Yeri pelan di telinga Raerin.

“Iya, aku mengerti.”

Yeri memandang wajah Raerin, lalu ia tatap Raerin dari atas hingga bawah. “Jika aku boleh jujur, gadis bernama Hana itu sudah menyaingi penampilanmu.”

Raerin mendesis. “Tidak bisakah kau tidak jujur saja.”

“Tenang saja. Yeri si teman baikmu ini akan membantumu.”

“Ah, kau memang bisa diandalkan.”

“Pertama-tama kau harus gunakan insting.”

Kedua alis Raerin bertaut mendengar ucapan Yeri.

Insting? Insting yang seperti apa?

Tiba-tiba saja Yeri dengan sengaja menyenggol segelas air hingga air itu tumpah mengenai Raerin. Alhasil baju yang dikenakan Raerin jadi basah.

“Ya ampun, Raerin-ah. Maaf tanganku licin.” Ujar Yeri dengan nada panik yang dibuat-buat.

Raerin pun melongo dengan ide gila yang baru saja Yeri lakukan.

To be continued.

Don't forget to vote and comment

1 April 2020

Diabolic || Kth 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang