Chapter 10| Ada apa?

192 69 42
                                    

Setelah perang mulut ronde 1 antara Fahri dan Beby tadi, Natasya dan Fahri pun memutuskan pulang ke apart nya. Ashraf yang tadi menawarkannya untuk di antar pulang, langsung di tolak mentah-mentah oleh Natasya.

Kakak beradik itu pun sekarang sudah sampai pas di depan pintu apart nya yang dihiasi oleh angka 125.

Tining...Tining...
Fahri memencet bell pintu itu.

Tak lama kemudian muncullah sosok mama nya, yang membukakan pintu untuk mereka.

"Assalamualaykum bidadari cantiknya keluarga Ainsley!" Salam Fahri.

"Waalaykumussalam, dari mana aja kalian?" tanya Elena ke putra putrinya.

"Habis nemenin kakak jalan-jalan, kasian jomblo gaada yang ngajak jalan, satnight nih. Aku sebagai adek yang pengertian, baik, penyayang dan ganteng tentunya, yah nemenin kakak muter-muter di sekitar galata street" jelas Fahri.

"bacottt... " lirih Natasya sembari memasuki apartnya.

"Ri... Itu kepedeannya udah over, di kurangin bisa?" titah Elena.

"ga bisa." jawab Fahri sembari menerobos pintu apartnya.

Fahri yang tengah memasuki ruang tamu langsung di suguhi oleh pemandangan yang agak imposibble. Papanya ada di apart sekarang!

Zeke sedang berbaring di sofa dengan mata yang terpejam sedangkan Natasya sedang fokus memijat kepala papanya itu.

"Wahhh cogan keduanya keluarga Ainsley ada di apart jam segini?" sapa Fahri sembari menengok jam tangannya yang menunjukkan pukul 22:06 PM.

Natasya memberi isyarat pada adiknya untuk diam.

"Hah? Knp?" tanya Fahri yang sudah berada di samping Natasya.

"papa lagi ga enak badan, kepala nya pening. Kamu ga ngebacot sehari aja... Bisa ga sih?" lirih Natasya.

"Maaf... Tidak bisa!" balasnya.

Natasya memutar bola matanya jengah.

"Paaa... Tumben pulang jam segini? Biasanya juga kalau pulang paling pas kita semua udah tidur atau kadang juga pulangnya pas udah kukkuruyukkk.... " tanya Fahri penasaran.

Zeke masih saja memejamkan matanya, enggan menjawab pertanyaan putra tengilnya itu.

"Papa kok gak ngejawab? Pura-pura ga denger, apa emang ga denger nih? Pasti pa—"

"Ri... " panggil Elena yang baru saja memasuki ruang tamu sembari membawa nampan yang berisi 4 cangkir teh hijau dan setoples kue kering.

"iya?" sahut Fahri.

"sini duduk di samping mama." seruh Elena yang baru saja mendaratkan bokong nya di sofa yang berhadapan langsung dengan sofa suaminya.

Fahri yang masih bingung, langsung mengikuti seruhan mamanya, segera ia menghampiri mamanya dan langsung menjatuhkan bokongnya di samping mamanya duduk.

"kenapa Ma??"

"Rii... Dengerin mama! Cerewet boleh, tapi kali ini cerewet nya di tahan-tahan dulu, bisa gak?" pintah Elena.

Fahri menggaruk kepalanya yang tidak gatal,

"kenapa emang?"

Elena membuang kasar nafasya. Berbicara dengan putra nya ini, memang harus sedetail detailnya... Kalau tidak, jangan salahkan Fahri yang terus mengeluarkan pertanyaan-pertnyaan dari mulutnya.

Everything is Chaotic  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang