Riena membelalak saat satu tangannya yang bebas digenggam oleh pria itu.

Riena menghempaskan tangan itu kasar, lalu berdiri, dengan tatapan marah. "Kak, aku tau kakak temennya kak Jihyo. Tapi bukan berarti kakak memperlakukan aku sebagai temen kakak. Aku bahkan gatau nama kakak."

Pria itu berdiri, membuat Riena yang awalnya menunduk, akhirnya mendongak menatap pria itu.

Pria itu maju selangkah, membuat Riena mundur selangkah. Namun tidak bisa karena ia sudah terhimpit meja.

"Nantang?"

Riena semakin memundurkan wajahnya saat jarak wajah mereka semakin menipis. "K-kak.."

"Ngapain sama pacar gue?"

Riena terkesiap saat tangannya ditarik ke pelukan seseorang.

Tunggu. Riena tau betul suara ini dan pelukan ini.

"Gue tanya. Jawab."

Iya, dia Taeyong.

Kenapa dia bisa disini? Menggunakan jas?

"Siapa lo?"

Taeyong mengeraskan rahangnya. "Belum jelas? Gue pacarnya. Lo apain dia ha?!"

"Apasih? Dia kan adiknya temen gue. Wajar dong mau kenal dekat."

"Kenal dekat atau mau pelecehan? Lo mikir dikit kek. Dia udah risih sama lo dari awal. Sadar diri."

Pria tadi mengepalkan tangannya, dan tanpa peringatan langsung memukul Taeyong.

"Yong!! Astaga!!" Riena terkesiap.

"Makan tuh!! Masih pelajar belagu aja lo!!" bentak pria itu melihat Taeyong yang tersungkur meringis kesakitan.

Riena menggeram marah. Sudah cukup, kesabarannya udah sampai batas. Dia gabisa tahan lagi.

PLAKK

Dengan nafas terengah-engah menahan emosi, Riena menatap pria itu yang memegang pipinya yang habis ditampar Riena.

"Gue udah risih, tapi tetap sabar ya kak!! Harusnya kakak ngerti!!! Mana ada gakenal udah pegang tangan!!"

Pria itu tergagap. "Rien--"

"PENGECUT BANGET NONJOK ORANG YANG LEBIH MUDA!!!"

Riena mendengus, menyadari situasi tambah runyam. Benar. Dia kelepasan. Riena benar-benar emosi. Taeyong sendiri kaget Riena bisa teriak sekencang ini.

Biasanya kan lembut banget. Meski galak dikit sih.

Riena lalu memgambil kasar tasnya dan hpnya, lalu jalan menuju kakaknya.

"Kak, aku pulang duluan ya kak. Bakal malam. Nanti aku hubungi kakak. Jangan khawatir."

Kakaknya menyentuh pundaknya. "Kamu gapapa? Maaf, kakak habis dari toilet."

Riena tersenyum kecil, walau terpaksa. "Gapapa kak. Riena duluan."

"Hati-hati."

"Iya."

Riena berjalan mengajak Taeyong pergi. "Ayo, Yong. Gaguna di tempat sampah gini."

Taeyong yang masih dalam mode kaget, hanya berdiri lalu mengikuti Riena. Ia melepas jasnya, menyisakan kemeja yang sekarang dikenakannya, lalu memakaikannya pada Riena. "Gila, itu belakang sobek?"

Riena mendengus. "Disuruh kakak pake. Aku sendiri gamau."

"Hmm."

Riena berbalik, memerhatikan sudut bibir Taeyong. "Berdarah, Yong. Udah cepet ke rumahmu aja. Aku obatin. Mana mobilmu? Aku setir."

1. Ketos | lee taeyong ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora