21: Paris in Love

108 8 0
                                    

Relia masih meringkuk di pelukan Kevin saat pesawat tujuan Paris akan mendarat di bandar udara internasional Charles de Gaulie. Sejak satu jam yang lalu Kevin mengangkat tubuh mungil Relia ke pangkuannya dan membiarkan Relia terlelap di pelukannya. Suara pramugari memutuskan atensi mereka dari lamunan dan tidur panjang. Setelah menempuh jarak 13 jam lebih sedikit akhirnya mereka sampai juga di Paris. Relia menggeliat saat Kevin mengelus pipinya pelan. Kevin meletakkan kembali ke tempat duduknya dan memasang seat belt. Beberapa menit lagi mereka akan mendarat di bandara.

Kevin tersenyum melihat istri tersayangnya itu menggeliat dan tersenyum malu kearahnya. Kevin mengelus pipi Relia pelan, Relia menangkap tangan Kevin dan mengecupnya pelan.

"Bentar lagi landing sayang." Relia mengangguk pelan dan membenarkan posisi duduknya. Di genggam tangan suaminya erat-erat. Sampai saat ini Relia masih takut dengan pesawat landing. Kevin mengelus tangan Relia menenangkan. Pilot pun menukikkan moncong pesawat ke landasan. Setelah beberapa saat, akhirnya pesawat itu pun dengan mulus landing di landasan. Relia menghembuskan nafasnya lega. Semua penumpang pun satu persatu meninggalkan pesawat. Tangan Relia otomatis sudah ada di genggaman suaminya dan menggandengnya menuju ke tempat pengambilan bagasi.

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya mereka pun keluar dari bandara dengan selamat dan seorang sopir dari hotel tempat mereka menginap pun sudah menunggu kedatangan mereka sejak satu jam yang lalu.

Sebenarnya Relia ingin segera menyentuh kasur, karena badannya pegal pegal dan dia mengalami jetleg yang lumayan parah. Hingga tubuhnya terasa sangat lemas, sepanjang perjalanan menuju hotel Relia menyandarkan kepala lunglainya di bahu tegap suaminya itu. Kevin pun sesekali mengelus dan mengecupnya sayang.

***

Relia mengerjabkan matanya beberapa kali. Dia mengernyitkan dahinya saat mendapati dirinya sudah ada di balik selimut super tebal dan ruangan kamar yang sangat elegan. Kepalanya memutar mencari suami, Relia bergeming saat mendapati Kevin tengah duduk di sofa sambil memandanginya.

"Udah bangun sayang?" Relia mengangguk dan meringsut dari tidurannya, segera menyandarkan tubuhnya kebelakang.

"Mas ngapain duduk disitu?" Relia menyepol rambut panjangnya ke atas, menyisahkan anak rambut yang menghiasi pipi dan leher jenjangnya.

"Mas juga baru bangun tidur sayang. Baru selesai mandi dan duduk sambil melihat pemandangan indah di depan." Relia mengernyitkan dahinya.

"Pemandangan indah apa?" Kevin tersenyum simpul dan pandangan matanya turun kebawa, Relia segera memeriksa tubuhnya dan refleks mengambil selimut dan menutup dadanya.

"Sejak kapan Re gak pakai baju?"

"Sejak tadi."

"Mas yang buka?" Kevin tergelak dan ikut masuk kedalam selimut Relia.

"Kalau bukan mas yang buka. Siapa lagi sayang, mas kan gak tega liat kamu tidur pakai baju kotor gitu. Yang ada kamu sakit nanti. Makanya mas buka, tapi gak mas pakaikan lagi sih. Biar gampang." Relia mengerucutkan bibirnya.

"Gampang ngapain?" Kevin lagi-lagi tergelak. Kevin mendekat dan menarik tubuh Lira agar lebih merapat padanya. Dan di cium pelipis Relia pelan.

"Re mandi dulu ya mas. Lengket banget badan gak enak." Kevin mengangguk dan membiarkan Relia masuk ke kamar mandi sambil melilitkan selimut ke tubuh bugilnya. Kevin tersenyum simpul.

"Ngapain pakai selimut sayang, kan mas udah liat juga." Kevin sengaja menggoda istri mungilnya itu, Relia menatap Kevin sambil menyipitkan kedua matanya, Kevin hanya tergelak. Tanpa membalas Godaan sang suami Relia masuk kedalam kamar mandi, dia lapar dan ingin segera makan.

Sementara Relia mandi, Kevin memesan makanan untuk makan siang mereka. Sarapan pagi mereka lewatkan karena sama-sama kecapekan dan memilih untuk tidur mengisthirahatkan tubuh mereka.

***

Makanan sudah tersedia saat Relia keluar dari kamar mandi sudah mengenakan kaos lengan pendek dengan legging panjangnya. Kevin menghampiri Relia dan mengajaknya ke meja makan yg ada di kamar mereka itu.

"Makan dulu sayang," Relia mengangguk dan duduk di kursi samping Kevin.

Makan siang mereka dua piring steak daging sapi, pasta dan buah yg sudah terpotong cantik di piringnya. Tanpa banyak bicara mereka melahap hidangan didepan dengan tenang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STAFF IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang