4. Oke fiks, om-om itu calon suami Re

724 33 0
                                    

Relia mengarnyitkan dahinya saat cahaya terang menerpa wajahnya, Relia menggeliatkan tubuhnya dan perlahan membuka matanya. Dikerjab-kerjabkan matanya menyesuaikan cahaya, Relia memekik saat melihat figure laki-laki berdiri disamping tempat tidurnya. Kevin berdiri sambil bersidekap menatap Relia,

"om, ngapain dikamar Re?" Relia buru-buru menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Kevin tersenyum,

"bangunin calon istri." Relia menaikkan alisnya sebelah.

"sejak kapan om ada dikamar Re?'

"setengah jam yang lalu,"

"hah?"

"udah bangun, buruan mandi dan siap-siap. Kita antar Ayah dan Bunda ke bandara jam 09.00 ini. Setengah jam kamu harus sudah selesai oke, calon istri." Seru Kevin sambil mengerlingkan sebelah matanya. Relia yang belum sadar sepenuhnya hanya bengong menatap pintu kamar yang sudah tertutup kembali.

"setengah jam Re, ini udah berjalan 5 menit." Seru Kevin tanpa membuka pintu. Relia tersadar dan langsung masuk kekamar mandi.

Risman, Indah dan Kevin sudah duduk manis di meja makan saat Relia turun dari kamarnya. Relia tampak sangat segar setelah mandi, tampilannya juga manis dengan jeans panjang dipadukan dengan Sabrina berwarna kuning, serta rambut ikalnya yang tergerai bebas dipunggungnya. Tidak lupa kacamata bundar dan sekilas senyum manis menambah nilai plus tampilannya pagi ini.

"pagi Yah, Bun, Om." Sapa Relia. Dia langsung mengambil posisi duduk disamping Indah, tepat dihadapan Kevin.

"pagi sayang. Oh iya, mau sampai kapan kamu panggil Kevin dengan sebutan Om, Re?" Tanya Risman. Relia hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"habis Re bingung mau panggil apa Yah." Risman tertawa.

"nggak papa Om, Re bebas mau panggil saya apa aja. Senyamannya dia aja." Kevin tersenyum kearah Relia, Relia hanya membalas seadanya. Relia meraih nasi goreng buatan Indah didepannya, dan mulai menyuapkan kemulutnya.

Cling...

Sebuah pesan masuk kedalam telepon pintarnya, Relia melirik sebentar. Beberapa kali pesan terus masuk. Akhirnya diraih benda pipih itu,

'hei tukang kabur....' Pesan pertama dari Nia. Relia hanya tersenyum.

'kenapa nggak dijawab, Re.'

'nggak kamu jawab, aku ngamuk ya Re.'

'apa bawel?' jawab Relia akhirnya.

'kamu kebiasaannya, main kabur-kabur aja. Udah dari kemaren ditelfonin nggak angkat-angkat lagi. kamu ngapain sih?'

'nanti aku cerita dikampus Ni, panjang kalau diceritain lewat chat.'

'benar ya, awas kalau nggak.'

'Iya nona bawel.' Relia kembali meletakkan telepon pintarnya disamping piring nasi goreng. Tidak sengaja Relia menatap Kevin sejenak, didapati wajah Kevin yang mengeras dan menatapnya datar. Relia hanya mengedikkan bahunya dan meneruskan sarapannya.

"udah selesaikan, yuk berangkat. Takut telat boarding." Seru Risman. Relia buru-buru meneguk minum dan mengikuti semua orang yang sudah meninggalkan meja makan.

Risman dan Indah sudah memposisikan diri duduk dibelakang kemudi, akhirnya mau nggak mau Relia pun di samping Kevin yang bertugas sebagai supir pagi ini. Beberapa kali Relia mencuri pandang kearah Kevin, wajahnya masih sama datar.

'ini om-om nggak punya ekspresi lain ya. Lempeng terus dari tadi.' Batin Relia. Hampir saja senyum terbit dibibirnya saat tiba-tiba Kevin menatapnya. Relia menahan nafasnya beberapa detik. Setelah memastika Risman dan Indah sibuk dengan kegiatannya, Kevin mendekatkan tubuhnya kearah Relia.

"saya nggak suka kalau tengah makan kamu pegang-pegang hape terus. Tidak menghormati yang lebih tua dimeja makan itu." Bisik Kevin tepat di telinganya. Relia mematung.

'siapa yang tua, dia. Dia memang udah tua.' Batin Relia. Astaga, hanya masalah hape wajahnya bisa berubah asem begitu ya. Oke Re, siapkan hatimu untuk menghadapi om-om disamping kamu itu.

Setelah satu jam perjalanan, Kevin pun menghentikan mobil diparkiran bandara. Risman dan Indah kompak turun dan mengambil barang-barang dari bagasi mobil. Kevin yang sudah aman memarkirkan mobil pu ikut turun, Relia juga. Dengan sigap Kevin mengambil koper dari tangan Risman dan membawanya kedalam.

"selama Ayah dan Bunda di Jerman, kamu bakalan diantar jemput sama Kevin Re." seru Indah.

"loh Bun, biasanyakan Re diantar pak Min."

"Bunda tahu, tapi itu permintaan Kevin. Dia pengen lebih dekat sama kamu sayang."

"apa sih, kenapa harus pake diantar jemput sih. Re bisa sendiri kok."

"kamu bisa protes sama dia, tapi Bunda sih nggak papa. Jadi anak Bunda ada yang jagain terus."

"nanti Re bilang ke Om Kev deh, kalau Re biasa pulang dan pergi di antar pak Min." Indah mengangguk. Mereka pun sudah sampai didalam bandara.

"lya sudah sayang. Ayah dan Bunda berangkat ya, baik-baik disini."

"Re bisa jaga diri Ayah. Kan udah biasa di tinggalin."

"udah jangan ngambek, kalau butuh bantuan apa-apa minta tolong Kev, Re. oke." Relia mengangguk.

"bye sayang, bye Kev. Jagain anak tante ya, jangan sampai lecet pokoknya." Kevin mengangguk.

"aman Tan, Re pasti aman kalau sama Kev." Risman dan Indah tersenyum dan langsung masuk kedalam. Relia menghembuskan nafasnya, setelah wujud Ayah dan Bundanya tidak Nampak lagi Kevin mengajaknya pergi.

***

Saat ini mereka sudah duduk didalam mobil, Relia maju mundur ingin membahas masalah antar jemput. Tapi bibirnya tidak bisa terbuka sama sekali, Relia hanya berani beberapa kali melihat kearah Kevin.

"masalah antar jemput, kamu nggak bisa membantah Re." seru Kevin dan membuat Relia mencelos.

"kok gitu sih Om, Re biasa diantar jemput Pak Min kok. Om nggak perlu repot-repot loh antar jemput Re." Kevin menatap Relia dan menggeleng.

"saya nggak keberatan kok. Lagian kitakan sudah sepakat untuk saling terbuka dan mencoba untuk dekat kan?" Relia terdiam.

"saya calon suami kamu Re, nggak ada salahnya kamu sedikit merepotkan saya. oke. Anggap aja ini pekenalan kita." Relia masih terdiam.

"iya deh, asal tidak merepotkan om ya." Kevin mengangguk.

"kamu jam berapa kekampus?"

"jam 1 om." Kevin terlihat berpikir.

"kalau nggak bisa antar Re bisa sama Pak Min kok." Sela Relia yang melihat wajah Kevin berkerut.

"saya antar." Tekan Kevin tanpa melihat kearah Relia. Relia menggelengkan kepalanya.

"om bisa nemenin Juno dulu kok, Re bisa sama Pak Min. ini beneran Om, nanti setelah Om selesai sama Juno baru Om jemput Re di kampus." Relia mencoba untuk bernegosiasi. Kevin terdiam beberapa detik.

"Juno ada siaran sampai jam 4. Saya jemput dan Kamuharus tunggu saya sampai datang." Seru Kevin. Relia mengangguk. Akhirnya, hariini dia bisa lepas sebentar dari calon suaminya ini. Hah, calon suami? Oke fiksom-om ini calon suami Re, walau masih dalam masa percobaan


tbc

huaah telat update. moga aja ada yang berminat ya, cerita mainstream yang nggak jelas ini. heheh

karena lagi baik hati. hari ini double update deh.

STAFF IN LOVEWhere stories live. Discover now