20. Sweet Time 2

1.1K 32 3
                                    

Kevin mengerjabkan matanya sejenak, matanya menyesuaikan dengan cahaya matahari yang menerobos kedalam kamarnya. Kevin tersenyum melihat wajah istrinya yang tengah tidur pulas itu, beberapa helai rambut menghiasi wajah manis Relia. Kevin lagi-lagi tergelak mengingat kejadian sore menjelang malam itu, Relia sudah benar-benar menjadi miliknya. Dan Kevin merasa sangat bahagia pagi ini.

Relia menggeliat saat Kevin terus menciumi seluruh wajahnya. Di kerjabkan matanya sejenak dan mendapatkan wajah Kevin yang sangat dekat didepannya. Relia tersenyum malu-malu. Kevin mengusap wajah Relia pelan.

"Pagi mas." Sapa Relia parau.

"Pagi sayang." Kevin mengecup pipi gembul Relia. Sebelah tangan Kevin masih memeluk tubuh Relia erat, Relia menepuk lengan Kevin pelan.

"Mas, Re mau ke kamar mandi dulu. Lengket semua badannya." Kevin tidak mengindahkan permintaan istrinya, malah semakin mengeratkan belitan tangannya. Relia menggelengkan kepalanya gemas.

"Mas ih. Gak bisa nafas." Kevin tersenyum dan perlahan melepaskan pelukannya. Setelah terlepas, Relia pun segera bangun. Di renggangkan tubuh lelahnya, saat akan berjalan Relia meringis. Kevin yang sadar dengan ringisan Relia pun segera bangun dan menghampiri istrinya itu.

"Maaf ya sayang. Bikin kamu kesakitan gini." Kevin langsung membopong Relia.

"Udah jangan di bahas. Re malu." Seru Relia sambil menyembunyikan wajahnya di leher Kevin. Kevin tergelak.

***

Relia menikmati suara deburan ombak di depannya. Senyum Relia terus mengembang saat melihat suaminya yang tengah belajar surfing di tepi pantai. Beberapa kali Kevin sempat terjatuh kedalam air dan membuat tawa Relia pecah. Sejak selesai sarapan tadi, Kevin sudah rewel ingin segera ke laut dan belajar surfing, entah apa motivasinya tiba-tiba dia ingin sekali bisa berselancar. Relia hanya mengangguk mengiyakan, walaupun tubuh masih lelah.

Akhirnya setelah puas melihat suaminya itu mencoba berdiri di atas papan selancar dan sayangnya masih terus gagal, Relia pun memilih membaringkan tubuhnya di dipan yang sudah di sewa Kevin. Menunggu suaminya puas bermain sambil mengistirahatkan tubuhnya.

****

Relia menggeliat saat ada sesuatu yang basah menyentuh pipinya. Seketika Relia terbangun dan mendapatkan suaminya itu sudah duduk di samping sambil membelai wajahnya, Kevin tersenyum melihat Relia terbangun.

"Udah surfing nya Mas?" Kevin mengangguk dan membantu Relia untuk duduk.

"Tadinya mau mas lanjut sampai mas benar-benar bisa. Tapi waktu mas lihat istri mas sampai ketiduran disini. Jadi udahan aja,"

"Padahal Re gak papa loh nungguin mas sampai selesai."

"Mas yang kenapa-kenapa kalau masih biarin kamu sendirian, tertidur lagi. Dan sayang bisa aja di gangguin orang." Relia tersenyum, di tepuk pipi Kevin pelan. Relia mengambil handuk dari dalam tasnya dan membersihkan butiran pasir di wajah dan tubuh suaminya itu. Relia tersenyum lagi saat melihat Kevin terus saja menatapnya. Dengan gerakan cepat, Kevin meraih dagu Relia dan mengecup bibirnya lama.

"Sayang kalau lagi senyum gitu. Keliatan menggemaskan." Seru Kevin setelah melepaskan kecupannya. Relia menepuk dada Kevin pelan dan tergelak malu. Kevin mengacak rambut Relia pelan.

"Mas mulai lapar sayang. Kita cari makan dulu ya." Relia mengangguk sambil memandang jam di pergelangan tangannya. 13.30 pantas Kevin sudah kelaparan. Relia menyambut genggaman tangan suaminya itu dan mengekor di belakang.

***

Relia mengernyitkan dahinya saat melihat Kevin datang dengan membawa kotak yang cukup besar di tangannya. Tadi setelah makan siang dan jalan-jalan sebentar di sekitar pantai Relia dan Kevin memutuskan untuk pulang dan beristirahat. Malam ini mereka harus isthirahat banyak karena besok paginya mereka akan terbang ke Eropa. Bulan madu antar benua pun segera terlaksana.

Relia menghampiri Kevin dan membantu membawa barang yang didalam plastik. Tadi Kevin ke supermarket beli cemilan dan buah.

"Itu apa Mas?" Kevin menggerakkan bahunya.

"Mas juga nggak tahu sayang. Tadi resepsionis yang kasih ke mas, mungkin titipan Bunda atau Mama." Relia mengangguk. Kevin meletakkan kotak besar itu diatas meja. Kevin mengecek telepon pintar nya dan menemukan chat dari mamanya.

"Ini dari Mama sayang. Mama baru aja chat Mas." Relia mengangguk.

"Kata Mama, bukanya nanti aja kalau udah di Eropa." Relia mengangkat kotak itu dan meletakkan di samping koper-koper yang sudah selelsai packing.

"Isinya apaan sih, jadi penasaran." Gumam Kevin. Relia tergelak mendengar gumaman cukup keras suaminya itu. Relia mendekat dan mengecup lengan Kevin yang terbuka, karena hanya memakai baju tanpa lengan.

"Sabar Mas. Besok kan kita udah ke Eropa, keponya di simpan aja dulu." Kevin menaikkan sebelah alis matanya, menyadari kalau baru saja Relia mengecup lengan atasnya dengan gerakan cukup elegan, hampir aja Kevin tidak menyadari sapuan lembut bibir istrinya itu. Relia yang tidak menangkap perubahan wajah Kevin pun masih santai membereskan barang-barang yang ada di didepannya itu.

Relia menyepol rambut ikalnya keatas dan menyisakan anak-anak rambut di sekitar pipi dan dahinya. Relia hampir menjatuhkan tas make up-nya saat dengan tiba-tiba Kevin menangkap pinggangnya dan memeluknya cukup erat.

"Astagfirullah Mas. Bikin kaget aja sih, tiba-tiba meluk gitu." Seri Relia sambil mengelus dadanya pelan. Kevin tidak menanggapi, dia hanya memutar tubuh Relia dengan gerakan cepat dan langsung menyambar bibir mungil istrinya itu.

Sepertinya mereka bakalan olahraga sepanjang malam lagi. Doain aja gak telat bangun dan ketinggalan pesawat. Dasar singa jantan, di kecup dikit aja udah ganas begitu. Hihihi

TBC

Sorry yang Udah lama nungguin updatean SIL, aku susah konsen buat nulis akhir akhir ini. Ini sedikit, maaf ya. Kita lanjut pas mereka udah di Eropa aja. Heheh makasih yang udah mau baca cerita ku ini. Minta vote dan komen boleh kali ya. Sorry kalau ada typo. Thank you 🙏🙏😇😇

SALAM

DII

STAFF IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang