Part 13 - Sepertinya

Start from the beginning
                                    

Desi berkali-kali meyakinkan Anna bahwa perempuan itu mungkin hanya penghuni apartemen atau teman Pak Suswanto. Tapi Anna menyangkal, berkata bahwa pasti ia mengenalnya kalau penghuni apartemen. Apalagi usia mereka sepertinya tidak terlalu jauh.

Desi sudah hilang interest sementara Anna sebenarnya masih penasaran.

"Ih bukan! Tapi gue masih penasaran ya sama perempuan itu." 

Jari Anna ditaruh didagu. Desi memutarkan mata.

"Tuhkan Na, udah lah. Mau cewe itu selingkuhan Pak Sus, atau apapun, hidup hidup dia ini!"

"Ya juga sih..."

"Terus lo mau ngomong itu doang?" tanya Desi sambil mengerutkan keningnya.

Pipi Anna bersemu merah lagi. Sebenarnya, Anna amat terlalu takut dan malu untuk menceritakan hal ini kepada Desi. Takut Desi akan meledeknya terus menerus. Karena memang sifat Desi yang suka meledek Anna. Belum lagi kalau Desi cerita ke Dipo. Tapi tak tahan jika hanya disimpan sendiri.

Jika dipikir-pikir, seseorang menyukai gurunya itu adalah hal yang biasa. Hal yang wajar malah. Karena mungkin akan membuat seseorang jadi semangat belajar. Awalnya mungkin hanya sekedar kagum, namun lama-kelamaan bisa tumbuh menjadi cinta. Yang tidak biasa jika guru itu telah memiliki keluarga. Karena jatuhnya akan merusak rumah tangga orang. Namun yang perlu diperhatikan adalah peraturan sekolah. Biasanya sekolah melarang adanya hubungan romantis antara sesama guru, atau antara guru dan murid. Karena hal ini akan menunjukan seberapa baik integritas yang dimiliki guru tersebut.

Anna hanya tersenyum malu sambil melihat Desi yang kebingungan. Ia terlalu malu untuk memberi tahu Desi apa yang membuatnya tidak bisa tidur malam itu. Semalam, Anna terus terusan kepikiran tentang perasaan kepada Pak Harry.

"Lo kaya orang gila senyum-senyum sendiri."

Desi meletakan telapak tangannya di kening Anna. Anna buru-buru menepis tangan Desi. "Apaan sih Des."

"Lagian lo aneh. Kenapa?"

Anna tersenyum kembali. "Gue mau cerita tapi maluuuuu."

"Serah lo." Desi menghela nafas berat. Ia kembali mengambil novelnya yang tadi telah ditutup dan dimasukan ke dalam tasnya. Anna melihatnya langsung merebut novel itu.

"Makanya cerita!"

"Iya iya gue cerita. Tapi lo diam aja ya? Jangan kasih tahu siapa-siapa. "

"Kenapa sih?" Desi makin penasaran dengan sahabatnya ini. Anna bukan orang yang bucin.

"I think I'm falling in love, Des."

Desi melotot mendengar penuturan Anna yang secara perlahan dan pelan namun tetap terdengar. Bibirnya langsung menyunggingkan senyuman.

"SIAPA? Gue gak tahu lo lagi deket sama cowo. Kelas ini bukan? Atau anak IPS? Atau jangan-jangan...."

"Pak Harry." kata Anna cepat lalu langsung menutup wajahnya dengan novel Desi.

"TUHKAAAAN!!!"

Tangan Desi menggoncang goncang badan Anna yang wajahnya tetap ditutupi oleh novel yang dimilikinya hingga novel itu terjatuh ke lantai. Anna melanjutkan dengan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. 

"Des!"

"Gue udah mikir ya somehow pasti lo bakal suka sama dia. Secara, kalian tuh satu apartemen. Dia lajang, ganteng, kaya, pintar, sukses, gue tahu kerjaannya bukan ngajar doang. Kalau dia gak kaya, pasti bakal tinggal di kos-kosan dari pada apartemen mewah sekelas apartemen lo," Desi melirik Anna. "Gak usah khawatir sama umur. Mama Papa gue beda 17 tahun aja santai."

Anna & HarryWhere stories live. Discover now