Part 40 - Aturan dari Papa

1.7K 119 0
                                    

Whoa! I feel good, I knew that I would, now

I feel good, I knew that I would, now

So good, so good, I got you

***

Anna menatap layar HPnya dengan penuh keraguan. Tertera dilayarnya yang bertuliskan nama Papa, menanti untuk segera diangkat. Akhirnya setelah dua kali missed call, Anna menyerah dan menerima panggilan teleponnya.

"Ha..hallo Pa?"

Dari sebrang terdengar suara nafas lega Papa Anna. "Hallo Na? Kok baru diangkat? Kamu habis apa?"

"Emmm," Pandangan Anna ditaburkan ke seluruh ruangan, mencari benda yang bisa dijadikan alasan. Akhirnya pandangannya tertuju kepada tumpukan buku. "Habis belajar Pa, biasa. Ini HPnya aku silent jadi gak kedengeran. Soalnya biasanya ganggu sih. Hehehe."

"Oooh, belajar buat UN ya?" tanya Papa memastikan.

"Iya Pa benar. Baca-baca aja sih biar bisa inget terus materinya. Apalagi pelajaran biologi kan banyak banget yang harus dihafal."

"Iya benar itu, An."

Keheningan menyeruak diantara keduanya. Anna takut memulai bertanya, meski dia sudah tahu apa yang selanjutnya akan mereka bicarakan. Sementara Papa Anna bingung harus bertanya mulai dari mana.

"Anna...."

Mata Anna terpejam. "Iya Pa?"

"Sepertinya kamu tahu kan apa yang mau Papa tanyakan?"

"Iya Pa..."

"Guru kamu udah cerita?"

"Iya Pa...."

Papa Anna terdengar mendesah kecil dari sebrang sana. Anna hanya meringis saat tahu mungkin dirinya dalam masalah besar. Atau tidak. Kata Pak Harry kemarin, Papanya hanya belum setuju saja. Anna harus bersiap-siap untuk mengambil hati Papa serta Mamanya.

"Anna, kamu udah tahu kan Pak Harry...Harry umur berapa?" tanya Papanya tidak yakin.

Anna mengangguk, lalu tersadar bahwa Papanya tidak akan melihat. "Iya tahu Pa." lanjut Anna.

"Dan kamu aware dengan perbedaan umur kalian? Apa kalian akan nyambung?"

"Pa..."

"Lali, dia itu guru kamu. Apa menurut kamu tindakan yang kalian lakukan itu etis, Nak?"

"Pa..."

"Tolong jelaskan ke Papa, Anna." Papanya memohon.

Sebelum Anna menjelaskan, dia menutup matanya dan menghela nafas panjang. "Pa," Anna berhenti sebentar untuk berdehem. "Kalau Papa bertanya apakah etis, mungkin Anna akan jawab hubungan guru dan murid diluar profesinalisme adalah tidak etis. Anna tahu, seorang guru berkewajiban untuk mengajar anak muridnya. Dan itu yang dilakukan Pak Harry ke Anna selama ini. Dia udah membantu banget ke Anna dengan pelajaran Kimia. Papa tahu sendiri kan gimana gak tahunya Anna dipelajaran itu? Sampai waktu itu Anna curhat ke Papa karena Bu Tia saudara Papa? Selama ini hubungan kami gak merugikan satu sama lain Pa, malah menguntungkan karena Anna jadi lebih mengerti materi. I don't know Pa. We can't choose  who we love. Anna yakin dulu Papa juga gitu ke Mama, kan?"

Anna akhirnya mengeluarkan senjata pamungkasnya, yaitu membawa hubungan Papa dan Mamanya. Memang, menurut cerita kedua orang tuanya, Papa dan Mama Anna sempat tidak disetujui oleh orang tua—kakek nenek Anna—nya karena masalah adat istiadat yang tidak menganjurkan menikah dengan orang yang diluar adatnya. Namun, buktinya cinta bisa mengalahkan segalanya. Papa Anna akhirnya berhasil meluluhkan hati orang tuanya dan juga orang tua Mamanya sehingga mereka bisa menikah dan menghasilkan Anna.

Anna & HarryWhere stories live. Discover now