Chapter 12 - Don't Let Me Go

ابدأ من البداية
                                    

Cade bertukar pandangan dengan Shane. Lalu mereka mendongak. Ia naik diatas gundukan pasir untuk mendapat penglihatan lebih baik. “Apa? Apa lagi sekarang? Apa maksudmu?” Ia tak terima. Ia sedikit merasa sedikit terseret oleh pertengkaran mereka. “Aku melakukan hal yang bukan kapasitasku disini!” Sentak Cade.

“Kau tak tahu siapa mengendalikan siapa,” kata Optimus seraya mendekat kearah Cade.

 Alissa duduk menjauhkan dirinya. Ia hanya mendengar dan tak mengatakan apapun. Tessa duduk disebelahnya. Nalurinya sebagai sesame wanita mengatakan Alissa tengah melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kata hatinya.

“Dalam prototipe  yang kulawan...,” kata Optimus. Alissa meliriknya sesaat ketika OPtimus menatap langit. Optiknya seakan melakukan reka adegan atas perkelahiannya dengan Galvatron.  “Kurasakan kehadiran Megatron.”

Alissa kini mengerti. Jadi disitu, kah, alasan kenapa Optimus begitu murka? Ada rasa bersalah, namun ketika ia teringat Optimus menyebut dirinya egois, adalah hal yang begitu sulit dimaafkan. Tidakkah semua makhluk memang egois? Tidakkah kita selalu menyalahkan sesuatu bahkan tanpa kita sadari?

Tidak!

Al, kau tidak boleh egois. Tidak untuk saat ini! Bukankah kau telah bersumpah untuk bersama Optimus?

Tapi ini lebih dari yang bisa ia atasi.

Bukankah selama ini kau bisa mengatasi dan melewati semuanya? Jika kau kehilangan mereka, maka kau akan sendiri dalam hidupmu yang mengerikan  itu. Untuk saat ini, cobalah untuk berpikir sebab dan akibat. Apa dibalik apa dan hukum kausal.

“Decepticon yang memulai perang Chicago?” Shane bertanya.

“Menurutmu bagaimana KSI membuat parasit itu?” Brain bersuara diatas cerobong asap. Tepat diatas Alissa.  “Mereka memiliki kepala mati Decepticon dan mengunduh pikirannya. Dan aku yang bertugas mengotopsinya.Tak ada kawan, manfaat, tak ada apa - apa. Mereka menghubungkanku dengan Megatron. Dan pikirannya tak mati seperti dugaan mereka. Dia memberi mereka ilmu dan rinciannya. Agar mereka membuatkan tubuh baru untuknya,” katanya.

“Lalu menginfeksinya dengan kejahatannya, kromosom buruk. Tidakkah kau berpikir kenapa prototype itu tak berbentuk seperti Optimus Prime seperti yang mereka harapkan?” Katanya. Kali ini ia berada turun didepan Alissa. “Mereka punya mata merah. Semua terlihat di kepalaku. Bisa ku cium itu sekarang! Bagian dalamnya sudah dimodifikasi."

Brain melanjutkan, “KSI boleh menamai tubuh itu dengan Galvatron. Tapi itu hanya reinkarnasi Megatron!”

“Kau tahu tapi tak peringatkan mereka?” Alissa akhirnya angkat bicara. Ia setengah agak kasar pada Brain.

“Nona, kau bisa kalap saat akan dihukum mati. Selama ini dia mempermainkan KSI agar mengelabui mereka untuk mengejar The Seed.”

“Tunggu. Benih?” Shane akhirnya berbicara.

Tessa menatap Shane dan menjawab. “Prajurit jahat yang mengejar kita. Mereka ke Kapal itu dan mengambil sesuatu yang disebut The Seed.

“60 juta tahun lalu, sekitar ribuan tahun...” Hound bersuara dibelakang Optimus sembari menenteng senjatanya.

“Ribuan planet dibentuk dengan Benih. Mereka mengubah makhluk hidup jadi logam dasar kami. Creator kami menghancurkan dunia kalian untuk menciptakan kami,” kata Optimus. Ia menatap Alissa.

“Dan Galvatron ingin itu terjadi lagi. Dia ingin meledakkan Benih itu di kota terbesar dan membunuh jutaan!” Ia berkata lagi, Brain. “Dia ingin pamer, ‘Sayang, aku kembali.’”

“Gelombang ledakan akan membakar kota jadi logam cair. Dia akan punya tentara besar dan memusnahkan spesies kalian selamanya,” jelas Optimus.

Alissa membuang pandangannya dari Optimus. Ia benar. Manusia memang tak tahu apa yang mereka lakukan. Ia sebagai manusia benci dengan rasa itu. Kini ia harus menanggung permasalahan ini gara-gara oknum tak bertanggung jawab. Pamannya sendiri.

Transformers : Tears of the Dragonحيث تعيش القصص. اكتشف الآن