05. Just A Little Bit

382 109 11
                                    

Berbelit dan kusut. Hati yang rumit dan susah di jelaskan. Ini asing dan terasa tidak nyaman, tapi mengapa aku tidak membencinya. Kurasa aku tak pernah merasa seperti ini sebelumnya.

***

Rabu, 2020

Pagi-pagi sekali, saat matahari masih sedikit bersembunyi di balik awan——Syahwa terbangun dari tidurnya karena kehausan. Ia memutuskan untuk membuat Jus Mangga.

Syahwa mengupas buah itu dengan kasar karena tidak terlalu ahli, alhasil tangannya tergores pisau tajam dan mengeluarkan sedikit darah.

Syahwa langsung menyalakan kran air untuk membasuh darahnya, kalau Mina sampai tahu hal ini——di pastikan Syahwa akan di marahi habis-habisan karena mengupas mangga dengan tangannya sendiri. Biasanya Mina yang membuatkan Jusnya, Syahwa tinggal duduk manis.

Air yang mulai membasahi tangannya membuat Syahwa meringis kesakitan. Syahwa tidak terbiasa merasakan luka kecil seperti ini, bahkan dia lupa kapan terakhir kali mendapat luka sayatan benda tajam.

"Mau buat apa, bayi?" tanya Mina.

Syahwa yakin kegiatannya tidak menimbulkan suara keras di tengah sunyinya dapur sampai bisa membangunkan Mamanya dari tidur. Bahkan Syahwa yakin sekali suara air kran tidak mungkin sampai di kamar Mina. Lalu kenapa Mina bisa terbangun dari tidurnya?

"Mau buat apa, sayang?" tanya Mina sekali lagi.

Syahwa langsung menyembunyikan tangannya di balik badan. "Eh, buat Jus Mangga."

"Kenapa gak bangunin Mama aja? Kalau bayi mau minum Jus Mangga, pasti Mama buatin kok."

Syahwa meremas luka sayatannya, kepalanya mulai mendidih bak air panas. Dia tahu kalau Mina sayang padanya tapi kalau di pikir-pikir lagi, kenapa Mina harus selalu membuatkan Jus kalau dia bisa membuatnya sendiri? Minimal di dampingi. Perlakuan Mina seperti ini membuat Syahwa merasa seperti bocah yang tidak melakukan apa-apa sendiri.

"Mama kenapa selalu kaya gini, sih? Bikin bete" protes Syahwa.

"Begini gimana maksudmu?" Mina tidak paham.

"Yah, gak ngebiarin Syahwa ngelakuin apa-apa sendiri."

Mina tersenyum lalu mendekat ke Syahwa. "Yah, gak apa-apa. Mama sayang sama kamu."

Syahwa mundur satu langkah saat Mina berusaha menyentuh puncak kepalanya untuk di elus. "Kalau sayang itu ajari Syahwa ngupas buah, bukan malah nyuruh Syahwa duduk diam."

"Loh?" Mina membulatkan mata tidak percaya apa yang baru dia dengar. "Bayiku kok makin hari makin dewasa?"

Ahh, hausnya hilang. Syahwa hanya bisa bermonolog. Ia langsung pergi ke kamarnya tampa mengatakan apapun pada Mina. Kesal, kesal dan kesal karena selalu di perlakukan seperti anak kecil.

Syahwa duduk di tepian kasur sembari membuka ponselnya untuk mengecek apakah sudah ada link PJJ yang masuk. Kabar gembira datang dari grup kelas dimana PJJ harus di tiadakan karena rapat penting. Syahwa langsung loncat kegirangan dan mencium ponselnya sendiri.

"Rebahan seharian, ah" ucap Syahwa.

Dia langsung tidur di atas kasur sambil memeluk guling. Jarinya mulai mengetuk aplikasi Sopi untuk menyelam mencari photocard Yeonjun yang murah.

Endless confession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang