"S-Soobin, apa kau haus?" Pria itu refleks mengangguk.

Oh, tidak. Bukan itu maksud Soobin, tapi Yeji terlanjur berdiri dari duduknya. Padahal Soobin pikir Yeji akan mencari topik untuk setidaknya bisa ia dengarkan tanpa perlu ia jawab.

"Kalau begitu aku akan membeli minuman dulu untukmu. Tunggu disini, aku akan kembali sebentar lagi." Baru ingin menahan lengan Yeji, Si Cantik sudah melangkah pergi.

Bertepatan dengan itu, dokter pun keluar dari ruang IGD, membuat Soobin bangkit dari duduknya.

"Bagaimana dokter?" Tanya Soobin dengan intonasi datar seperti biasa. Dokter nampak melepas maskernya, tersenyum kemudian berkata,

"Ayah anda telah berhasil melewati masa kritis, beruntung peluru-peluru tersebut tidak menembus titik vitalnya, ia sudah bisa dipindahkan ke ruang ICU."

Terlihat Soobin menghela napas lega. Dengan agak kaku, Soobin berucap,

"K-kamsahamnida." Sang dokter mengangguk, kemudian melanjutkan tugasnya kembali.

--//--//--

Usai Yeji membeli minuman di kafetaria rumah sakit, gadis itu tak sengaja menubruk seorang wanita. Yeji membungkuk. "Maaf, aku tidak melihat anda." Setelahnya ia mendongak, ingin melihat wajah oknum yang ia tabrak.

Spontan Yeji teringat Sosok Wanita yang diucapkan oleh Suster yang menangani ayah Soobin.

Wanita itu punya tinggi sekitar seratus enam puluh enam sentimeter.

Wanita didepannya juga punya tinggi seperti itu.

Rambutnya pendek, berwarna pirang kecoklatan.

Wanita yang saat ini ia amati rambutnya juga pendek dan berwarna pirang kecoklatan. Baiklah, yang paling spesifik. Yeji, sedang berusaha untuk-- Oh! Cincin berlian di jari manis kanan. Yeji segera melihat jari manis kanan wanita itu, dan---

Ya!

Benar benar ada!

"Ah, tidak apa Agashi, aku tahu kau tidak sengaja. Kalau begitu aku pergi dulu."

"Ah? Nyonya tunggu se---"

Saat Yeji ingin melanjutkan percakapan dengan Wanita itu, telefonnya berdering, segera ia merogoh tas jinjingnya untuk mengambil benda pipih itu. Terlihat nama Soobin yang tertera, membuat Yeji akhirnya memilih untuk mengangkatnya.

"Halo?" Wanita didepannya akhirnya menunggu.

"Yeji, appa sudah di pindahkan ke ICU. Ia sudah melewati masa kritis."

Spontan mata sipit gadis cantik bermarga Hwang itu membelakak kemudian mengukir senyuman lebar.

"Benarkah?"

"Hm, kembalilah secepatnya."

"Ah, iya. Aku akan kesana secepatnya bersama minumanmu. Yasudah ya Soobin."

Tut!

Raut wanita yang sedari tadi berdiri didepannya, seketika berubah setelah mendengar nama Soobin. Ia terlihat gugup, juga berkeringat dingin.

"Ah, Ajumma maaf sudah membuatmu menunggu. Mungkin aku akan bertemu denganmu lagi lain kali. Tapi, sebelumnya, bisakah aku---"

Wanita itu menyela pembicaraan secara tiba-tiba.

"Ah, iya tak apa. Kalau begitu aku pergi dulu karena sedang ada urusan." Segera wanita itu segera melangkah dengan terburu-buru.

"Eh? Ta-tapi.."

Terlambat. Wanita itu sudah terlanjur pergi. Yeji akhirnya melongos,

"Hahhh, padahal aku ingin bertanya siapa nama Ajumma itu."

Cip's Notes:

Hi! Gimana kalian selama karantina? Bosen ga? Pastilahಥ_ಥ
Dan ini pertama kali Cip kangen sekolah(╥﹏╥). Kalian jan lupa jaga kesehatan yo:").

Tau ga? Cip hampir aja gabisa rangkai kata-kata di part ini.
Sumpah, sebenernya waktu itu Cipa mau lanjut sekalian, tapi otak Cip malah blankっ╥╯﹏╰╥c

Maafkan saia para readers tercinta o(╥﹏╥)o

Without expressionWhere stories live. Discover now