part 1

968 133 50
                                        

Cip's notes:

Jangan lupa vomment yoo~

Happy reading

Hwang Yeji. Siapa yang tak kenal dia? Yeoja famous di Hanlim art school. Selalu dikejar banyak Namja. Bahkan Namja-namja yang tak kalah famous nya juga seperti. Choi Yeonjun, Lee Felix, dan juga Park Jisung. Yeji bahkan tak tertarik sama sekali pada mereka. Namun, dia malah menyukai anak yang selalu dijauhi oleh hampir satu sekolah. Yaitu, Choi Soobin. Namja berwajah datar yang tak pernah tersenyum, marah ataupun menangis. Namjap yang berjarak dua kelas dengannya.

Yeji selalu menganggap bahwa Soobin sama seperti anak kebanyakan, hanya saja dia kurang bergaul, itulah anggapannya. Padahal ia tidak tahu, bahwa Namja itu menderita gangguan psikologis yang tak banyak orang ketahui. Yaitu... Alexithymia. Walaupun hidup bagai patung bernyawa, namun Soobin adalah anak yang sangat cerdas. Selalu mendapat peringkat satu. Sebenarnya ia juga bisa menjadi famous. Tapi, karena sikapnya yang begitu dingin dan selalu mengabaikan sekitar, orang-orang pasti akan berpikir dua kali untuk bicara dengannya.

Namun berbeda dengan Hwang Yeji. Yeoja cantik itu sama sekali tak ragu untuk mendekatinya. Setiap jam istirahat, dimanapun Soobin pergi maka Yeji akan terus mengikutinya. Awal sukanya Yeji pada Soobin adalah pada saat__ Ah! Kalian akan mengetahuinya di part yang lain.

Saat ini Yeji tengah berada dikelas, di jam pelajaran pertama. "Yeji, apa kau akan mengikuti Soobin lagi saat jam istirahat?" Tanya Lia sembari mencatat. Lia adalah teman sebangku sekaligus teman Yeji dari mereka masih SMP, dia juga famous. Tapi tak se famous Yeji tentunya. Karena dia tidak terlalu suka menjadi pusat perhatian.

"Tentu." Jawab Yeji namun tak menoleh pada Lia, karena sedang mencatat materi yang diberikan guru. Sontak Lia mendongak dan menoleh pada Yeji "Mau sampai kapan kau mengejarnya? Kau bahkan tidak pernah menyatakan perasaanmu padanya. Oh ayolah, aku tahu dia cinta pertamamu, tapi tak bisakah kau berhenti menyukai Namja tak punya perasaan yang seperti patung bernyawa itu?" Tanya Lia yang geram dengan sahabatnya ini. Yeji seketika berhenti menulis dan menatap Lia "Aku sudah terlanjur cinta. Aku akan berusaha mendapatkannya. Nanti aku akan menyatakan perasaanku padanya. Aku yakin suatu hari nanti dia akan membalas cintaku." Jawabnya berapi-api.

Lia memutar bola mata jengah kemudian mendengus "Terserahmu saja. Hufft, sepertinya jatuh cinta pada Choi Soobin telah membuatmu hampir kehilangan akal."

"Ya, mungkin saja. Hmmm." Setelahnya Yeji menopang dagunya dimeja sambil senyum-senyum sendiri. Lia bergidik ngeri nelihat teman bermata kucingnya ini. "Kurasa dia benar-benar sudah gila." gumamnya.

Sementara itu disisi lain, Choi Soobin sedang memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi pelajaran. Sampai tiba-tiba ada seseorang yang melempar penghapus di kepalanya dari samping. Berharap Soobin akan mengarahkan pandangannya pada orang tersebut, tapi nyatanya, Namja bermarga Choi itu hanya acuh. Lagipula, Soobin juga tahu siapa pelakunya. Oh tenang saja, hanya dia yang berani berbuat seperti itu pada Soobin, karena dia tidak suka pria itu terus hidup tanpa ekspresi.

"Aish. Harusnya dia merasa kesal! Setidaknya menegur kek!" Dumel orang itu. Dia adalah Choi Beomgyu. "Ck, alexithymia yang ada padanya itu benar-benar menyebalkan!" lanjutnya lagi. Dia malah kesal dan mengoceh sendiri bagai orang gila. Namja yang duduk didepannya merasa terganggu. "Yak! Beomgyu, jika mulutmu tak berhenti mengoceh saat ini juga, kupastikan akan kujahit setelahnya." Kata Namja tampan itu. "Tae, aku hanya kesal. Aku hanya butuh responnya walau hanya tatapan kesal kau tahu? Bosan sekali rasanya jika aku harus terus melihat wajah datarnya setiap hari." Balasnya dengan nada kesal.

"Jangan melihatnya kalau begitu. Lagipula jika kau bosan melihatnya setiap hari, kenapa kau begitu berapi-api ingin menjadi temannya, saat kelas X? Bahkan sampai sekarang?" Tanya Taehyun mengingatkan Beomgyu akan hal 2 tahun lalu. Mendengar itu Beomgyu sontak mencari alasan untuk mengelak. "I-itu karena aku kasihan padanya."

"Benarkah hanya itu? Hmm, padahal yang aku ingat 2 tahun lalu ada seorang teman yang bilang padaku jika dia ingin berteman dengan Choi Soobin karena, dia yakin orang berwajah datar itu setia kawan, tampan, dan keren." Jawab Taehyun sembari menaruh telunjuk didagunya, mengingat-ngingat yang Beomgyu katakan padanya 2 tahun silam.

"Kapan aku bilang begitu?!" Beomgyu masih berusaha mengelak.

"Oh! Dan aku ingat lagi, dia bilang bahwa apapun kekurangan yang dimiliki Soobin, dia tetap ingin berteman dengannya. Ah! Satu hal lagi, dia juga berteman dengan Choi Soobin karena
otak cerdasnya. Apa kurang jelas?" Tanya Taehyun mengejek.

"K-kau, Ah yatuhan! Baiklah-baiklah! Kau menang lagi!." Namja berwajah imut itu akhirnya mengalah. Taehyun tersenyum menang. "Sudahlah Beom, sekeras apapun kau berusaha membuatnya merasakan ekspresi, itu akan sulit. Berdoa saja, mudah-mudahan Yeoja yang mengejarnya selama 2 tahun ini bisa membuatnya mengidentifikasi dan menggambarkan emosi, secara verbal." Kata Taehyun serius.

"Siapa? Hwang Yeji?" Tanya Beomgyu

"Ya Beom. Entah kenapa aku merasa, dia bisa membuat Soobin menjadi makhluk sosial yang sesungguhnya."

"Ya, semoga saja."

--//--//--

Istirahat telah tiba. Semua siswa telah berhamburan keluar kelas. Termasuk Yeji dan juga Lia. "Yeji, aku duluan kekantin. Jika nanti ingin menyusul, chat saja. Akan kutunggu bersama Ryujin dan juga Chaeryeong" Ujar Lia, dia dan juga Yeji saat ini sedang berjalan bareng di luar kelas.

"Okay Chingu! Yasudah. Aku ke kelas Soobin dulu. Pergilah." Saat Yeji ingin melangkah pergi, Lia menahan pergelangan tangannya. "Sebentar! Yeji, jika kau sudah tidak mampu mengejarnya, berhentilah. Jangan membuat dirimu lelah. Banyak Namja yang menginginkanmu. Aku hanya memberi saran." setelah mendengarnya Yeji tersenyum manis. "Tenang saja, aku tidak akan pernah lelah." setelahnya ia melepas pelan-pelan genggaman Lia ditangannya, kemudian melambai kecil padanya.

Lia menghela nafas pasrah "Hufft, ada-ada saja anak itu"

Cip's notes:

Annyeong~
Haruskah saya next?
Atau unpub aja? Selain vote. Komen juga dong, please laah. Ayok dong readers:')

Without expressionDonde viven las historias. Descúbrelo ahora