Cip's Notes:
Jangan lupa vote and comment^.^ merangkai kosakata itu sulit:)
Happy reading
Yeji pun melangkah menuju ke kelas Soobin. Sesampainya di depan kelas, ia mencari keberadaaan Namja berwajah datar yang ingin ditemuinya saat ini. Setelahnya mata Yeji berhenti pada satu objek yang duduk dibelakang. Segeralah ia melangkah masuk ke kelas, beberapa dari mereka yang ada dikelas tentu sudah terbiasa akan kedatangan Yeji yang setiap harinya ingin menemui Choi Soobin. Setelahnya dengan sopan ia menyapa mereka satu persatu dengan senyum lebarnya.
Sesampainya di tempat Soobin, Yeji tentu menyapanya. Itu adalah kebiasaannya setiap hari, yaitu menyapa Choi Soobin ketika jam istirahat. "Soobin Annyeong!" Soobin yang sedang membaca kamus bahasa korea itupun hanya menatapnya sekilas kemudian mengabaikan gadis di depannya. Senyum Yeji tak pernah luntur, dia juga sudah sangat terbiasa mendapat respon seperti itu dari Soobin. Soobin tak peduli, hidupnya datar bagaikan kotak susu. Karena merasa urusan membacanya sudah selesai, ia pun menutup bukunya dan berdiri dari kursi lalu berjalan melewati Yeji bagai angin lalu. Sontak Yeji ikut berdiri dan mengikuti langkah Soobin dengan berjalan beriringan. Hening sesaat, sampai Yeji bertanya "Apa kau akan ke perpustakaan lagi?" Tak ada respon dari pria tampan itu.
Karena tak ada jawaban, gadis cantik itu pun hanya mengikuti langkahnya saja, sampai Soobin berhenti di halaman belakang sekolah. Dia duduk dibawah pohon sembari menyandarkan kepalanya di pohon tersebut. Yeji pun ikut duduk bersamanya.
"Kenapa kau kemari?"
Setelah tak berbicara selama dikelas dan saat keluar kelas, akhirnya Soobin menjawab dengan singkat "Tidur." Kemudian perlahan ia memejamkan matanya. Yeji mengerinyit "Sampai kapan?" tanpa membuka mata Soobin mejawab lagi dengan intonasi yang amat datar. Oh! Dia memang selalu datar. "Sampai jam istirahat berakhir." Yeji mengangguk-angguk. Setelahnya ia bertanya lagi "Kenapa kau tidak berjalan bersama teman-temanmu? Padahal mereka sudah sering sekali mengajakmu?"
"Aku tidak suka terlalu bersosialisasi." Dia menjawab lagi. Ingat? Soobin tidak bisa merasakan ekspresi. Jadi jika ditanyakan, dia hanya tinggal memilih antara menjawab dan mengabaikan.
Setelahnya Yeji menyanggah "Kurasa bukan hanya itu." Soobin menjawab dengan masa bodoh, "Terserah."
"Soobin, wajahmu sangat datar. Heran nya kau tetap tampan." Kata Yeji tiba-tiba. Soobin hanya mengabaikan. "Aku belum pernah melihatmu tersenyum. Mungkin jika kau tersenyum ketampananmu bisa bertambah berkali-kali lipat?" Lagi-lagi Soobin tak menghuraukan. Tak lama Yeji menyentuh tangan kiri Soobin. Namja bermarga Choi itu membuka matanya. "Choi Soobin. Aku jatuh cinta padamu." Dengan sangat mendadak Yeji mengungkapkan perasaannya pada Soobin dengan penuh keyakinan.
Hening beberapa saat. Kedua mata monolid itu saling memandang. Sampai akhirnya ada jawaban.
"Aku tidak bisa jatuh cinta." Yeji bingung bukan main dengan jawaban Soobin. Apakah ia ditolak?
"Ma-maksudmu? A-apa aku ditolak?" Tanya Yeji gugup. Choi Soobin menegakkan badannya, mereka berdua tak sadar bahwa tangan Yeji masih menyentuh tangan Soobin. "Aku, memang tidak bisa merasakan yang kalian rasakan." Jelas Soobin yang mengerti dengan rasa bingung nan gugup Yeji. "Apa maksudmu?" Tanya Yeji, dia semakin tak mengerti. Setelahnya Namja itu menjawab. "Aku tidak bisa merasakan ekspresi. Aku tak bisa mendefinisikan dan mendeskripsikannya". Yeji terkejut dengan hal yang baru dia ketahui ini, dia ingat pernah mempelajarinya di internet. "Ja-jadi, k-kau menderita, Alexithymia?" Tanya Yeji memastikan. Satu anggukan dari Choi Soobin berhasil membuatnya shock.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Without expression
Hayran KurguHwang Yeji. Dia adalah gadis yang sangat ceria. Dia cantik, dan juga populer di sekolahnya. Dia selalu dikejar banyak lelaki karena visualnya yang tidak main-main. Sampai ia jatuh cinta pada pria tampan bernama Choi Soobin yang selalu dijauhi oleh s...
