prolog

3.3K 135 9
                                    

setiap pernikahan pasti menyatukan dua insan. Ikrar yang terucap akan menjadi kunci dari masa depan dan tanggung jawab yang harus digenggam.
 
Sang gadis telah menata mimpinya dengan si kekasih hati, mereka berjanji jika setiap badai yang hadir dalam bahtera rumah tangga keduanya, maka akan mereka arungi dengan kebahagiaan. Setidaknya itulah harapan sang gadis si pemilik lesung pipi saat ia tersenyum. Namun, semua berbeda ketika sang takdir telah ikut bermain. Harapan hanya akan menjadi sebatas angan.

Takdir seakan bermain dengan harapan keduanya. Hanya dalam sekejap semua harapan mereka, khusunya sang gadis hancur menjadi kepingan-kepingan tak bersisa. Seakan kebahagiaan mereka bukanlah apapun jika dihadapkan dengan sang takdir.

Hidup terasa telah berakhir, semua angan menguap tak bersisa. Seorang gadis berparas cantik, mungil dan ceria seakan berubah menjadi sosok yang tidak memiliki jiwa, tatapan yang dulunya selalu berbinar kini menjadi kosong nan sendu. Kenyataan yang sangat pahit itu mampu merubah kepribadiannya dalam waktu tak lebih dari satu menit. Begitulah kekuatan sang takdir, jika memang garisnya tidak menuliskan namamu bersanding dengan kekasih hati maka dengan berbagai caranya, semua hal yang tidak pernah terpikirkan pun akan terjadi.

Kenyataan memang selalu pahit dan kenyataan inilah yang mendera sang gadis, takdir dengan kerasnya menghempas mimpi sang gadis tak bersisa hingga membuatnya menjadi pribadi yang sangat berbeda.

Manusia hanya bisa berencana tanpa pernah mengikut sertakan keburukan keburukan yang akan terjadi tanpa permisi, hingga membuatnya seakan selalu menyalahkan sang takdir.

Namun, Terkadang manusia pun lupa jika guratan yang telah tertulis adalah jalan yang terbaik dari sang pencipta. Meski awalnya terasa sangat pahit namun Tuhan tidak akan pernah menyalahi takdir untuk setiap hambaNya.

Our Vow (End)Where stories live. Discover now