8

791 73 9
                                    

Ren, ngantuk. Boleh tidur ya?

Satu chat yang terpampang di layar ponselnya membuat Ren memutar mata. Siapa lagi pengirimnya kalau bukan Shu! Ada-ada saja. Bagaimana mungkin Shu meminta sesuatu yang pasti tidak akan diijinkannya. Tidur saat jam pelajaran berlangsung? Jangan bercanda!

Ren menyimpan ponsel di saku seragamnya tanpa membalas. Matanya kembali fokus ke depan. Di mana Bu Kagami menerangkan tentang sejarah negara mereka. Tapi tak lama, karena selang beberapa detik benda pipih persegi panjang itu kembali menggetarkan sakunya.

Sekali. Ren tak merespon. Dia tetap memperhatikan penjelasan Bu Kagami.

Dua kali. Ren tetap pada posisinya. Tatapannya masih fokus ke depan kelas.

Tiga kali. Ren menghela nafas. Berusaha tetap fokus dan konsentrasi pada pelajaran, meski sedikit sulit.

Empat kali. Kesabaran Ren menipis. Konsentrasinya nyaris buyar.

Lima kali. Ren mengusap wajah kasar. Kesal, cowok itu merogoh saku dan mengambil benda yang sejak tadi menghuni saku seragamnya.

Deretan chat dari Shu yang duduk pas di belakang bangkunya menghiasi layar ponsel. Ren memutar mata bosan. Semua chat Shu dianggapnya tak berguna. Chat-chat itu hanya mengatakan betapa mengantuknya Shu dan betapa tidak konsentrasinya ceweknya itu dalam mengikuti pelajaran Bu Kagami. Shu juga kembali meminta ijin untuk tidur.

Ren menggeram rendah. Seandainya Bu Kagami tak menatap tajam padanya, pasti lah dia sudah berbalik dan menghardik Shu. Bukan menghardik marah, dia hanya ingin menegur ceweknya agar tidak menggangu pelajaran.

***

"Shu kenapa? Shu sakit ya? Dari tadi menguap terus. Shu juga pucat."

Shu tak menjawab. Hanya kepalanya mengangguk lemah mengiyakan rentetan pertanyaan Maki. Setelah jam pelajaran Bu Kagami berakhir, seharusnya pak Kudo yang masuk. Tapi entah kenapa pak Kudo kembali telat, dan ini sudah lebih dari lima belas menit. Semoga saja pak Kudo tidak masuk hari ini, agar dia bisa beristirahat. Syukur-syukur kalau bisa tidur. Shu meletakkan kepala di meja, tas-nya digunakan sebagai bantal.

 Shu meletakkan kepala di meja, tas-nya digunakan sebagai bantal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Shu kalo nggak enak badan ke UKS aja."

Tentu saja itu yang sangat diinginkan Shu saat ini. Ke UKS dan tidur tanpa ada yang mengganggu. Seandainya saja chat dari Ren tidak masuk ke ponselnya.

Nggak boleh tidur sekarang. Nanti aja kalo udah di apartemen.

Bibir mungil Shu mengerucut. Ren keterlaluan! Bolehkah dia mencekik cowok kutub itu sekarang? Shu membalikkan ponselnya cepat begitu disadarinya Maki berusaha mengintip ponselnya.

"Kenapa Shu? Nggak jadi ke UKS-nya?" Tanya Maki bingung.

Shu menggeleng lemah. Pipi gembilnya menggembung.

My Posessive RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang