OTY 28. Sunday Morning

Start from the beginning
                                    

Obrolan bi Inah dan mama Yerisha tak berlangsung lama karena bi Inah pamit untuk mencuci baju.

Mama Yerisha masih menunggu keduanya, melihat mereka bekerja sama membuat nasi goreng membuatnya terharu. Sederhana memang, tapi baginya berharga.



Yerisha Ode, mama senang bisa melihat kalian akur- menjadi adik adik-kakak.

"Assalamualaikum Tante Nana! Yerisha! Kak Ode! Om- eh om lagi keluar kota Ding." Panggilan Saelin dari pintu rumah membuat lamunan mama Yerisha buyar. Ode dan Yerisha juga sama, spontan menghentikan pekerjaan mereka dan berbalik.

"Waalaikumsalam, Sae," jawab mama Yerisha bangkit dari kursinya dan melangkah menuju ke arah pintu depan untuk membukakan pintu bagi Saelin.

"Pagi Tante," sapa Saelin ceria, melambaikan tangan pada mama Yerisha yang membukakan pintu.

"Pagi, Saelin. Ada apa pagi-pagi udah ke sini?"

"Mau ngajak kak Ode dan Yerisha ke Sunmor, Tante."

"Sunmor???? Ini jam berapa, Sae?" sela Yerisha yang muncul dan berhenti di samping mamanya.

Saelin memeriksa jam yang melingkar di tangannya. "Jam 9."

"Udah siang, Sae. Sunmor jam segini ramai."

"Ih masih pagi kok," kilah Saelin. "Ayolah, Yer. Ayo. Please."


***

Pada akhirnya, Yerisha pergi bersama Saelin ke Sunmor, Ode juga ikut. Seperti yang sudah diduga tempat itu dipenuhi lautan manusia yang mengular di sepanjang jalan yang ada di universitas terkemuka di kota itu. Tempat itu merupakan salah satu tempat favorit menghabiskan hari Minggu. Banyak hal yang bisa ditemukan di tempat itu yang memang sejatinya seperti pasar kaget, ada banyak barang dan makanan yang dijajakan. Harganya yang terjangkau menjadi magnet untuk menarik pengunjung.

Ketiganya berjalan dan berdesakan dengan pengunjung lain. Saelin berada di depan yang menjadi penunjuk arah. Ode berada paling belakang, menjaga kedua cewek di depannya itu. Saelin yang paling kegirangan saat melihat aneka jajanan yang menggugah selera, mereka sering berhenti karena Saelin terus membeli jajanan yang ia suka. Memang terlihat sekali seperti Ode dan Yerisha ikut karena dipaksa.

"Mampir dulu ya," ajak Saelin berniat mampir sejenak untuk beristirahat di daerah bundaran.

"Iya-iya," jawab Yerisha manut saja saat Saelin menarik tangannya untuk istirahat sejenak.

Ketiganya duduk bersebelahan, Darlin membagikan makanan dan minuman yang tadi telah dibeli. Menikmati makanan dan minuman sambil memperhatikan orang yang lalu lalang. Kira-kira begitulah yang sedang mereka lakukan.

"Kak Ode, Dery jadi ke sini?" tanya Saelin.

"Jadi kok. Lagi di parkiran katanya."

"Oh oke deh," jawab Saelin mengangguk paham. Cewek itu tadi juga mengajak Dery agar ramai. Tapi Dery datang terlambat.

























"Yerisha."

Panggilan itu membuat ketiganya menoleh ke sumber suara di kanan mereka. Yerisha membulatkan mata melihat siapa yang menyapanya, lalu senyumnya terkembang lebar. Berbeda halnya dengan Saelin yang langsung menatap masam orang itu dan dua orang yang berada di belakang orang itu.

"Hai, Lu."

"Kupikir tadi aku salah lihat," jawab Lukas, memandang Yerisha, Saelin dan Ode bergantian. Dia cukup terkejut melihat Yerisha pergi ke tempat itu bersama Ode.

"Kamu jalan berdua sama Ode?"

"Bertiga kali. Memangnya aku nggak kelihatan?" Jawab Saelin sewot. Bagaimana tidak sewot, bagaimana mungkin kehadirannya tak disadari cowok jangkung di hadapannya itu.

"Ah iya bertiga. Maafkan," jawab Lukas meringis, menyadari kekeliruannya.

"Makanya jangan fokusnya ke Yerisha Mulu," cibir Saelin yang langsung disikut oleh Yerisha. Yerisha menyuruh sepupunya itu untuk tak berbicara lagi.

"Kamu lagi sama temen-temenmu ya, Lu." Yerisha tersenyum pada kedua cowok tampan yang bersama Lukas. Keduanya membalas senyuman Yerisha.

"Sepertinya kamu dan Ode sangat dekat ya, Yer sampai kamu mengajak dia pergi." Lukas tersenyum, tapi dia sesungguhnya curiga melihat Lukas di antara kedua Sagara bersaudara itu.


"Ih kepo," jawab Saelin dengan judesnya.

"Ehem." Ode terbatuk sebelum menjawab. "Saelin yang mengajak pergi tadi. Kalau dibilang dekat-" Ode menoleh ke arah Yerisha.

Yerisha menyentuh tangan Ode dan memberi isyarat agar Ode tak melanjutkan ucapannya agar ia saja yang menjelaskan.

Lukas menaikkan kedua alisnya, melihat Yerisha menyentuh tangan Ode.


Benarkah mereka tak ada hubungan apapun?




Mengapa Lukas ragu sekarang?




Kedua temannya menarik jaket yang ia kenakan dan menunjuk seseorang yang tengah berjalan mendekat ke arah mereka.





"Maaf ya kalau aku mengganggu. Sepertinya kalian sedang double date," sahut Lukas tersenyum, menyadari keberadaannya pastilah salah.

"Heh? Double date?" pekik Yerisha dan Saelin kaget.


Dery yang baru datang dibuat bingung dengan situasi canggung di antara mereka.

-tbc-


Masih ada yg nungguin cerita ini kan ya??????????



Masih dong. Masih. Please 😭

 Please 😭

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ODE TO YOUWhere stories live. Discover now