Part 10 - Ada Yang Lain

Start from the beginning
                                    

"Diba? Kok Diba sih? Gue biasa aja tahu. Nih liat." Dipo memamerkan deretan gigi putihnya.

Anna dan Desi tetap menatap Dipo tidak percaya.

"Waktu kemarin gue liat lo buang rautan, muka lo toh kaya banyak beban banget Dip. Ayolah. Kapan sih lo bisa bohongin kita?"

"Dip, kenapa? Cerita aja."

"Kita juga gak bakal kasih tahu siapa-siapa, kok." sambung Anna.

Tangan kanan Dipo dinaikkan dan membentuk angka dua. "Suwer gue gak apa-apa. Kalian yang kenapa sih?"

Tapi Anna dan Desi tetap tidak percaya. Mereka sudah sahabatan terlalu lama untuk mengetahui satu diantara mereka berbohong. Mereka sudah terlalu sering berbarengan untuk mengetahui kebiasaan satu dengan yang lain sehari-hari.

Saat Anna datang bulanpun, hingga Dipo sudah paham.

Mereka sudah memiliki ikatan batin, atau apapun itu yang membuatnya bisa merasakan penderitaan yang dialami oleh yang lain.

Singkatnya begitu.

"Lo tahu kan kalau lo gak bisa bohongin kita. Surprise buat Desi kemarin aja ketahuan."

"YA ITU KETAHUAN GARA-GARA LO CEPU."

"GUE GAK SENGAJA YA."

"YAUDAH."

"DIP."

"NA."

"DIP."

"NA."

"DIP."

Desi menengahi. "Iiiih udah-udah. Gak cape apa kalian teriak-terian gak di sini gak di sekolah? Lama-lama kalian yang jadian deh." Desi mengerutkan bibir.

Tawa Anna meledak. "Des jangan cemburu hahaha."

Dipo meraih telapak tangan Desi. "Ya enggak lah Des. Gak mungkin aku sama monyet kurapan kaya dia. Lagian kan dia juga udah sama Pak Har— ADOH"

Ternyata Anna memukul paha Dipo dengan keras yang pasti akan menyisakan memar berwarna biru. Desi hanya terkikik melihatnya.

"Sorry. Sengaja." kata Anna tajam.

Dipo mengelus-elus pahanya sambil meringis.

"Yaudah deh Dip, kalau kamu gak mau cerita sama kita."

Dipo terdiam.

"AHA BERARTI BENER KAN LO ADA SESUATU?" teriak Anna sambil menunjuk Dipo.

Tidak biasanya Dipo seperti ini. Jika memang Dipo tidak ada apa-apa, pasti Dipo langsung mengelak  dan sumpah demi Tuhan. Tapi tidak kali ini. Dipo hanya terdiam yang makin meyakinkan Anna dan Desi bahwa Dipo menyimpan sesuatu.

"Dip, lo gak kaya biasanya. Kita tahu ada sesuatu yang menimpa lo."

Desi mengangguk. Dipo membuang muka.

Anna mendekati tempat Dipo dan Desi duduk di lantai sebelah sofa. "Kenapa?" tanyanya sambil menatap lurus ke wajah Dipo.

"Dip..." Desi meraih tangan Dipo dan mengelusnya. Sementara Dipo seperti tidak ingin menatap kedua sahabatnya itu.

Anna dan Desi menatap satu sama lain. Mereka berpikir mungkin bukan saatnya hari ini untuk Dipo menceritakan masalahnya. Karena setahu mereka, jika Dipo ingin bercerita tentang sesuatu pasti Dipo akan langsung menceritakannya. Tak perlu paksaan.

Mungkin ini beda. Mungkin ini lebih berat.

Sewaktu dulu, Dipo bahkan pernah bercerita hingga nyaris menangis bahwa Papanya pernah kepergok jalan dengan wanita yang jauh lebih muda di kawasan pusat perbelanjaan. Ternyata wanita itu adalah adiknya dari kakeknya hasil hubungan gelap dengan wanita lain. Mamanya juga sudah tahu. Sayang, neneknya sudah meninggal duluan sebelum mengetahui kejadian ini. Akhirnya adik dari Papanya itu yang bernama Tante Vina dikenalkan ke keluarga.

Anna menghela nafas. Tidak ada gunanya dia terus memaksa Dipo yang sepertinya tidak akan menceritakan apa yang dia alami.

"Yaudah Dip kalau emang lo belom siap. Tapi lo perlu tahu kalau lo gak perlu takut dan kita selalu ada di sini, ya kan Des?"

Dibalas oleh anggukan Desi yang memeluk Dipo.

Ujung bibir Dipo tersenyum. Tangannya memegang lengan Desi yang sedang memeluknya.

"Kalau gue kasih tahu, apa kalian gak kaget?" tanya Dipo kepada dirinya sendiri.

Anna dan Desi saling menatap heran. 

"Gue terlalu takut dan malu untuk bicarakan ini sama kalian. Gue takut dan malu."

"Dip. It's okay. Aku akan nunggu sampai kamu siap. Gak harus sekarang." kata Desi dengan lembut. Pelukan ke Dipo semakin erat.

Anna ikut-ikutan memeluk mereka.

"Kita di sini Dip. Gak akan pergi."

***

Halo semwaa

((Apakabar? Sehat kan? Sehat dong!

Aku baru dapet kabar menyedihkan kalau sidang ditunda huhuhu. Ayodeh tetep semangat!))

Update: sekarang sudah di penghujung Oktober, mendekati November. Semoga ada kabar baik ya untuk kita semua!

x0x0,

Ariana

Anna & HarryWhere stories live. Discover now