7. Kemarahan Adrian

19.7K 1K 59
                                    


Melihat betapa mesra tingkah Adara dan Bagas, tanpa alasan yang jelas, hati Adrian terasa panas, amarah seketika membakar dirinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Melihat betapa mesra tingkah Adara dan Bagas, tanpa alasan yang jelas, hati Adrian terasa panas, amarah seketika membakar dirinya. Karena itulah, begitu Bagas sudah melajukan mobilnya dan Adara akan memasuki apartemennya, Adrian langsung mengejar wanita itu. Ia mengikutinya masuk kedalam lift. Hingga membuat wanita terkejut oleh kemunculannya yang tiba-tiba.

Sementara itu Adara berjalan dengan perasaan gamang, pembicaraannya dengan sang mama yang selalu saja menjadi titik sensitif di dirinya juga ciumannya dengan Bagas tengah memenuhi pikiran.

Adara tak mengerti kenapa saat bersama Bagas dadanya tidak berdebar seperti saat dia di dekat Adrian. Bahkan ketika Bagas menciumnya pun rasanya terlalu hambar, Adara tidak bisa menikmati ciuman itu.

Ide itu muncul bersamaan dengan dirinya memasuki lift yang akan membawanya menuju unit apartemennya. Namun sebelum pintu lift tertutup, seseorang ikut masuk ke dalam lift itu dan menekan tombol angka pada dinding lift. Tanpa menoleh, Adara berniat melakukan hal yang sama karena menyadari tujuannya berbeda dengan orang tersebut. Dan tepat ketika tangannya terulur, orang itu menahannya. Adara terkejut, terlebih ia menyadari siapa orang yang menahan lengannya itu.

Adrian.

Sial, kenapa baru sekarang Adara menyadarinya? Mereka kini hanya berdua didalam lift, perasaan tak enak langsung merayapi dirinya.

Dan parahnya, Adara sudah tidak bisa melarikan diri dari pria itu. Karena sekarang saja lift sedang berjalan ke lantai yang dituju. Oh ya ampun, Adara seperti sedang terjebak.

Dengan kasar Adara menghentakkan lengannya dari genggaman Adrian, dan segera dirinya menggeser tubuhnya untuk menciptakan jarak diantara mereka.

"Apa yang kau inginkan?" Adara bertanya dengan panik.

Adrian tidak menanggapi, pria itu bahkan nampak mengabaikannya. Matanya selalu terpusat pada pintu lift di depannya seakan berharap dengan melakukan itu pintu lift akan segera terbuka. Dan begitu dentingan lift terdengar, Adrian langsung menyambar lengan Adara. Membawanya keluar dengan paksa. Entah akan dibawa kemana Adara olehnya.

Usaha yang dilakukan Adara untuk melepaskan diripun nampaknya sia-sia, cengkeraman Adrian begitu kuat seakan pria itu bermaksud ingin meremukkan tangannya. Bahkan Adara sempat meminta tolong pada security yang berpapasan dengan mereka untuk membantunya terlepas dari pria itu, namun bukannya menolong security itu malah menunduk hormat pada Adrian.

Sialan, pria itu benar-benar menggunakan kekuasaannya untuk mengintimidasi orang. Dan tanpa sadar Adrian sudah membawanya ke apartemen pribadinya. Barulah ketika itu Adrian mau melepaskan tangannya, segera Adara berlari kearah pintu yang sialnya tidak bisa dibuka olehnya. Dan Adara baru ingat seluruh apartemen di gedung ini pengamanannya memakai sidik jari, jadi hanya Adrianlah yang bisa membuka pintu itu.

Lalu Adara membalikkan tubuhnya menghadap Adrian yang kini sedang menatapnya dengan tak kalah tajamnya. Sejenak Adara tertegun melihat otot-otot diwajah Adrian yang nampak menegang, oh apakah pria itu sedang marah?

Ex Brother in Law (Tamat)Where stories live. Discover now