Musibah atau Berkah

221 40 0
                                    

Kemaren Jumat lupa lagi mo up, maafkan,, gak sempet kukoreksi lagi,, tinggalin vote n komen yupp,.

🎞🎞🎞


Talita terdiam saat Salsa tak hentinya menangis karena sempat kehilangan dirinya.

"Bunda, Talita di belakang Bunda. Hanya saja tadi Talita sempat berbicara dengan seorang perempuan bernama Adara. Sepertinya usianya sama denganku. Dari tinggi dan wajahnya," terang Talita.

Tautan di alis Bunda Salsa terlihat jelas. Ia menoleh pada Bibi Huni seolah bertambah saja rasa khawatirnya. Bibi Huni hanya tersenyum seraya menggeleng pelan.

Berbeda dengan Talita yang meluruhkan bahu dan memutar bola matanya. "Dia hanya seorang kawan seperti Anina yang tak sengaja kutemui. Bedanya, Anina adalah makhluk yang cuma aku yang bisa melihatnya. Sementara Adara, aku yakin Bunda bisa melihatnya. Dia makhluk seperti aku dan Bunda." Talita menjelaskan dengan tertawa kecil setelahnya. Ia mengenang kawan bernama Adara. Dan berharap suatu hari bisa bertemu dengannya lagi.

"Nyonya Salsa, ada tamu yang ingin bertemu dengan Nona Talita." Seorang pelayan wanita menunduk menyampaikan informasi itu.

Memegangi dada dan mengembuskan napas berat. Tak lupa, Salsa memijit pelipisnya pelan.

"Bagaimana bisa Talita mempunyai tamu, sedangkan dia di sini saja belum dapat sepekan," ujar Bunda Salsa.

Baru saja akan menoleh pada Talita, putrinya itu sudah menghilang.

"Talitaaa!" pekik Salsa. Ia berlari ke depan mengejar putri kesayangannya itu. "Jangan temui seseorang tanpa orang di ...."

Belum selesai ucapan Salsa, Talita sudah menyuruh seorang gadis seusia anaknya itu ke dalam rumah. Tercekat pasti. Talita dan gadis itu saling berpelukan dan tertawa bersama.

Hendak mengucapkan kata jangan, tapi Talita berseru terlebih dahulu, "Bunda! Ini Adara!" Talita malah lompat kegirangan. Dan Salsa lebih tercekat lagi.

Tanpa Salsa sadari, uluran tangannya dicium oleh Adara. Salsa pasrah.

"Kamu siapa?"

"Hai, Tante, nama saya Adara Prasasti. Saya kawan baru Talita. Kami bertemu di pasar. Aku mencarinya kemaren sudah menghilang. Setelah kutanya pada sopir, ternyata dia anaknya Pak Beta," terang Adara.

"Bagaimana kau tahu kalau Talita, putriku, adalah anak Ayah Beta?"

Adara tersenyum sangat manis. Bahasa tubuhnya yang hangat penuh kekeluargaan itu sedikit membuat Salsa merasa lega dan tak perlu mengkhawatirkan banyak hal tentang keselamatan sang putri. Kepolosan gadis itu terlihat jelas. Bahwa gadis bernama Adara itu baik hati.

"Sopirku punya komunitas sopir pribadi para pengusaha. Dan kebetulan papa pernah diundang ke sini."

"Hubungannya?" Salsa gagal paham penjelasan Adara.

"Sopirku itu juga sopirnya papa. Dia mengenal sopirnya Pak Beta karena komunitas itu. Sopirku melihat Tante Salsa bersama Talita ketika di pasar. Ternyata Talita, kawan baruku ini terkenal cantik bak bidadari. Makanya waktu Adara mencari informasi tentang Talita, kawan yang kutemui di pasar, sopirku langsung tahu alamat Talita. Kan papaku pernah ke sini sama sopirku."

Bunda Salsa memegangi dadanya. Mendengar penjelasan Adara membuat otak kanannya berkeliling dunia rasanya. Ia melirik pada Talita yang menutup mulutnya karena tertawa.

Dan lihatlah, Bibi Huni yang sedari tadi terdiam dan berada di antara mereka ikut tertawa simpul. Benar kata Talita sewaktu di pasar tadi bahwa semua orang terlihat berbicara cepat dan berjalan cepat. Mungkin yang dimaksud adalah Adara. Dan sisanya adalah orang-orang di pasar itu.

Putri MisteriWhere stories live. Discover now