❄ D U A ❄

170 66 18
                                    

-Tadi kenapa datang lagi?
Sudah, kamu tidak wajib lagi disini.
Silahkan saja bawa bayang mu pergi.
Atau, kamu akan menetap disini?
Baiklah sini kupeluk dulu ragamu.-

°○°

Katanya jikalau kamu tertidur, lalu ada seseorang yang mampir di mimpimu artinya kamu atau seseorang itu sedang merindu. Tak jarang juga kehadiran nya terasa amat nyata.

Namun, lain hal nya jika tertunda.
'Byurrr' sejumlah air menghantam wajah gadis yang sedang asik tertidur.

"Aaaaaaaa... bocor bundaa... tolong... bocornya gede bangett." Dinda terus berteriak gelagapan

Tapi setelah terdengar suara cekikian dari arah belakang, Dinda menoleh.

Terlihat lah Abas membuka mulutnya yang sedari tadi di tutup karna menahan tawa. "Bwahahahahah. Lucu banget muka lo Ay. Persislah sama orang yang kebanjiran."

Dinda menatap geram abang nya. Lalu emosi nya terkuak begitu saja, "Abangggg reseee... bundaaaa... ihhh... pantat pancii, kutil kudaaaa." Dinda terus mengumpat mengenai kelakuan Abas

Tetapi, dengan asiknya abang rese nya itu malah meneruskan tawanya sambil berlari menuju kamar.

Dinda menghela nafas kasar, "Udah tua, tapi kelakuan masih aja begini. Nggak mikir apa kalo airnya masuk kehidung gue, terus pernafasan gue tersumbat. Bodoh!" Ucap Dinda sambil melepas sepatunya

Tiba-tiba terdengar lah satu suara, "Dinda sayang... kamu tuh nggak boleh loh ngomong gitu sama abang kamu."

Dinda melihat bundanya membawa ember lengkap dengan lap pel nya. Dengan sabar bunda menghampiri Dinda yang tengah meredam amarahnya.

Dinda menoleh. "Bundaaa... abang tuhh yang rese, ko Ayii yang di omelin sihh. Tauk ah, males sama abang sama bunda." Ucap Dinda kesal

Lalu tanpa sepatah kata lagi Dinda meninggalkan bunda nya yang sedang membereskan hasil kekacauan Abas.

Ghina ibunda Dinda hanya mampu menggelengkan kepalanya menyaksikan ulah kedua anaknya. Ia tak pernah mengganggap pusing kelakuan kedua anaknya itu. Karena setiap apa yang terjadi merupakan moment penting bagi Ghina, yang mungkin suatu saat nggak akan pernah terulang kembali.

°°°

Pernahkah kamu berfikir, kenapa bisa sebuah hantaman yang besar mampu menyajikan deretan warna yang indah? Mungkin enggak ya? Lain hal nya dengan Dinda, Ia sangat menyukai segala hal yang berada di langit. Biru pagi cerah, hamparan putih kapas, hangatnya jingga sore, pancaran sang surya ketika menembus kaca kamar, juga pantulan rembulan di tembok tengah malam, atau bahkan titik ujung lengkungan warna indah setelah turunnya hujan. Itu semua sering kali berada di benak Dinda.

Bayangkan saja, kamarnya telah menjadi gambaran semua itu.

Dimulai dari pintu bercat putih, yang mana bagian atasnya dipadukan dengan gumpalan awan kapas juga langit pagi berwarna biru cerah. Itulah warna kesukaannya.

Kemudian, begitu kamu masuk maka kamu akan melihat indahnya dunia baru yang dimiliki Dinda.

Tembok nya penuh dengan gambaran langit senja. Ketahuilah bahwa warna langit senja kan sering kali berubah. Kadang kala hanya menguning seperti padi, kadang kala bercampur jingga, bercampur merah, ungu, coklat kemerahan. Begitulah kiranya. Tetapi semua ada disana.

Kemudian ketika kamu mendongakkan kepala, kamu akan menemukan bagaimana perbedaan yang jelas ketika rembulan muncul menggantikan sang surya. Ribuan burung berterbangan tergantikan dengan jutaan atau bahkan milyaran induk bintang beserta anak-anaknya.

Gampang saja untuk menebak bahwa penghuni kamarnya akan betah berlama-lama disana.

Tapi enggak kok, Dinda bukan tipe cewek yang rela menghabiskan satu hari hanya untuk rebahan, hehe. Dinda justru nggak rela kalau harus melewatkan sunrise atau sunset ketika hatinya sangat ingin.

Tapi ada kalanya Dinda menghabiskan waktu seperti remaja pada umumnya. Membaca novel, menonton serial drama korea, atau karaoke lagu-lagu kesukaan nya.

Mungkin sore ini sedikit berbeda.

Selepas mandi Dinda mendaratkan bokongnya di pinggir ranjang sambil mendumel dan mengambil sebuah bingkai foto di atas nakas "Ah elah... kan tadi gue lagi mimpiin pangeran gue. Tapi malah diganggu, Abang mah rese." Diusapnya foto di bingkai itu

Beberapa menit dihabiskan hanya sekedar memandangi wajah seseorang di foto itu. Namun seketika Dinda tersadar "Haduh. Kenapa gue jadi mellow gini sih. Mending gue buat misi balas dendam buat si abang rusuh." Ucap Dinda tersenyum miring

Namun tiba-tiba.

Cklek...

Kepala Abas menyembul dari balik pintu. "Dek... maapin abang yaa.... kalo lo berniat balas dendam sama gue. Urungin deh niat jelek lo itu. Soalnya gue kesini mau ngajak lo jalan loh." abang berjalan kearah Dinda lalu mengelus surai nya lembut.

Dinda menghela napasnya pelan, "Huft... niat nya sih gitu. Abis abang ngapain sih bangunin aku dengan cara kayak gitu?! Aku kan capek nemenin abang jogging tadi."

Abas terkekeh ringan, "Yaelah Ay... lo cuman duduk doang disana. Kenapa lo capek bodoh? Jadi mau gak nih?? Sebagai permintaan maaf, lo gue traktir novel deh," melihat adiknya masih diam dengan muka ketus Abas kembali membujuknya- "Ayo lah Ayy... sayangg... honeyy..." Abas memperlihatkan puppy eyes nya.

Dinda langsung mendorong muka Abas "Najis! Jijik gue lihat muka lo begitu bang!"

Tanpa menunggu jawaban, Abas berseru dengan semangat. "Yesh! Makasih lho dek. Kuy ah, gue tunggu 15 menit di bawah. Lewat dari itu, traktiran novel hanguss. Babay adik manis." Ucap Abas sambil mengacak pelan pucuk kepala Dinda

Abas berjalan keluar kamar Dinda. Sesampainya diluar, Abas berhenti sejenak di balik pintu. "Maaf Ay... abang cuman khawatir sewaktu kamu tidur tadi. Kamu terus nyebutin satu nama itu. Padahal jelas aja dia udah nyakitin kamu." Gumam Abas

Sedangkan Dinda pun bergegas mengganti baju dan berdandan ala-ala kilat sambil bergugam, "Dasar memang perusuh. Padahal aku belum mengatakan 'iya'. Yasudahlah, lagi pula demi traktiran novel. Huaaa... novell... i'm comingg..."

Mohon dikomen kalau ada kekurangan♡

&

TERIMA KASIH SUDAH BACA💕

Abray (Slow Update)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz