Aletta berbalik. Dia menghela napas berat. Sungguh, dia selalu penasaran dengan kehidupan Alan dan Ara yang dipenuh misteri.

Mereka berdua sangat tertutup, tidak ada satu orang pun di sekolah ini yang bisa dekat dengan mereka dan tidak ada yang tau perihal kehidupan pribadi keduanya.

Aletta keluar kelas. dia mendapati Alex, Dodi, Rocky, Marcel, dan Seila tengah menunggu dirinya.

"Jadi, Ara kenapa?" tanya Alex.  Aletta hanya bisa menggeleng. Mereka bertujuh menghela napas secara bersamaan. Alan dan Ara yang penuh misteri selalu membuat penasaran.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima belas menit yang lalu. Kelas XII IPA 1 dengan sekejap berubah sunyi. Hanya ada Alan yang tengah menggendong Ara yang tertidur.

Mereka berdua mulai melangkah keluar kelas. Alan sengaja memilih untuk pulang di saat sekolah sudah sepi. Hari ini mereka berdua pergi sekolah dengan diantar menggunakan mobil. Itu lah alasan mengapa Alan menghindari banyak orang.

Ara menggeliat. Gadis itu mulai membuka matanya secara perlahan. "Alannn," suara serak khas orang bangun tidur pun terdengar.

Alan tersenyum, dia mengecup puncak kepala Ara lembut. "Princess akhirnya bangun juga," ucap Alan seraya tersenyum manis.

"Gue tidur lama banget ya? Turunin gue. Lo pasti keberatan." Ara berusaha turun dari gendongan Alan.

"Gak usah. Ini hari lo Princess. Jadi, biarin gue manjain lo." Ara menghentikan aksinya . Dia menatap mata Alan yang penuh dengan ketulusan.

Manik mata itu saling bertemu. Terpaut satu sama lain. Sehingga, waktu seakan berhenti sejenak. Mengurai segala pedih dan kenangan buruk. Kepedihan Ara pun seakan melebur bersamaan dengan terpaan angin yang berembus. Sungguh, tatapan mata Alan selalu menjadi obat terbaik atas setiap pedih yang dia rasakan. Tak lama berselang, lengkungan indah pun terbentuk di wajah mereka.

"Aden, Nona." Mereka berdua serempak menoleh saat suara yang cukup familiar di telinga mereka memanggil.

"Pak Rudi," ucap Alan dan Ara bersamaan.

Pak Rudi tersenyum ramah. "Tuan Roy bilang. Hari ini Aden teh disuruh bawa Nona Princess jalan-jalan. Dilarang membantah!" Ara dan Alan lantas tersenyum saat pak Rudi menirukan gaya bicara Roy di akhir ucapannya.

"Iya siap pak. Kita gak akan bantah kok. Iya kan Ra?" Alan meminta persetujuan Ara. Ara dengan cepat mengangguk.

Pak Rudi lagi-lagi tersenyum. Tingkah Alan dan Ara memang selalu menggemaskan. Pak Rudi bisa bilang begitu karena dia sudah bersama dengan mereka dari mereka bayi. Bahkan dia sudah menganggap mereka seperti anak sendiri.

"Ini den kunci nya." Pak Rudi menyodorkan kunci mobil membuat Alan dan Ara kebingungan.

"Loh kok kuncinya bapak kasih ke Arsal. Terus nanti pak Rudi naik apaan?" tanya Ara penasaran.

"Tenang aja Nona Princess. Bapak mah nanti pulang naik mobil yang baru selesai di service. Yaudah pak Rudi pergi dulu ya, buat Aden ganteng jangan lupa bikin Nona Princess bahagia." Nasihat pak Rudi sebelum pergi meninggalkan mereka.

"Tenang aja pak, Princess hari ini pasti bakalan bahagia," ucap Alan seraya menatap pak Rudi yang mulai menjauh dengan senyumannya.

Kini Alan beralih menatap Ara. "Udah siap buat seneng-seneng princess?"

Ara tersenyum manis. "Siap banget."

"Yaudah turun."

Ara menaikan sebelah alisnya, "Turun?" Ara membeo.

"Iya, lo berat banget, beneran dah. Lagian gimana bisa gue masuk mobil kalo masih gendong lo kan?" gerutu Alan.

Drama di mulai.

Ara dengan segera turun dari gendongan Alan. Dia mengerucutkan bibirnya, kemudian memalingkan wajah. Tetapi, smirk jail mulai terbentuk diwajah imutnya.

Ara mulai melangkah. Disusul dengan Alan dibelakangnya. Begitu terus hingga akhirnya Ara memutuskan untuk berhenti. Ara menoleh kebelakang. "Elo kok malah ngikutin gue sih? Bukannya ngejar terus minta maap."

"Lah, emangnya harus?"

"Iya lah, di drama-drama itu kalo cewe marah cowonya bakalan ngejar terus minta maap."

Alan berjalan mendekat. Dia tersenyum miring. "Kita kan gak pacaran."

Ara tersenyum senang. Dia melingkarkan tangannya dileher Alan. "Lo emang pinter Lan. Lo tau kalo gue suka bikin drama. Gue suka banget ngelakuin hal yang gak pernah dilakuin sama orang lain. Dan lo selalu ngerti apa yang gue pikirin."

Alan melingkarkan tangannya di pinggang Ara. "Cuma gue yang tau cara bikin lo bahagia. Karena kebahagiaan lo beda sama cewe mana pun."

Alan kini mulai mengangkat tubuh Ara. Selanjutnya ia memutar badan mereka berdua hingga mereka tertawa. Kemudian Alan dan Ara berlarian sambil bercanda. Hari itu. Alan benar-benar membuat Ara kembali ceria dengan cara yang bisa di bilang tak biasa.

***

Selamat malam, selamat istirahat.
Btw maap ya kalo part ini absurd. Jgn salahkan Alan dan Ara. Salahkan ke absurd'n gue aja.

Btw selamat menikmati /soksokngasihmakananbiardipuji 😂

ALANARA [ SUDAH TERBIT ]Where stories live. Discover now