[69] D-DAY

948 163 301
                                    

Harusnya aku minta seminggu buat me time, sekarang nyesel banget baru bisa brainstorming tiga detik yang lalu. Di depan kaca di kamar sambil merenung lihat bayangan diri sendiri. Hari ini casual banget gak kalau cuma pakai kaos dibalutin jaket jeans oversized terus bawahannya cuma jeans putih? Hari ini menor banget gak kalau pakai lipstik matte warna nude? Hari ini cakep gak kalau pakai blush on? AAAA PUSING BANGET PALA!!!! Salah Hoseok pokoknya, titik.

"Adeeeeeeek," nah loh, suara ibu negara terdengar nyaring, "itu Hoseok udah nungguin di bawah, kamu kok  lama bener?"

Mamah, itu cowok bentar lagi mau ngelamar aku terus jadi mantu Mama, ya Mama pikir aja????

"Iya!" sahutku kencang, lihat ke kaca sebentar lagi tapi buru-buru menyudahi karena kalau semakin lama yang ada semakin insekyur.

Biasanya, Kak Hoseok kalau gak nunggu di mobil, aku suka disamperin ke kamar sama dia, sekarang mendapati dia duduk di sofa sambil mengobrol sama Mama kok aku yang jadi gelisah sendiri? Biasa bar bar, terus tiba-tiba kalem gitu, kan aneh??? Aduh, sumpah ada yang bergetar tapi bukan vibrator. Aduh, segala sadar aku sudah di anak tangga terakhir pula, sekarang lihat-lihatan aku yang mau jatuhin diri di lantai, pura-pura keseleo terus gak jadi jalan-jalan deh. Gak kuat, jujur😭😭😭😭

"Kamu lama banget sih," sembur Mama saat aku ceritanya menghampiri mereka berdua. "Sana gih, keburu malem nanti."

Aku balas sarkas, "biasanya juga boleh tengah malem diajak jalan."

"Lagian pacarannya sama tetangga."

Kok jadi ngatain gitu sih???????

Sayangnya, Kak Hoseok memberhentikan cek cok aku dan Mama sedetik selanjutnya, tangan kirinya mengamit tanganku lalu tangan kanannya minta tangan Mama buat salim. "Mah, anaknya dipinjem dulu ya. Nanti aku kasih makan, tenang aja."

Aku juga ikutan salim sama Mama sebelum berangkat sama Kak Hoseok (yang tangan aku masih digandeng) lalu baru sampai ujung pagar rumah, Kak Hoseok menengok ke aku, nyengir, "Sore, cantik."

"Sore, Kak Hoseok." Merutuk-rutuk dalam hati, aku gak tahu lagi ini salah siapa sebenarnya, salah Kak Hoseok yang terang-terangan membeberkan rencana hari ini, atau salah aku yang masih kegeeran jadinya nervous gak penting? Capek😭😭

"Tegang amat sih?"

"Gara-gara kamu."

"Emang aku kenapa?"

"Gantengnya kelewatan," jawab aku asal, eh tapi emang ganteng sih. Kayaknya rambut dia juga lebih bagus? Cokelatnya jadi lebih kelihatan? Kemeja motif bintang-bintangnya juga bagus? Haha. Mampus ah.

Sehabis kita masuk ke dalam mobil dan Kak Hoseok sudah otak-atik mesinnya (bermaksud mau dinyalain mobilnya), aku menetralisasikan diri untuk membuang pikiran dari segala penjuru hingga pojokkan, hingga sela-sela otak, biar aku menganggap hari ini sebagai hari biasa dengan si Kak Hoseok. Duh, biasanya ngapain sih kalau sudah masuk mobil?

"Seatbelt, Yang."

Aku otomatis mengangguk, "Oh iya bener."

Sekarang, mobilnya sudah keluar pekarangan rumah, dia putar-putar setirnya, aku gak ngerti cara bawa mobil jadi aku cuma lihatin tangannya yang ulet. "Kamu mau ke mana dulu?"

"Kamu kan yang ngajakkin aku jalan, masa gak tahu mau ke mana?"

"Aku udah ada rencana, tapi bukan sekarang, nanti." balasnya. "Kamu udah makan belum?"

"Tadi udah sih."

"Mau ke janjiw? Ngopi?"

Aku menggeleng. "Aku kemaren udah minum kopi banyak, nanti kafein ah, gak mau." tolakku halus. "Kamu mau ngopi? Yaudah beli aja."

[SUDAH TERBIT] sore, hoseok !Kde žijí příběhy. Začni objevovat