[67] geer sm curiga, apa bedanya?

818 159 116
                                    

Setidaknya ada 12 kali dalam sehari aku berasumsi (baca: kegeeran) tiap kali jalan sama yang namanya Hoseok. Sumpah. Maksudku, aku lega, dia sudah berani bicara soal anuan lagi semenjak waktu kita balik dari acara nikahan sepupunya itu. Lega banget, aku gak usah jelasin pakai segala wajah merah bagai kepiting merah direbus atau seperti buah tomat direbus yahuy yahuy, kalau aku sebenarnya sudah berada di fase; yaudah as long as I'm with you, married its ok, I guess? Pokoknya itu. Maksudnya, kayak, iya, iya, iya, ready dah au ah malu.

Semenjak sunmori beli nasi uduk itu, dia rada mengungkit lagi 😔👉👈 dengan catatan dia tidak nyaru sama rumput pekarangan rumahnya setelah tiga detik dia bilang, "Yang semalem aku enggak bercanda, hehe." sialan banget segala haha hehe hihi, enggak tahu apa orang yang diajak bicara bentar lagi lumer? Rasanya mau aku masukkin ke Madrasah Ibtidaiyah Negeri yang ada di dekat komplek itu tuh, biar dia buka buku paket akidah akhlak.

Bicara soal itu, iya, ya gitu, suka malu tahu gak. Pernah nih ya, sekali, aku lagi jalan sama dia terus tiba-tiba gak ada angin atau hujan, Kak Hoseok jongkok, bersimpuh satu kaki ala ala, aku yang lagi adem ayem, tiba-tiba nswknxkwndjwjsiwjsiwjjsjxksjxksk lam... LAMARAN SEKARANG?????? Aku tutup mulut, liatin dia dari atas, tapi dia gak dangak-dangak, pas aku observasi lagi ...

Doi ngiket tali sepatunya yang kendur.

Wah anjir.

Semenjak peringatan anuan dari Kak Hoseok, aku sering gelisah, hal-hal kecil suka aku perhatiin, kayak pas lagi makan di KFC pun aku jadi 500% lebih sensitif sama nasinya, karena takut dimasukkin cincin sama dia. Alhasil, untuk mengurangi kecemasan takut ketelan atau kesedak sampai meninggal, aku pijetin dulu nasinya. Ketahuan sama Kak Hoseok, dia perhatiin, dengan polosnya bertanya, "Kamu mau bikin nasi penyet, ya."

Pokoknya salah elo, Hoseok.

Berkat dia juga, aku semingguan ini lebih suka minum air putih daripada minuman berwarna, supaya dia gak ngide buat celupin cincinnya ke dalam minumanku.

Berani menolak es krim restoran yang bentuk krim, sekarang lebih suka es krim batangan yang tiga ribuan.

Satu-satunya yang membuat aku paling nyaman adalah makanan di rumah karena mama tidak akan menyelupkan hal semacam cincin di sayur bayamnya dan di telur ceploknya.

Sepertinya puncak kehaluan aku adalah saat terakhir jalan sama Kak Hoseok, lagi nge mall saja seperti biasanya, terus dia ketemu sama temannya yang belum pernah aku lihat, segala tos ala-ala hip hop, dan aku tiba-tiba panik lagi. Mikir yang enggak-enggak, kayak, haha, gak mungkin kan Kak Hoseok ikutan acara Suprise yang ada di TV terus nanti orang-orang flashmob terus Kak Hoseok nyanyi, daaaaannn dengarlah sayangkuuuuuu, aku mohon kau menikah dengankuuuuuuu sambil joget-joget. Aku tahu sih dia ikut ukm modern dance, pasti gak bakal malu-maluin amat tapi masuk TVnya yang bikin malu-maluin???? Aku parno, mata lirik samping kanan, kiri, depan, kalau bisa mutar mata ke belakang, aku lakuin deh.

Kehaluan itu berakhir dalam hitungan detik sebenarnya, "Yang? Kamu ngelamun? Ini eh, aku mau ngenalin temen SMA aku dulu."

Jadi, ya, oh. Problematik sekali hidupku.

Sekarang sulit untuk mendefinisikan ngapel bersama Kak Hoseok kalau pikirannya suka kemana-mana, tidak menentu, tak ada arah, menantang adrenalin sih lebih spesifiknya. Chitato banget deh, life is never flat.

"Aku mau bilang sesuatu," ujar Kak Hoseok memecah keheningan sejenak. Iya, ini, lagi ngapel, maksudnya, ya apa sih, dia lagi main ke kamar aku habis pulang dari kantor. Setor muka, kan, ya, kayak biasanya. Tapi, sumpah, kepala aku berisik banget.

[SUDAH TERBIT] sore, hoseok !Where stories live. Discover now